26

24.5K 1.6K 83
                                    

Okey jadi baik, kita lanjut walaupun gak ada yang suka dan vote cerita aku. Yah aku tetap lanjutin aja. Tapi jujur sedih banget sih..
Huhuhuhu..

__________________

Setelah mengantar mama ke bandara pagi jam 04:00. Aku pulang kerumah untuk bersiap-siap kesekolah. Dan sesuai yang mama katakan kemarin, Bella akan menemani aku selama mama di London.

“Ra. Rambut gue udah keren kan ya?”

“Hum”

“Ra. Pinjem tas”

“Hum”

“Ra. Sepatu lo yang ini gue pinjem juga ya” aku memutar bola mata jengah, karna tanpa persetujuan akupun tetap dipakai.

“Udah deh. Ngak usah so so-an pinjem. Biasanya juga langsung pake”

“Gue udah berubah kali Ra”

Aku memutar bola mata.“serah lo aja deh Saodah. Sekarang berangkat. Gue ngak mau telat” ucapku lalu keluar dari kamar menuju meja makan. Sedangkan Bella masi sibuk berdandan.

“BYE BEL. GUE DULUAN. LO JALAN KAKI AJA YA” teriakku ketika Bella belum turun untuk sarapan. Kebiasaan leletnya lagi kambuh jadi harus memakai ancaman agar dia tidak banyak protes.

“YA AMPUN JAHAT BANGET” teriak Bella sambil berlari menuruni tangga lalu menghampiri aku yang sedang sarapan, setelah selesai sarapan aku dan Bella berangkat di antar pak Imam.

Dalam perjalanan. aku benar-benar pusing dengan ocehan Bella yang melihat folowers instagramnya yang bertambah satu.

Oyah satu lagi kebiasaan Bella yang belum aku beritau. Dia akan tertawa terbahak-bahak sambil mengoceh jika folowersnya bertamba satu dan berteriak histeris sambil mengabseb nama-nama hewan jika Folowernya berkurang satu. Gila? Iyah dia memang gila.

“Udah sampe Maimuna. Turun” ucapku lalu turun di ikuti oleh Bella yang terkekeh dibelakangku.

Aku dan Bella mengucapkan trimakasih kepada Pak Imam setelah itu kami berjalan melewati Koridor sekolah yang suda mulai ramai.

“HALLO, HAY. SAHABAT-SAHABATKU YANG TERKECE DAN TERMANIS TAPI LEBIH MANISAN GUE” teriak Anisa yang sudah berdiri di antara aku dan Bella. Aku dan Bella saling menatap lalu menggeleng kepala secara bersamaan.

“Lo ada kenalan yang bisa Rukiyah gak Bel?”

“Ada”jawab Bella lalu beralih menatap Anisa yang sedang bengong.

Bella menepelkan telapak tangannya di dahi Anisa dan tangan satunya menahan kepala belakangnya.

“Siapapun di dalam tubuh temen gue. Keluar lo!! temen gue emang udah gila. Jadi jangan buat dia tamba gila” Mulut Bella berkomat-kamit seperti membaca mantra membuat aku tertawa dan beberapa siswa lainnya menatap kami. Setelah itu Bella melepas kepala Anisa.

“Temen kampret emang” umpat Anisa lalu kami kembali tertawa bersama. Bahagia itu sangat sederhana yah teman-teman!!

“Ini nih cewek kaku sok cantik” Ucap Reli yang tanpa kami sadari suda berdiri didepan kami bersama Vivian. Aku menghela nafas menahan diri untuk tidak menonjok wajah menyebalkan mereka.

“Iyah cewek yang nempel sama Naro, kegatalan apa gimana sih” timpah Vivian yang tersenyum sinis tetapi terlihat mejijikan bagi aku.

“Situ siapa ya? minggir deh. Ngerusak pemandangan ajah” ucap Bella tak kalah sinisnya.

“ngerusak pemandangan? Eh gak punya cermin kali jadi ngak bisa ngaca” Vivian menatap Bella tajam. Kulirik Bella disampingku juga sedang mengeluarkan wajah tengilnya.

Ayara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang