Part 11

123K 8.1K 783
                                    











Jangan lupa support cerita ini dengan vote & Komen-

***

Anna pernah menjadi manusia bodoh, sangat bodoh ketika usianya masih remaja. Pola pikirnya yang begitu naif, menganggap segala sesuatu adalah sekedar untuk bersenang-senang.

Mau bagaimana lagi? Anna sulit bahagia lantaran ia selalu merasa ditinggal sendirian. Kekacauan mental akibat kematian mendadak kedua orang tua yang menyebabkan perubahan drastis pada hidupnya, membuat Anna terus-menerus mencari cara guna menepis gunda gulana yang selalu berdiam dalam dirinya.

Kasih sayang Neneknya luar biasa dan teman-temannya memang menyenangkan. Tapi itu saja tidak cukup, Anna rindu orang tuanya. Anna merasa seperti sebatang kara tanpa mereka. Perasaan seperti ingin dikekang layaknya anak-anak lain yang memiliki orang tua, Anna ingin kembali merasakannya, dalam arti lain, Anna haus akan perhatian. Jujur ia tak menyukai kebebasan yang cenderung sang nenek berikan, karena itu seolah menambah kesan seolah dia memang tidak ada yang memperhatikan.

Aneh, tapi itu yang Anna rasakan. Anna selalu tersenyum dan terbahak ketika berkumpul bersama sahabatnya tetapi jauh dalam lubuk hatinya, ia masih terluka.

Rasa berlangsung cukup lama-sampai pada suatu waktu, Fokus Anna teralih saat ia membuat keputusan untuk melabuhkan hatinya pada seorang laki-laki.

Jonathan.

Dan setelahnya, Anna mulai banyak berubah.

Sibuk dengan urusannya mengintili dan merecoki Jonathan kemanapun membuat Anna sedikit demi sedikit mengabaikan kesedihannya. Memikirkan Jonathan membuatnya senang dan terhibur.

Awalnya Anna pikir Jonathan adalah poros bahagianya, sebelum kenyataan menamparnya telak. Ternyata ia salah ...

Jonathan ada untuk luka yang lebih besar dan lebih dalam. Iblis penghancur. Dia merusak Anna hingga perempuan itu sempat kehilangan gairah hidupnya.

Tidak semua orang mengerti betapa mengerikannya dampak pemerkosaan dan sulitnya bangkit dari keterpurukan. Rasanya seperti lebih baik pergi ke neraka daripada hidup hanya untuk menjadi Aib.

Dan Cukup sekali Anna dihancurkan, kali ini tidak boleh lagi.

Sesaat setelah melayangkan tamparan kerasnya pada wajah Jonathan, Anna merengsek mundur sebisa mungkin walau dengan tubuh lemah dan sisa-sisa tenaganya. Sejujurnya ia masih belum mampu menguasai diri. Beberapa saat lalu Anna seperti kehilangan kendali atas dirinya sendiri, kesadarannya mengambang bebas hingga terlambat menyadari jika ia tengah dilecehkan. Lambat memberi respon dan membiarkan Jonathan kembali dengan aksi bejatnya.

"Kurang ajar," desisan tajam Jonathan membuat Anna meremang, namun tak sama sekali membuatnya gentar.

"Kamu yang Kurang ajar, Bajingan!" Balasnya berusaha kasar meski masih terdengar lirih.

Persetan dengan Bahasa formal ala Atasan dan bawahan, Anna sudah tidak peduli lagi. Tidak ada gunanya menghormati pria seperti Jonathan dalam kondisi seperti ini.

"Kamu sendiri yang beri penawaran! mengikuti semua mauku dengan syarat kamu tidak dipecat."

"Tapi bukan penawaran seperti itu yang kumaksud!"

"You said Anything!" Tegas Jonathan setengah membentak. Anna berjengit.
"Kamu kembali membuat penawaran seperti yang pernah kamu lakukan dulu, dan Sebagai seseorang yang pernah menjadi partner negosiasi kamu, aku tahu jelas kamu tidak akan keberatan dengan apapun termasuk menyerahkan dirimu untuk aku kuasai." Jonathan tersenyum sinis.

SEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang