47

21.2K 1K 43
                                    

Setelah keluar dari ruang komite, aku disambut pelukan dan pertanyaan-pertanyaan dari Bella dan Anisa, sedangkan Naro dan lainnya hanya diam menunggu aku menceritakan hasil komite.

“Gimana-gimana? Hasilnya?” Tanya Anisa dengan suara cemprengnya

“Iyah kepo gue. muka lo kenapa dari tadi di tekuk? Lo dinyatakan bersalah yah?” Bella menggeleng kepalanya lalu bertolak pinggang “Wah ini gak bener nih, harus demo kita kalau gini terus, sekolah gak adil kalau kayak gini”

“Hei Anabela. Lo bisa diam gak? Gimana Ara ngejelasinnya kalau lo mencak-mencak kaga ada berentinya” Dio menegur Bella.

Saat Bella ingin menjawab. Bisma muncul dari ruang komite dan Bella langsung terdiam dan menunduk, wajahnya yang semula kesal terlihat berubah menjadi sendu membuat Naro dan yang lainnya menatap heran kea rah Bella, sedangkan aku menepuk bahu Bella sejenak untuk membuatnya tenang.

“Carla” Bisma memanggil Bella dengan panggilan yang masi sama. Bella Carlandre. Yah itu, Bisma selalu memanggilnya Carla dan saat ini, Bella sedang berdiri mematung.

“Cewek bar bar ketemu pawangnya” ucapku terkekeh.

“Ra gue pinjem Carla bentar” Ucap Bisma lalu menarik tangan Bella yang masi terdiam menjauh dari kami. Aku dan Anisa terkekeh sedangkan yang lain hanya diam, mungkin pura-pura mengerti atau sedang menebak-nebak.

“Mantan Bella” ucapku dengan kekehan membuat semua mengangguk, lalu kembali terdiam dan menatapku.

Naro mengusap kepalaku “Hasil rapat komitenya gimana?” tanyan Naro.

“aman sih tapi emosi gue naik” ucapku lalu mengambil permen dan memasukkannya di mulutku.

“Karna Gilang sama Putry?” Tanya Anisa.

Aku mengangguk “ iyah. Gak nyangkah sih Gilang sejahat itu sama gue. prasaan gue gak perna kasar atau nyinggung perasaan dia. Gila, pen nonjok aja tu muka munafiknya”

Naro menyentil dahiku “Sabar. Kasian abang sama mama ngadepin masalah lo mulu” ucapnya membuatku berdecek sambil mengusap dahiku.

“Mesraan aja kerjaan lo berdua. Buru cerita, kepo nih gue” ucap Stev sambil melipat tangan kedada. Aku menatap Dhafa tajam lalu menendang kakinya.

“Mau mati ya lo” geramku membuat semua terkekeh

“Udah ah. berantem mulu. Buru ceritanya” ucap Anisa.

Fleshback

Semua guru suda berada diruang komite, dan yang membuatku terkejut adalah Gilang dan Putry adalah penyebab semuanya. Jujur aku sangat emosi saat mengetahui kemunafikkan Gilang. Se orang ketua osis yang selama ini baik didepanku ternyata diam-diam menaruh dendam dihatinya. kenapa dia membenciku ?. Sialan.

Setelah kepala sekolah berbicara dan guru lainnya berbicara, aku di persilahkan untuk menceritakan ulang kejadian dulu, setelah itu, pengacara mama berbicara dan menunjukkan bukti-bukti.

Sepanjang aku menjelaskan masalah dulu, nyokap Bisma terus menangis, hingga untuk terakhir kalinya aku di persilahkan untuk berbicara lagi.

Aku bangkit berdiri, kedua tanganku saling meremas lalu berbicara “Om, tente. Ara minta maaf jika om dan Tante masi menganggap Ara adalah penyebab kematian anak tante dan Om, tapi tolong percaya, Ara gak perna melakukan hal sekejam itu. okey Ara jujur, Ara sedikit tidak menyukai sikap Lisa yang selalu memperalat kekayaannya sebagai anak pemilik sekolah dengan membully siswa lemah lainnya.Bisma juga tau Ara dan Lisa tidak perna akur” aku menghela nafas sejenak “Tetapi apakah belum cukup cctv yang menjadi bukti dari semuanya?. Kalau memang om,tante dan juga Bisma masi membenciku karna kecelakaan itu, Ara tidak bisa apa-apa. Ara terima walaupun itu hal yang tak seharusnya aku dapatkan, karna disini Ara adalah korban yang sebenarnya. Hanya saja Lisa terjebak dalam perminannya sendiri” aku melirik mama dan Bang Dikki sejenak lalu memberi hormat dengan menunduk lalu berdiri tegak kembali “Dari sekian banyak maaf yang Ara ucapkan dari dua tahun ini. Sekali lagi dan terakhir kalinya. Ara memohon maaf yang sebesar-besarnya” tangis kedua orang tua Bisma pecah. Aku duduk kembali sambil mengusap mataku yang suda mulai berkaca.

Akhirnya aku bisa mengungkapkan semuanya, akhirnya bebanku berkurang. Dan semuanya akan hilang ketika aku mempunyai keberanian bersiarah ke makan Lisa, dan itu butuh keberanian yang ekstra.

Nyokap Bisma mendekat ke arahku lalu langsung memeluk, dan itu membuat air mataku jatuh. Jujur aku bahagia sekagus sedih Karena masalahku suda selesai, tetapi aku sedih melihat orang tua Bisma dan Lisa yang selalu menangis.

Bisma mendekat ke arah kami lalu menepuk bahuku “Maafin keluarga gue yang udah perna nyalahain lo”ucapnya. Aku mengangguk lalu memeluknya sejenak “i'ts okey” aku tersenyum “Btw, gue kangen sama lo. Udah makin cakep aja, gue curiga ni lo oplas” ucapku membuat semua diruang terkekeh. Sedang Bisma menjitak kepalaku.

Aku mengusap air mataku “Gue bakal lebih seneng kalau punya keberanian ke makam Lisa” ucapku

Naro mengusap pipiku dan menggenggam tanganku “Kalau sekarang belum siap, nanti ajalah, yang penting sekarang udah bisa maaf-maafan sama sahabat dan kedua orang tuanya. Kalau nanti udah siap, gue temenin” ucapnya lalu tersenyum manis ke arahku.

“wedeih romantisan mulu. Lo berdua kenapa gak balikan aja? nyaman sama hubungan tanpa status ini?” ucap Anisa membuat aku dan Naro terdiam, sedangkan yang lainnya terkekeh.

“Sama gue aja. Dijamin bahagia” ucap Dhafa santai membuat Naro menatap tajam ke arahnya. Sedangkan aku hanya menggeleng kepala. Dasar, Kedua cowok ini tidak perna akur.

_____________

Follow ig :meluksendi

Ayara (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang