[01]. LUMINESCENCE

36.2K 1K 1
                                    

Happy reading!!

***

BUGH!!!
BUGH!!!
BUGH!!!
BUGH!!!

"BANGSATT!! DIMANA DIA SEKARANG?!!" deru nafas Zevesh tidak beraturan, dengan sekali hentakan laki-laki bernametag Arthur Kingorion.B. Itu kini telah berada tepat di depan wajah tegasnya. Dicengkramnya kerah Arthur dengan kuat hingga pasokan oksigen disekitarnya terkuras.

BUGH!!

Arthur menendang perut Zevesh hingga terpental menubruk kerasnya tembok, "BAJINGAN!!! GUE NGGA TAU BANGSAT!! APA PEDULI LO, LO CUMAN PARASIT!!!"

"SHIT!!" Zevesh perlahan berdiri dengan gaya angkuhnya, dia menjilat sudut bibirnya yang terasa asin pada indra perasanya, menatap tajam sosok didepannya yang kini tengah menatap dirinya dengan sorot mata meremehkan.

"BODOH!!! Mikir bro kalau gue tau gue ngga bakal ada di sini." Arthur menatap Zevesh begitu serius, terlihat dari raut wajahnya yang lebih tenang.

"Where my girl, Arthur?" suara Zevesh terdengar lirih, dengan kepala ditundukkan dan mata tajamnya jelas tersirat kerinduan yang mendalam.

"Arghh," Arthur mengacak rambutnya frustasi. Entah harus mengatakan berapa kali bahwa dia tidak mengetahui apapun, terhitung sudah lebih dari sepuluh kali Zevesh menanyakan hal yang sama pagi ini.

Tidak tahan dengan sikap Zevesh yang selalu menyerangnya tiba-tiba, Arthur memilih berbalik kebelakang berniat meninggalkan Zevesh di lorong sekolah yang sepi sendirian. Namun sebelum itu terjadi, Arthur kalah cepat sebab Zevesh terlebih dulu menendang punggungnya hingga ia jatuh tengkurap dengan Zevesh yang menginjak punggung kokohnya.

Zevesh berdecak malas, menendang tubuh lemah Arthur dengan keras lalu dengan langkah tegasnya ia meninggalkan Arthur tanpa rasa bersalah, "Ck, tidak berguna."

"BUGH!!!"

"BANGSATT ZEVESH!!!!" Arthur berteriak histeris, tubuhnya kini benar-benar terasa remuk bogeman Zevesh yang katanya tidak seberapa itu sungguh mematikan.

Dengan tubuh yang terlentang di teras dingin itu Arthur meratapi nasibnya. Sengaja pagi-pagi datang kesekolah agar bisa sarapan tapi malah diseret Zevesh, belum lagi motornya yang tadi mogok alhasil harus mendorongnya sampai sekolah.

Rambut acak-acakan, wajah tampannya yang babak belur serta keringat yang membasahi seragamnya ditambah ia belum mandi pagi ini, benar-benar membuat Arthur terlihat seperti gelandangan.

"SHITT...!!!"

***

"Astaghfirullah.... "

"Njir!! Kuping gue ternodai."

"Ck.. Ck.. Si Zevesh bener-bener dah kuat banget cuy."

"BUGH!!!"

"PLAKK!!!"

"Diem babi!!!"

Fabio mengusap jidatnya yang baru saja terkena bogeman dan tamparan dari dua orang yang dianggap lucknut di depannya itu.

"Njir buta lo! Muka setampan Manurios lo samain kaya babi?!" balas Fabio sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"Ngarep!! Mau dilihat dari lubang rayap pun ngga ada mirip-miripnya sama Manurios!" Edgard memandang Fabio sinis, iya memang dia akui Fabio ini ganteng lah tapi seganteng-gantengnya Fabio itu masih kalah jauh darinya bahkan Zeves, apalagi Manurios!

LUMINESCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang