Naro dan teman-temannya sedang duduk dikantin sambil bercerita. Sesekali mereka menertawakan Dio yang selalu menganggu cewek siapa saja yang lewat didekatnya.
Entah sampai kapan cowok humor itu merubah sifat play boynya. bahkan sekarang dia sedang berpacaran dengan Reli, salah satu sahabat Putry dan masi ada lagi beberapa kaka kelas serta adik kelas yang dia pacari secara diam-diam.
“Gue lapor ya lo di Reli kalau masi jelalatan” ucap Dhafa
“Lapor aja. Putus yah putus” jawabnya santai sambil memasukkan makanan di mulutnya.
“Lo gak beneran suka sama Reli?” pertanyaan Arel dijawab anggukan oleh Dio membuat teman-temannya memutar bola mata jengah.
“Nikmati masa mudah” ucapnya
“Sekalinya dapat karma mati lo” ucap Dhafa sambil melirik Naro yang sejak tadi hanya terdiam. se malam dia ikut balapan lagi. Kebiasaan seorang Naro di saat sedang ada masalah.
“Si Ara Mantan Naro” ucap Dio, membuat Naro mengangkat kepala dan melihat Ara dan kedua temannya yang sedang duduk sambil bercerita. Cewek berkaca mata itu terlihat capek dan berkeringat. mata sembab yang di tutupi dengan kaca mata itu tetap terlihat membuat Naro meringis namun tatapannya tetap tertuju pada Ara.
“Gue dengar-dengar dia sama Stev di hukum karna telat. Kelihatannya mereka dekat” ucap Rio membuat Naro mendengus dan beralih menatap Rio.
“Kapan?”
“Tadi pagi. Kenapa? Lo cemburu? Cukup ingat aja kalau lo sama dia udah putus dan bahkan dia benci banget sama lo” ucap Dio membuat Naro memasang wajah kesalnya dan melanjutkan acara makannya, namun belum lama, Dio berbiacara lagi.
“Noh. Ntu bocah setau gue kagak perna masuk kantin. Sekarang udah di sana aja” ucapnya sambil menatap Stev yang berjalan menuju meja Ara dengan makanan yang berada di tangannya.
“Sialan” Umpat Naro lalu hendak bangun dan ingin menghajar Stev yang merupakan musuhnya dari dulu, namun tertahan karna Putry suda berada didekatnya sambil memegang tangannya.
“Aku temenin makan yah” ucap Putry manja sambil menarik Naro ke meja yang kosong. Teman-teman Naro hanya bisa menggeleng dengan Naro yang selalu memanjakan Putry dan bahkan mereka tidak bisa menebak siapa sebenarnya yang Naro cintai.
Sebenarnya yang play boy disini siapa. Naro atau Dio?
***Setelah menerima hukuman, aku masuk ke kelas untuk menemui kedua curut kesayanganku. Mereka terlihat kesal denganku yang telat dan alhasil mereka tidak mendapat contekan matematika dariku.
Setelah mendapat ceramah dari mereka. Kami memutuskan untuk ke kantin dan sebagai permintaan maaf aku akan mentraktir mereka. Aku Cuma bisa menggeleng kepala. Untung sahabat, kalau tidak. Sudah ku basmi.
“Lo kenal Stev?” Tanya NisaAku menganggukkan kepala.
“Dia itu biang rusuh dan gue denger-denger dia sering banget adu jotos sama Geng Naro” Ucap Bella membuat aku mengankat kepala menatap Bella.
“Lo ingat gak. Setiap kali Naro babak belur disekolah?” aku mengangguk “lawannya yah si Stev anak IPS itu”
Aku mengangguk lalu melanjutkan acara makanku. Membicarakan Naro tidak cukup menarik untuk saat ini. Sebaiknya aku berhenti mendengar namanya agar semuanya tetap tenang termasuk hatiku.
“Lo nangis semalaman?” Tanya Anisa.
“Gue rasa itu wajar” jawabku
“Lo gak Rencanain buat deket sama Stev dan balas dendam kan Ra?” Bella menatapku “Stev itu anaknya Misterius Ra. gue gak mau lo terjebak di dalamnya”
“Gue bahkan gak perna berfikir kesana. Udah ah jangan ngaco” jawabku kesal. ada-ada saja Bella menuduhkan akan melakukan hal serendah itu.
Anisa menyenggol lenganku “Ra. itu Stev gak sih? Dia kesini coy” ucap Anisa membuat aku dan Bella menatap ke arah pandangan Anisa.
“Gila. Diakan gak perna masuk kantin” ucap Bella membuat aku mengangkat bahu asal dan memasukkan makanan di dalam mulut. Bodo amat sama Stev dan semuanya. Yang penting saat ini aku makan dan masuk UKS. Ah aku suda tidak sabar untuk rebahan.
“Hei Ra. Boleh duduk gak disini” Ucap Stev dengan senyum manisnya. Yah yah, senyumnya manis juga.
“Duduk aja” jawabku santai
“Lo katanya gak perna masuk kantin? Kenapa sekarang lo disini” ucapku sambil menguyah makanan “Lo juga cukup terkenal” aku terkekeh lalu melirik Bella dan Anisa yang menunduk tetapi sesekali melirik Stev.
“Maybe” jawabnya.
“Lo cakep juga yah. Sampai-sampai temen gue jadi jaim didepan lo” ucapku membuat Bella dan Anisa menatapku dengan tatapan tajam. Sedangkan Stev terkekeh dan langsung mengacak rambukut.
“Hay. Salam kenal ya” ucap Stev menyapa Bella dan Anisa.
“i-iyah kak” jawab mereka bersamaan dengan senyum manis.
“Ra. itu Naro sama Putry” bisik Bella.
Aku meringis dan tersenyum kecut saat pandanganku terjutu pada Putry yang duduk manja disamping Naro. Sesekali dia memnyuap Naro. Naro juga terlihat biasa-biasa saja. sepertinya dia sama sekali tidak memikirkan aku. Kenapa sesakit ini mengetahui bahwa Naro tidak perna memikirkan aku.
“Gue duluan yah guys” ucapku lalu berjalan keluar dari kantin.
“Gue juga duluan yah” Ucap Stev lalu menginkuti aku yang berjalan menuju UKS. Sial, kenapa kenyataannya sesakit ini. Dengan kasar aku menghapus air mataku yang lagi-lagi jatuh. Aku benci perasaan ini. Sampai kapan aku seperti ini, terpuruk sendiri sedangkan yang membuat aku seperti ini terlihat biasa saja.
“Argg..”aku merebakan tubuh dan menghapus air mataku lagi sambil menutup mata.
“ekhem”
“Lo ngapain kesini?”
“Ngikutin lo” Stev berbaring dengan tangan di lipat kedada.
Aku mendegus lalu menatapnya tajam “Gak usah sok akrab”
“Mau gimana lagi. Gue emang gini orangnya” jawabnya lalu duduk di kursi
“Ternyata asli lo kaya gini. Pantasan aja lo musuhan sama Geng naro” aku memukul mulutku yang sudah kelepasan menyebut Naro didepannya. aku takut jika dia tiba-tiba marah saat aku menyebut musuhnya itu.
Dia terkekeh sejenak “Lo tambah cantik kalau gak pake kaca mata” ucapnya lalu melepas secara tiba-tiba kaca mata yang kukenakan dan dalam sekejam kaca mataku melayang mengenai tembok. Aku terkejut sekaligus marah, dengan tatapan tajam aku bangun dan langsung meninju wajahnya. Aku benar-benar tidak abis pikir dengan apa yang dia lakukan.
Dasar cowok nyebelin !!
“Ternyata pukulan lo dasyat juga untuk ukuran cewek” ucapnya terkekeh dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah “Bidadari Geng Alex cukup kejam juga” aku terkejut namun karna emosi yang meluap. Aku melayangkan satu tinju lagi.
“Jadi ini maksud lo tiba-tiba masuk kantin dan duduk depan gue?” aku tersenyum sinis “Siapapun yang nyuruh lo. Gue gak takut” ucapku lalu melangkah ingin keluar dari Uks namun langkaku terhenti saat dia kembali tertawa.
“Apa lo percaya kalau gue Sepupu Alex?” ucapnya membuat aku membalikkan badan dan berjalan ke arahnya. Aku mendekatkan wajahku ke wahanya dengan tatapan tajam dan dalam sekali dorongan dia terduduk di atas kursi
“Bangsat” umpatku lalu keluar dari Uks dengan wajah kesal. bisa-bisanya dia mengaku sebagai sepupu Alex, apa dia sedang mengadu domba kami dengan tingkah menyebalkan itu. Alex tidak mungkin mempunyai sepupu seperti dia.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayara (END)
RomanceAku Ayara mantan bad girl, sekaligus cewek yang di anggap kaku oleh sekian banyak orang di SMA Karya Harapan, bagaimana mereka tidak menilaiku seperti itu, sejak masuk SMA, aku merubah penampilanku dari yang swag menjadi kaku karna pengalaman burukk...