Part 25

95.5K 7.1K 2.5K
                                    

Target belum nyampe gpp, aku lebih sayang mereka yang bolak-balik ngecek yuk Vote & komen!

***

Jonathan, lelaki yang sudah menyakiti Anna dari yang hanya mencipta gelenyar perih oleh kata-kata kasarnya sampai yang paling fatal adalah saat dia memperkosanya malam itu. Sejak kejadian tersebut, dalam benak Anna, Jonathan sudah ia titeli sebagai orang jahat, tetapi sungguh, sama sekali tidak terpikirkan olehnya jika akan sejahat ini, sekejam ini. Benar-benar tidak punya hati, perilakunya mencerminkan iblis. Ultimatum yang ia berikan benar-benar tidak masuk akal dan terdengar gila. Oh Tuhan-bagaimana bisa ada orang seperti dia di Dunia ini. Bahkan binatang pun masih memiliki rasa iba satu sama lain, tetapi Jonathan tidak. Ia sangat-sangat terbelakang soal itu.

Kendati begitu syok dan masih belum sepenuhnya pulih dari keterkejutan atas rahasia yang telah dibongkar Jonathan, Anna perlahan memulihkan fokus. Ia akan tetap berusaha untuk melawan-mungkin dirinya memang mengaku kalah, tetapi ia tidak bisa membiarkan Jonathan menindasnya untuk kesekian kali, jadi bermodalkan kemungkinan yang kecil dan juga sisa-sisa harga diri, akan Anna paparkan semua fakta untuk menyadarkan otak jenius namun sinting itu. Bahwa Ini sangat-sangat tidak adil dan Anna sudah begitu muak!

"Apa kamu masih punya malu dengan membicarakan masalah hak asuh? Memangnya apa yang sudah kamu lakukan untuknya?" cecar Anna dengan pandangan memicing, beberapa detik lalu mungkin ia biarkan Jonathan menguasai perdebatan diantara mereka, tetapi saat ini tidak lagi.

"Aku membesarkannya seorang diri, tanpa minta sepeserpun dari kamu!" Bentak Anna tepat didepan wajah Jonathan yang mulai kaku mengeras.

"Lalu apa itu salahku?" tukas Jonathan cepat, dan Anna mulai gelagapan. "Bukankah itu pilihan mu sendiri?" serangnya lagi, menatap Anna penuh permusuhan seolah siap membunuh dengan tatapan itu. Anna menelan ludah susah payah, menjernihkan tenggorokan yang sejak tadi kering kerontang.

"Jangan bertingkah seolah aku tak pernah menawarkan apa-apa padamu. Sialan!" desisnya buas. Dia mengatai Anna sialan, dan ya Anna masih mampu menerimanya.

"Kamu bodoh! Kamu memang perempuan bodoh."

Tapi-oh sekarang tidak lagi! Anna tidak lagi bisa terima dikatai bodoh oleh Jonathan.

Berusaha abai pada urat-urat leher juga tatapan membunuh yang dihadiakan Jonathan untuknya. Perempuan itu membalas.

"Aku bodoh?" Anna tertawa sumbang, meski cairan bening menggenangi pelupuk mata.

"Aku hanya berpikir realistis Jo! Aku hanya melakukan apa yang sudah seharusnya dilakukan dalam keadaan seperti saat itu!"

"Berpikir realistis ya?" Jonathan menyelah ucapannya cepat "Sekarang silahkan tuai hasil dari cara berpikirmu yang realistis itu, Anna. Karena nyatanya Kamu hanya mempersulit diri sendiri!"

"Yang lebih menyulitkan adalah jika saat itu aku mengikutimu. Itu akan berkali-kali lipat lebih sulit. Berkali-kali lipat lebih menyakitkan." ucapnya tanpa bisa dikontrol. "Jo, kamu seorang jenius kan? Setidaknya Kamu tahu seperti apa hidupku setelah malam terkutuk itu!" Membentak setelahnya, Anna berusaha redamkan isak tangisnya yang mulai tak bisa dikontrol.

"Aku nyaris kehilangan kewarasan ku, Jo. Aku mencoba melukai diriku nyaris setiap saat aku dibiarkan sendirian. Bahkan ketika mendengar suara lelaki, siapapun itu-aku akan ketakutan, aku pasti akan panik dan menangis seperti orang gila. Karena mereka semua mengingatkan aku pada kamu, semua lelaki sama bejatnya dengan kamu! Itu yang ada dipikiranku waktu itu, Jo. Kamu gak tau, kamu gak akan ngerti! Setiap detik seperti neraka karena aku selalu teringat kamu, ingat bagaimana kamu memperlakukanku dengan sangat tidak bermoral." Pandangan Anna masih menerawang jauh saat ia mengambil Jedah.

SEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang