Happy reading!!
***
Malam ini markas TRD terlihat sangat ramai, Arthur cowok yang katanya lelah itu malah tengah asik merokok di pojokan dengan sebuah kaleng soda di tangan kanannya.
"Adek lo udah pulang Tur?" Fabio tiba-tiba duduk di sebelah Arthur, tanpa tahu malu cowok itu merampas kaleng soda milik Arthur yang hendak diminum.
Arthur berdecak, "ck, menurut lo gue ke New York ngapain, berak?!"
"What! jadi lo nahan berak sampe New York, lo tahan Tur?," Fabio menatap Arthur tak percaya.
"Bego!" Edgard yang entah datang darimana itu tiba-tiba menoyor kepala Fabio.
"Bangsat lo Gar! Gara-gara lo sering noyor kepala gue nilai ulangan matematika gue kemarin nol."
Edgar memutar kedua bola matanya, "dasarnya lo yang bego njir!"
"FEDERICO ADOLF DAMIAN, KELUAR LO BANGSAT!" Suara nyaring tersebut membuat seluruh anggota TRD mengalihkan atensi mereka, di depan sana tepatnya di pintu masuk terlihat Leona dengan wajah memerah tengah menatap Rico dengan tatapan tajamnya.
"Ric, lo ada masalah sama Leona?" Tanya Edgard.
Rico mengernyit, cowok itu menggeleng, "ngga ada."
Dengan langkah lebar Leona berjalan menghampiri Rico yang kini tengah duduk santai di samping Edgard.
"Sayang kenapa?" Edgard berdiri, cowok itu menghampiri Leona namun gadis itu tidak sama sekali melirik Edgard.
Dengan gerakan cepat Leona berhasil mencengkram kerah Rico erat, "di mana Nes bangsat?!"
Rico benci ini, ia sangat tidak menyukai ada perempuan yang menyentuhnya.
"Menjijikan!" Rico mendorong Leona kasar, jika saja Edgard tidak menopang tubuhnya sudah dipastikan gadis itu pasti akan terjatuh.
Edgard yang tidak Terima atas perlakuan kasar Rico kepada gadisnya mengeraskan rahangnya, baru saja ia akan menghajar Rico namun gerakan Leona menghentikan aksinya.
Leona kembali berdiri tepat di depan Rico, gadis itu menatap Rico tajam.
"Gue ngga tau Nes di mana."
Detik itu juga Leona menggelengkan kepalanya tidak percaya, jawaban datar Rico barusan membuatnya semakin tidak habis pikir dengan jalan pikiran cowok itu.
"Jangan lo pikir gue bodoh! Nes susah payah nyamperin lo ke taman, dan sekarang lo bilang NGGA TAU!"
Rico menukikan alisnya, "gue ngga nyuruh Nes buat nyamperin gue, temen lo aja yang murahan!"
PLAK
Leona menampar pipi kanan Rico membuat cowok itu tertoleh ke kiri, semua yang melihat kejadian itu menahan nafasnya tidak menyangka jika perempuan bar-bar itu berani sampai sejauh itu.
"Lo ngga tau gimana usaha Nes buat nyamperin lo, bahkan lo ngga peduli gimana keadaan Nes sekarang. Setidaknya jika lo ngga punya perasaan sama Nes lo punya sedikit belas kasihan."
Nafas Leona memburu, sebelum melanjutkan perkataannya gadis itu mengusap sudut matanya yang tiba-tiba berair.
"Lo ngga tau kan Ayah-nya Nes pulang, gue harap lo bisa bawa pulang Nes sebelum terlambat."
***
Bunyi alat makan yang saling beradu mengisi keheningan di ruang makan tersebut, entah kenapa suasana makan malam yang tadinya dipenuhi kehangatan malah berubah menjadi sunyi setelah Zevesh turut bergabung di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUMINESCENCE
Teen FictionZevesh tegaskan gadisnya itu LUMINESCENCE untuknya. Zevesh percaya bahwa poros hidupnya hanya berpusat pada gadisnya. Zevesh berani bersumpah bahwa tak ada yang lebih berharga daripada gadisnya di dunia yang fana ini. Gadis Zevesh segala-galanya un...