Part 33

87.8K 5.9K 2.7K
                                    

***

Bersembunyi dibalik meja dapur——Anna duduk di lantai, meringkuk memeluk kedua lutut sembari menggigit lengan dasternya dan terisak.

Kala Jonathan membentak dan mengusirnya, Anna berlari tanpa arah yang jelas dan tahu-tahu sudah berada di dapur karena  bingung harus kemana lagi, ingin kembali ke kamar Jayden——namun ketakutan akan isakannya yang tak dapat dibendung membuat Anna urung.

Masuk ke kamar Jonathan? Oh ... Itu adalah opsi tergila. Anna pun masih terlalu asing disini, ia tidak tahu dimana letak kamar Mala. Lalu panik membuatnya menjadi blank.

Tingkah Jonathan aneh dan sangat menakutkan, Anna tak dapat menghilangkan rasa mencekam yang lelaki itu ciptakan beberapa saat lalu. Panik, bingung dan kacau, entah apa yang bisa menggambarkan perasaan Anna saat ini.  Pernapasannya belum kembali normal akibat bungkaman jemari kuat lelaki itu yang tak tanggung-tanggung.

Napasnya yang berhembus tajam, tubuhnya gemetar. Anna bisa merasakan kekalutan aneh yang terpancar dari diri Jonathan sewaktu dia memerangkap Anna.

Lelaki itu seperti——merasa gugup dan turut ketakutan hingga tak dapat kendalikan emosi saat tahu Anna memasuki ruangan tersebut. Dan hal itu semakin memperkuat dugaan bahwa Jonathan menyembunyikan sesuatu disana dan ia tidak ingin Anna tahu.

Oh ... Namun tetap saja responnya diluar nalar!

"ANNA!!"

Kini Anna tersentak hebat tatkala  seruan kasar Jonathan yang memanggil namanya— menggema di penjuru ruangan. Ia memejam kuat dan menutup telinganya. Lututnya gemetar karena takut.

Jonathan terus menyerukan namanya. Lelaki itu pasti sudah mengecek kamar Jayden dan kemudian menjadi panik karena tak dapati Anna disana, namun siapa peduli? Anna lebih panik sekarang, ia lebih ketakutan! Anna tidak tahu apa yang akan dilakukan Lelaki itu seandainya dapat menemukannya.

Membayangkan itu jantung Anna berdetak lebih keras, keringat dingin membasahi dahi. Siapa saja, tolong ... Ia tak siap menjadi tempat pelampiasan Amarah buas Jonathan.

Jeda beberapa detik, hanya terdengar suara panggilan sekali lalu Gerungan tak terdengar lagi dan sejenak Anna berhenti dengan isakannya, menyeka air mata.

Dia sudah pergi ...

Suasana masih terasa luar biasa mencekam namun Anna merasa sedikit lebih tenang daripada beberapa saat lalu kala namanya terus digaungkan. Namun saat Anna pikir ia nyaris terbebas dari intaian singa, tiba-tiba sepasang kaki muncul dihadapannya. Milik Jonathan.

Lelaki itu menemukannya!

Anna ingin berteriak senyaring mungkin ketika Jonathan berjongkok dengan cepat dan menarik tangannya.

Anna menepis kuat dan lelaki itu makin kejam memelototinya. Rahang Jonathan menggertak disertai kilatan liar serta dominasi yang terasa sanggup membunuh mental siapa saja ketika bertatap muka.

"Bangun, Anna," pintanya melalui desisan.

"Enggak mau," gumam Anna pelan, seperti tercekik. Kemudian wanita itu mengangkat wajahnya perlahan, air mata yang merembes serta yang menggenangi pelupuk matanya siap tumpah kapan saja.

"Aku tidak akan menyakitimu"

"Bohong ..."

"Anna ..."

Sekali lagi ia memanggil. Anna tetap menghiraukan dengan membawa dua telapak tangan menutupi wajahnya.

Lantas Jonathan membuang muka.
Tetapi masih bisa ia dengar suara Anna yang menahan tangis. 

SEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang