42

23.5K 1.1K 69
                                    

Makasih yah buat yang ngucapin HBD dan bagi yang memberi doa.

Makasih guys. Love u.

______________________

Naro mengacak rambutnya frustasi, ke empat temannya duduk sambil menatap ke arahnya. wajah Naro terlihat kusut, dia menyesal karena membentak Ara, dia benar-benar merasa bersalah saat ini.

“Gila. Si Putry benar-benar jago banget ektingnya” Dio menggeleng kepala.

Mereka suda mengetahui bahwa Putry hanya berpura-pura saat mereka tak sengaja berdengar Putry dengan kedua temannya yang sedang merayakan kemenangan Putry. Naro suda memperingati Putry untuk tidak mengulangi hal bodohnya lagi, dia juga suda memberitahu bahwa dia sedang dekat dengan Ara. Dan juga, dia sedang berusaha memperbaiki hubungan mereka berdua yang sudah renggang sejak waktu itu.

“Lo masi gak mau jujur kalau lo udah tau semuanya?” Tanya Arel

Naro mengangguk “Gue mau denger dia yang cerita semuanya. Gue mau dia percaya sama gue”

Dhafa terkekeh “Lo aja gak percaya sama dia. Lah gimana dia percaya sama lo” ucapnya membuat Naro mengeram frustasi.

“Gue harus gimana?” Tanya Naro lemah sambil menyandarkan tubuhnya disandaran kursi.

“Minta maaflah bego” ucap Rio

“Kalau dia gak mau maafin gue gimana?” Naro mengusap wajahnya kasar.

“Lo semenjak jatuh cinta jadi bego banget, biasanya juga yang paling bego Dio” ucap Dhafa yang di hadiahi jitakan dari Dio.

“Mulutnya, suka bener yah” Ucap Dio membuat semua terkekeh terkecuali Naro yang sedang memikirkan bagaimana caranya meminta maaf kepada Ara. Dia tau Ara tidak akan marah kepadanya, tetapi bagi Naro, lebih baik dia marah dari pada dia memasang senyumnya yang jelas-jelas membuat Naro semakin sakit dan merasah bersalah.

“Kalau lo tau lo salah, yah minta maaf, gak di maafin yah berjuang. Kalau gak dimaafin lagi yah mungkin Ara emang gak suka sama lo dan udah enek banget sama sifat bunglon lo itu” Arel menggeleng kepala “Baru aja tadi pagi romantis-romantisan, sekarang udah kaya kucing sama tikus aja”

Naro bangkit berdiri “Gak. Ara harus suka sama gue, dia harus tanggung jawab udah buat gue sejatuh ini” ucapnya datar.

Dio terkekeh “Kalau lo bisa. Tapi kalau gak bisa, siap kecewa yah bossku”

“Tunjukin aja wajah ngemis lo yang paling sedih” Dhafa terkekeh “Biar anak geng motor dia juga baik banget bro, cantik apalagi. Idaman dah pokoknya”

Naro menatap Dhafa tajam “Brani lo nikung, siap mati aja lo”

Ke empat temannya terbahak menatap Naro yang sedang memasang wajah cemburunya, dia cemburu tanpa mengingat status mereka yang sebenarnya.

“Gue gak mungkin kaya Gilang” ucap Dhafa. Naro mengacungkan jempol lalu berlalu keluar dari kelas, rencananya kali ini untuk menemui Ara dan meminta maaf, memang tidak mudah tetapi dia akan berusaha, demi Ara dia mau mengucapkan kata maaf dan menulis kata mengejar dalam hidupnya.

                   ***

Setelah aku keluar dari ruang BK karena masalah Putry, aku langsung menuju ke kantin untuk makan sambil memikirkan kenapa Naro seperti itu padaku? Kenapa juga Putry bisa pinsang hanya karna aku mendorongnya sangat pelan.

“Woi. Ngelamun aja lo” Bella menyentil dahiku.

Anisa dan Bella duduk disampingku sambil membawa makanan. Aku melirik mereka malas, lalu lanjut menikmati makan siangku.

Ayara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang