Happy reading!
***
Cesha menatap sebuah kotak besar yang berada di tangannya dengan wajah yang berseri-seri, tangannya dengan cekatan segera menarik pita yang mengikat kotak tersebut. Matanya seketika berbinar saat mendapati sebuah dress berwarna merah maroon dengan belahan panjang yang tentu akan mempertontonkan sebelah pahanya.
Mengingat suatu hal Cesha mengernyit, tidak biasanya Zevesh memberikan dress seksi padanya. Akan tetapi hal itu dengan cepat tak ia hiraukan, mungkin saja cowok itu sedang waras, pikirnya. Segera mengambil ponselnya yang tengah di cas, lantas mengirimkan sebuah pesan untuk Zevesh guna mengucapkan terima kasih.
Matanya beralih melirik jam yang ada di meja belajarnya, waktu telah menunjukkan pukul lima sore, masih tersisa dua jam lagi untuk menghadiri pesta yang diadakan di rumah Nes. Menyadari jika ia membutuhkan waktu banyak untuk berdandan, Cesha segera bersiap menuju kamar mandi.
Tidak butuh waktu banyak, sekitar sepuluh menit kemudian gadis itu telah selesai membersihkan tubuhnya. Ketukan di pintu menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengeringkan rambut, ia bergegas menuju ke asal sumber suara.
"Kenapa Bi?" tanya Cesha begitu pintu terbuka, kedua netranya menangkap seorang pelayan dengan tangan yang memegang sebuah kotak tengah berdiri di depannya dengan sopan.
"Maaf Non, ini ada paket buat Non katanya."
"Dari siapa Bi?"
Pelayan itu menggeleng, "Bibi nggak tau Non, tadi abang kurir nggak bilang apa-apa."
Cesha mengangguk, lantas meraih kotak tersebut, "oke Bi, makasih!"
"Sama-sama Non."
Cesha kembali menutup pintu, membawa kotak itu menuju ranjangnya. Namun, deringan ponsel menghentikan gerakan tangannya yang hendak membuka kotak tersebut, nama Zevesh seketika terpampang jelas di layar ponselnya.
"Baby—" suara Zevesh di seberang sana seketika memenuhi pendengarannya setelah ia menerima panggilan tersebut.
"Iya, kenapa Zev?"
"I miss you."
Cesha memutar kedua matanya, ia berdecak. Bukankah tadi siang cowok itu baru saja mengantarkannya pulang, jika boleh jujur Cesha sedikit mual dengan tingkah Zevesh yang berlebihan.
"Jangan lebay Zevesh!"
"Lebay?" Suara Zevesh berubah dingin, membuat Cesha kelabakan.
"He—he, bercanda Zevesh," cengir Cesha, "Kenapa Zev, is there something wrong?" tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.
"No, baby. I just want to ask you, how's the dress?"
"Cantik banget, aku suka! Aku nggak tau kamu punya selera yang bagus, thank you baby!"
"What?!" di sana wajah Zevesh tampak memerah, telinganya terasa panas, bahkan ia tak bisa mengendalikan jantungnya yang tengah berdetak tidak karuan.
"I love you baby!" Cesha terkikik, tanpa menunggu jawaban Zevesh ia segera mematikan sambungan telepon tersebut.
Jangan tanyakan bagaimana keadaan Zevesh, yang pasti cowok itu tengah terduduk lemas dengan senyum lebar yang tersungging di bibirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/216335711-288-k421057.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMINESCENCE
أدب المراهقينZevesh tegaskan gadisnya itu LUMINESCENCE untuknya. Zevesh percaya bahwa poros hidupnya hanya berpusat pada gadisnya. Zevesh berani bersumpah bahwa tak ada yang lebih berharga daripada gadisnya di dunia yang fana ini. Gadis Zevesh segala-galanya un...