Part 15

111K 8.6K 1.3K
                                    





   🔥🔥🔥

Anna dan Jonathan berjalan berdampingan dengan canggung menuju garasi bawah tanah. Sebelum itu Jonathan sudah menyuruh Anna mengambil tasnya di work space karena pada awalnya, ketika Anna menjelaskan jika ia akan kembali ke kantor Setelah menjemput Jayden, Jonathan langsung menolak mentah-mentah usulan tersebut dengan dalih Anna harus Istirahat penuh di rumahnya. Ya, Anna diijinkan pulang lebih awal oleh Jonathan. Tak hanya itu, Jonathan pun menawarkan tumpangan untuknya. Benar-benar sosok Boss yang mensejahterakan karyawan. Meski Anna ragu, apa Jonathan melakukannya dengan tulus atau tidak.

Keduanya tiba didepan sebuah mobil putih yang tidak Anna ketahui merk-nya namun yang jelas tentu saja mobil mahal, lampunya berkedip dan terbuka begitu Jonathan menekan tombol alarm lewat kunci di tangannya, dan kali ini untuk pertama kali Anna tak melihat Jonathan membawa jaguar hitam kesayangan yang selalu pria itu kendarai. Haruskah Anna bertanya sekedar untuk basa-basi agar atmosfir diantara mereka tak terlalu kaku? Tidak.. tidak Ia rasa itu akan terdengar konyol. Jonathan dan seluruh kendaraannya sama sekali bukan urusan Anna.

Saat Anna berpikir untuk membuka pintu penumpang dan menunggu datangnya sopir, ternyata jauh lebih cepat dari dugaannya Jonathan telah membuka pintu jok bagian depan dan lewat gerakan tangan Ia mempersilahkan Anna untuk masuk. Tanpa banyak bertanya Anna mengikuti instruksi.

Setelah menutup pintunya kembali, Jonathan berlari kecil mengitari mobil dan berakhir duduk dengan anggun dibalik kemudi. Di samping Anna.

Jadi____tidak ada sopir? Oke, lagi-lagi Anna urung bertanya.

Waktu lima belas menit perjalanan dihabiskan dengan aksi saling diam. Ini adalah kali kedua Anna menaiki mobil atasannya itu, tetapi tetap saja tak ada perubahan berarti. Usai mengatakan alamat sekolah Jayden yang letaknya tak terlalu jauh, keduanya kembali membisu. Jonathan tetap pada sikap dinginnya dan Anna bertahan dengan gengsinya. Tidak ada musik, benar-benar hening sampai Seseorang menelfon Jonathan dan keduanya berbicara mengenai bisnis lalu para pengendara ugal-ugalan yang mengundang umpatan sinis Jonathan untuk keluar. Dan Selain itu... Hanya ada keheningan yang mencengkam.

Perangai Jonathan Addison enam tahun yang lalu, mungkin tak jauh berbeda dengan perangainya saat ini. Tertata, dingin dan tenang seperti Danau.

Ia memang tak banyak bicara namun sekalinya mengeluarkan suara, maka kata-kata kasar yang menusuk hingga ke tulang pun akan diterima Orang-orang yang berani mencari masalah denganya. Anna mengenal pria yang menjadi Ayah biologis anaknya ini terlampau jauh.

Menjadi satu-satunya sosok gadis yang pantang menyerah dalam mendapatkan hati Jonathan, rupanya juga menghantarkan Anna pada kelamnya dunia yang dijalani lelaki itu. Anna selalu menjadi saksi dari aksi Jonathan yang mencari kesenangan dan pelampiasan di luar Lantaran kekurangan kasih sayang dan cinta dari orang tuanya. Ya,Jonathan mungkin dilimpahi harta berlimpah yang tiada Tara namun tetap saja ia miskin kasih sayang. Nasibnya hampir sama seperti Anna, meski dalam soal materi, Jonathan jauh lebih beruntung.

"Kepala kamu masih pusing? Kalau begitu saya aja yang keluar" kalimat dan sentuhan jemari Jonathan di lengannya menyadarkan Anna dari lamunan. Oh astaga, Lihatlah bagaimana Fokus Anna menjadi sangat mengambang sehingga tak menyadari jika mereka telah sampai di depan gerbang sekolah Jayden.

Berusaha untuk tidak kikuk Anna menjawab "Gak apa-apa, Biar Saya saja yang turun"

"Kalau begitu kita berdua" Sergah Jonathan kemudian melepas sabuk pengaman.

Dan karena menurut Anna, ini bukanlah sesuatu yang patut diperdebatkan, jadi Ia biarkan Jonathan turun dan mengikutinya masuk dalam kawasan sekolah. Menapaki halaman, rupanya Anna mendapati kelas baru saja usai, para siswa terlihat berhamburan keluar menghampiri orang tua dan sopir Mereka masing-masing. Dari kejauhan, Jayden, bocah kecil itu tampak menyeret ranselnya keluar dari kelas dengan wajah cemberut malas, tetapi begitu netranya menangkap sosok Anna berada disana, Senyum antusias langsung terbit di bibirnya yang mungil.

SEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang