***Seharusnya tak seperti ini. Seharusnya Anna bisa lebih tegas pada Jonathan dan sikap ditaktor lelaki itu. Jika sudah begini, apa yang harus ia lakukan? Tak ada yang bisa menampik jika satu per satu kebenaran akan terungkap dan itu semua terjadi karena Anna sendirilah yang lalai. Dirinyalah yang patut disalahkan disini karena telah menjadi terlalu lemah.
Jonathan--jelas bukan pria bodoh, terlihat dari bagaimana caranya menatap Anna penuh selidik saat di Restoran, sudah cukup membuktikan jika pria itu menyimpan rasa penasaran serta keingintauan besar.
Astaga Anna, kenapa kamu bisa seabai ini?
"G*blok lo Na!" Sentak Jennar dengan suara lantangnya yang menggema di seluruh sudut ruang tamu Anna.
"Jen, jangan keras-keras. Jay lagi tidur," tegur Rosie seraya melirik ke arah kamar Jayden, memastikan bocah itu tak terbangun.
"Gimana bisa sih? Katanya lo mau jaga jarak sama dia kok malah makan bareng? Mana dia udah tahu keberadaan Jayden lagi. Tau darimana coba?" Jennar tengah dibaluri emosi dan Anna memaklumi itu. Wajar jika kini para sahabatnya memurkainya ketika dengan secara langsung mereka mendapati Anna dan Jayden turun dari sebuah mobil mewah yang ternyata adalah milik seorang Jonathan Addison.
Masih jelas diingatan Anna bagaimana raut syok itu terlampir jelas di wajah tiga sahabatnya tatkala Jonathan menampilkan sosoknya beberapa saat lalu.
"Gue juga gak tahu darimana dia bisa dapat informasi tentang Jayden, Jen," sungut Anna. Wajah merahnya menampilkan raut gusar yang tak bisa disembunyikan. Benar-benar tampak sangat takut dan risau.
"Dan kenapa juga lo biarin mereka ketemu?"
"Itu kebetulan, gue dan Jayden lagi di supermarket waktu-" belum sempat terselesaikan, kalimatnya dipotong Jennar. "Terus kenapa bisa sampai makan bareng kayak tadi?"
"C-ceritanya panjang Jen ..," desah Anna yang lebih terdengar seperti rengekan.
"Satu-satu Jen nanya nya, kasihan Anna, dia udah pusing tau," sanggah Rosie lantaran tidak tega melihat Anna yang terlalu disudutkan.
"Na sekarang lo jawab yang jujur!" Lala yang mengambil alih pembicaraan, memegang lengan Anna dan menatapnya penuh keseriusan "Apa semenjak kalian ketemu lagi, Jonathan gak pernah gangguin lo?"
Sedang di tempatnya, Anna terdiam seribu bahasa, berbagai pikiran Sedang berkelebat di kepalanya mengenai haruskah ia menceritakan apa yang telah terjadi antara dirinya dengan Jonathan akhir-akhir ini?
"Jawab Na!" Desak Jennar.
Cukup lama ketiganya menunggu reaksi Anna, sampai di menit berikut, mulailah Wanita itu membuka suara dan menceritakan rangkaian kejadian mulai dari Jonathan yang pernah mengancam akan memecatnya lantaran tahu ia memalsukan CV kerja, lalu soal Jonathan yang suka mengatur gaya berpakaiannya, suka membuat kontak fisik tak wajar dengannya sampai pada pelecehan yang pernah lelaki itu lakukan. Dan sepanjang ia bercerita, hanya ada ekspresi tercengang yang ditampilkan ketiga sahabatnya. Tidak menyangka jika Anna menyembunyikan semua sendiri sampai sejauh ini.
"Astaga Anna, kenapa Lo baru cerita sekarang sih? Ini udah keterlaluan Na!" Protes Lala begitu Anna selesaikan ceritanya.
"Kok dia gitu sama Lo Na? Masalahnya apalagi coba? Curiga ya gue lama-lama sama tu cowok! Ada aja tingkahnya." Sambung Rosie
Sedangkan di sisi lain, Jennar melayangkan tatapan tajamnya yang selaras dengan rahang yang mengetat marah. "Kecewa gue sama lo ... Na," desisnya pelan namun langsung mengundang mata Anna untuk berkaca-kaca. Anna sangat mengerti bagaimana Jennar, sahabatnya itu punya dua cara untuk mengekspresikan amarahnya, pertama dengan berapi-api, kedua dengan tenang. Dan diantara dua opsi tersebut, baik Anna, Rosie maupun Lala akan lebih memilih Jennar yang menggebu-gebu daripada Jennar yang mendadak dingin dengan level amarah yang sudah berada di titik tertinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEANNA
Romance[21+ ] Seanna pernah berjuang begitu keras demi penuntasan obsesinya pada sosok Jonathan ...Sebelum akhirnya menyerah kala lelaki itu menghancurkan harap serta merenggut asa yang susah payah dirajutnya kembali--dalam bayang-bayang penyesalan. Memutu...