22

24.8K 1K 44
                                    

Sejak dulu maupun sekarang, UKS adalah tempat nyaman saat aku seperti ini, walaupun UKS tidak mempunyai obat untuk perasaanku saat ini, tetapi tetap saja aku menyukai berada di dalam, menyukai ketenangannya mungkin.

Aku berbaring menutup mata, memikirkan bagaimana dulu aku bisa sebodoh itu, sesekali aku tersenyum miris lalu berdecak kesal saat bayangan kedua sosok yang aku percayai diam-diam menjalin hubungan dibelakangku, sangat sakit rasanya, tetapi saat Ini rasanya tidak terlalu menyakitkan.

"lo sakit apa?" Suara seseorang di balik tirai yang juga sedang berbaring.

Aku membuka sedikit tirai "ngak sakit, Lo?"

"ngikutin lo"

Aku yang sedang menatap atap langsung beralih menatapnya untuk memastikan apakah dia sedang melucu atau tidak dan menurutku kali ini tatapanya menunjukkan kalau dia jujur. ah entah, aku cuma menebak.

Aku terkekeh "dasar kurang kerjaan"

"Bagi gue nemenin pacar yang lagi galau itu kerjaan kok"

Aku sedikit tersentak dengan ucapanya lalu berpura-pura tidak mengerti "maksud lo?"

Dia menggeleng "istirahat gih, maaf ganggu, gue cuma mau liat lo dari dekat aja hari ini"

"Gue ke kantin dulu" pamitnya lalu langsung beranjak pergi.

Aku tersenyum sambil menggeleng kepala menatap dia keluar "sejak kapan dia bisa segombal itu"

Aku kembali menutup mata kali ini dengan senyum yang tidak bisa kumengerti, aku bisa merubah mood dalam waktu sekejap, aku yang baru saja merasa buruk menjadi tiba-tiba baik, tetapi apa sebabnya?

"Ais" aku membuka mata disaat seseorang membuka tirai tempatku berbaring.

"Gue bawain jus alpokat"

Aku mendudukan diri lalu menerima jus itu "Thanks Ro" ucapku yang dibalas dengan anggukan sambil mengambil tempat duduk di kursi samping tempat tidurku.

Dia menempelkan telapak tangannya didahiku "ngak panas kok"

"Sorry gue ganggu waktu lo"

Aku terkekeh "sejak kapan lo bisa merasa bersalah gini? Biasanya juga masa bodoh" cibirku.

Dia mengacak rambutku "sejak gue kenal lo"

"Is gembel"

"Gombal Araya"

Aku tertawa "semau gue mau ngomong apalah"

"Massa ada gembel seganteng gue"

Aku berdecak "Mulai deh mulai"

"Faktanya emang ganteng"

"Iyeh kalau diliat lewat lubang sumpit"

Dia berdecak "sumpit ngak ada lubang Ara"

Aku menahan tawa "kalau ngak ada berarti ngak ganteng"ucapku lalu tertawa membuat dia berdecak sambil mengacak rambutku.

Aku menatapnya lekat "Mungkin esok, lusa, atau nanti gue bakalan benar-benar cinta sama lo "batinku

"kenapa liatin gue kaya gitu?"

Aku menggeleng tetapi masi menatapnya "pengen aja"

Naro memalingkan wajahnya "ish malu-maluin tau ngak" aku langsung tertawa melihat wajahnya yang memerah, sepertinya pembalasanku berhasil dan aku suka melihatnya memerah seperti bayi yang lucu.

"Benar kata Bella, ngapain gue liat kebelakang kalau didepan gue ada yang lebih pantas"batinku

"Ntar pulang sama siapa?"

Ayara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang