[05]. LUMINESCENCE

19.7K 784 26
                                    

Happy reading!!

***

Diruang sempit serta pencahayaan yang remang-remang itu Zevesh berdiri seraya menatap tajam kedua gadis yang tengah duduk dengan kedua tangan serta kaki yang terikat, dengan keadaan hening serta wajah Zevesh yang samar-samar terkena sinar yang masuk melalui celah ventilasi membuat keadaan sekitar terasa begitu mencekam.

Leona serta Nes bergetar ketakutan setelah baru saja Rico dan Edgard meninggalkan mereka berdua dengan Zevesh, ditambah pintu ruangan tersebut terkunci. Jangan lupakan ruangan tersebut kedap suara, sehingga diluar sana tidak ada yang bisa mendengar ucapan mereka. Hey siapa yang tidak takut dengan Zevesh si manusia yang terkenal tidak memiliki belas kasihan kepada siapapun, ah tapi tentu saja terkecuali untuk gadisnya.

"Leona Alisha Damarish dan Nes Candace Deandra, sangat mudah untuk menghancurkan perusahaan Damarish dan Deandra." Suara datar Zevesh menggema diruangan itu.

Zevesh mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku celananya, memainkannya dengan cara memutar didepan kedua gadis itu.

"Bangsat, anjing nih anak ngapain ngeluarin pisau segala!" Batin Leona takut.

"Lo mau apa kak?" Tanya Leona lirih, sungguh ya Leona tuh takut banget apalagi pisau yang Zevesh pegang terlihat sangat tajam.

Siapapun tolong keluarkan Nes dari sini dia sungguh ingin menumpahkan tawanya, bukannya takut gadis itu malah tidak kuat ingin tertawa lebar sebab melihat muka Leona yang tegang seperti menahan bab.

Zevesh melihat Nes dengan alis mengerut tajam, "GUE LAGI NGGAK BERCANDA BANGSATT!!" Bentaknya membuat Nes berjengit kaget.

Leona dan Nes menutup mulutnya rapat-rapat, Nes merutuki dirinya sendiri yang tadi tidak kuat untuk menahan tawanya. Sedangkan Leona benar-benar tidak kuat untuk mengeluarkan seluruh kata mutiaranya untuk Zevesh, jika tidak ingat kalau laki-laki dihadapannya ini memiliki kekuasaan yang begitu besar ia pasti sudah melawan sedari tadi.

Zevesh mengatur deru nafasnya yang tidak beraturan, guna mengatur emosi yang bisa meledak kapan saja. Tidak, Zevesh tidak ingin berlama-lama lagi untuk bertemu dengan gadis cantiknya. Sudah cukup baginya untuk menahan diri, kali ini tidak akan lagi.

"Where's my girl?!" Tanya Zevesh to the point seraya tangannya masih memainkan pisau lipat dihadapan kedua gadis tersebut.

Tubuh Leona serta Nes menegang seketika, kedua mata gadis itu menatap terkejut kearah Zevesh yang kini memasang wajah datar dengan mata tajam seakan bisa membunuh kedua gadis itu dengan hanya tatapan matanya.

Leona mengulum bibirnya, "g-gue ng-nggak tau k-kak."

"I-iya kak kita nggak tau apa-apa." Nes menganggukkan kepalanya cepat, berusaha meyakinkan Zevesh.

"BAD LIAR!!" Bentak Zevesh murka. Dengan gigi bergemelatuk serta tangan kiri yang mengepal erat ia melempar pisau lipat ditangan kananya kearah dinding tepat dibelakang kedua gadis itu duduk.

Leona serta Nes reflek menutup kedua mata mereka, sedikit bernafas lega saat pisau itu ternyata menancap didinding tepat dibelakang kepala mereka.

Memberanikan diri melihat kearah Zevesh yang saat ini benar-benar terlihat lebih menyeramkan dari sebelumnya. Tubuh mereka bergetar takut, bahkan kedua mata Leona serta Nes sudah memerah menahan takut. Kedua mulut mereka juga terasa kaku, hingga tak bisa mengatakan sepatah kata apapun.

LUMINESCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang