Part 10

138K 8.9K 1K
                                    


Anna tidak makan di kantin perusahaan siang ini, karena ajakan dari para sahabatnya membawa ia ke Cafetaria terdekat. Tadinya Noah merengek meminta ikut, tapi tentu saja Anna menolak dengan alasan ia butuh Quality time bersama sahabatnya. Yang sebenarnya cuma sekedar alibi. Alasan sebenarnya ialah karena Anna memiliki sesuatu hal yang rasanya patut diceritakan kepada mereka, well. Apalagi jika bukan mengenai kembalinya Jonathan yang Kini berstatus atasannya.

"Bjirr! Kisah lo beneran persis kayak yang pernah gue baca di Wattpad Ann, Judulnya 'Boss ku Ayah anakku,"
celetuk Rossie yang sedari tadi mendengarkan dengan seksama cerita Anna dengan mulut terbuka lebar.

"Ck, jangan mulai deh, gue bosan dengerin," sambar Lala.

"Ya gak usah di dengar! Ribet amat si hidup lo."

"Gimana gak dengar, Orang gue punya kuping."

"Ya ditutup lah kuping lo." Sewot Rosie.

Seketika Lala mendelik tajam. "Lo kok nyeselin?"

"Gue? Elu kali!" Rosie semakin tak mau kalah.

"Lo berdua bisa diem gak sih!?"  Tukas Jennar dengan nada dingin yang sukses membuat Keduanya bungkam tak lagi melanjutkan perdebatan unfaedah tersebut. Ah, Memang hanya Aura jennar lah yang mampu meredam kebarbaran mulut Rosie dan Lala.

"Jadi apa rencana Lo sekarang, Na?"
tanya Jennar kemudian. "Lo masih mau kerja disana?"

"Jelaslah Jen, gak mungkin gue mengundurkan diri. Mau makan apa si Jayden?"

"Lo kan bisa cari pekerjaan lain, kita bisa bantu kok," sambung Lala.

"Gak semudah itu La, lagipula gue juga udah terikat kontrak"

"Duh Anna, Drama banget sih hidup lo."  Kembali Ocehan Rosie yang kali ini benar-benar telak itu hanya bisa membuat Anna kian mendengus lemas.

"Terus soal Jayden gimana?"

"Gue udah putusin gak akan biarin dia tau soal anaknya. Gue bakal sembunyiin Jayden dari Jonathan."

"Lo yakin?"  Tanya Lala memastikan.

Anna mengangguk mantap.

"Sebenarnya gue udah tahu perihal Jonathan yang balik dari luar negeri udah lumayan lama sih, tapi gue gak kasitau elo karena takut Lo bakalan sedih. Tapi sumpah, perihal dia yang bakal jadi atasan di kantor lu, gue beneran gak tahu." Jennar menggenggam tangan Anna, seakan ingin menenangkan wanita itu dan Anna membalasnya dengan tersenyum tulus seperti biasa.

"Dan mungkin lo juga harus tahu soal ini biar lebih hati-hati, Na. Keluarga Addison itu sekarang udah masuk dalam list Rich Family urutan kesekian di ibu kota, maybe lima atau empat besar gitu, gue gak begitu tahu. Tapi yang jelas Perusahaan mereka juga termasuk yang terbesar dan berpenghasilan tertinggi dua tahun berturut-turut. Dan Jonathan, jadi satu-satunya kandidat pewaris yang bakal ngelanjutin kiprah ayahnya di Dunia bisnis." Jennar menjelaskan.

Dan mendengar itu, Anna lantas tertegun.

"Njirrr! Kaya banget dong berarti, kok gue jadi takut dia bakal ngambil Jayden sih? Secara dia kan berkuasa banget," cecar Rosie yang berdecak kagum diawal kalimat, namun mencebik di akhir begitu bayang-bayang Jayden akan direbut muncul di kepalanya.

"Enak aja! udah main semprot sembarangan terus kabur dan sekarang datang-datang mau ngambil Jayden? Heh, Suruh dia berhadapan sama gue! Biar sekalian gue potongin ti--"

"Udah ah Jen, udah.... Ngilu tau," ringis Rosie diikuti Lala yang membuat gerakan bergidik ngeri.

"Ngilu? Emang lu tau apa yang mau gue potong?"

SEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang