Happy reading!!!
***
Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah terhitung tiga hari Cesha bersekolah Di EHS, gadis itu pun sudah merasa terbiasa dengan berbagai macam tatapan orang-orang yang selalu mengarah pada dirinya.
Lihatlah, bahkan gadis itu kini tengah memakan semangkok bakso dengan lahap tanpa menghiraukan para murid EHS yang tengah memperhatikannya dengan berbagai tatapan.
"Pelan-pelan, sayang." Zevesh mengusap rambut halus Cesha yang sengaja digerai, sesekali cowok itu membersihkan sudut bibir gadisnya yang terkena noda, "Ingat sweetie, ini terakhir kalinya kamu memakan bakso."
"Hueekk!" Arthur bergidik ngeri, cowok yang tengah duduk di depan Cesha itu menatap Zevesh dengan raut jijik.
Fabio menjauhkan tubuhnya dari Arthur, "Apa sih lo Thur! Ah elah gara-gara lo gue jadi ngga nafsu!" Cowok itu lalu pergi dengan membawa semangkok bakso di tangannya.
Arthur mengernyit, ia menatap punggung Fabio yang berjalan meninggalkan area kantin, "Kenapa tuh anak?"
"Lagian gara-gara lo juga kak, gue jadi ngga nafsu makan nih!" Nes melirik Arthur sinis, ia berdiri lalu menatap Cesha yang masih asik dengan makanannya. "Ces, gue ke kelas dulu ya."
Cesha mendongak, "Iya Nes, nanti Cesha nyusul."
Nes mengangguk, sebelum pergi gadis itu menjambak rambut Arthur sebagai pelampiasan kekesalannya.
"Anjing Nes, gue ada salah apa sih!" Arthur mengusap rambutnya kasar, dengan wajah tak bersahabat cowok itu melanjutkan memakan mi ayam miliknya dengan kesal.
"Kenapa semua jadi pergi? Pasti gara-gara kak Arthur kan?!" Sebal Cesha.
"Terus salahin gue aja terus! Dongkol banget hari ini gue, sumpah!" Arthur misuh-misuh tak jelas, cowok itu mengambil asal segelas jus jeruk lalu meminumnya.
"Kak Arthur! Itu jus Cesha!" Cesha menatap Arthur kesal, padahal gadis itu belum sama sekali minum tetapi Arthur malah meminun juk miliknya hingga tandas tak tersisa.
"Minum ini saja sayang," Zevesh menyodorkan jus miliknya di depan mulut Cesha yang langsung di minum gadis itu, lalu setelahnya ia beralih menatap Arthur tajam, "Pergi lo!"
Walau takut, Arthur membalas tatapan Zevesh dengan tengil, "Dih! Lo berdua aja yang pergi, gue di sini lebih dulu."
"Sayang, udah?" Tanya Zevesh tanpa menghiraukan Arthur yang sedang komat-kamit tak jelas.
Cesha mengangguk, "Udah."
"Ayo aku antar ke kelas," Zevesh berdiri, tangan cowok itu merengkuh pinggang Cesha erat.
"Bangsat! Serasa ngga ada yang mau deket-deket sama gue, tinggalin terus gue tinggalin!"
***
"LEONA!"
Leona yang tengah berjalan di koridor seorang diri itu menoleh ke sumber suara, terlihat Edgard sedang berlari kearahnya dengan sebuah kotak di tangan kirinya.
"Kenapa?" Tanya Leona saat Edgard sudah berdiri di depannya.
"Ikut gue," Tanpa aba-aba Edgard menarik tangan Leona menuju taman sepi yang berada di ujung, membuat gadis itu hanya bisa menahan kekesalannya.
"Bangsat! Pelan-pelan jing!"
"Mulut kamu bener-bener harus di sekolahin ternyata ya sayang!"

KAMU SEDANG MEMBACA
LUMINESCENCE
Novela JuvenilZevesh tegaskan gadisnya itu LUMINESCENCE untuknya. Zevesh percaya bahwa poros hidupnya hanya berpusat pada gadisnya. Zevesh berani bersumpah bahwa tak ada yang lebih berharga daripada gadisnya di dunia yang fana ini. Gadis Zevesh segala-galanya un...