Pria itu bergerak lembut seperti pada cumbuan mereka yang sudah-sudah tetapi entah kenapa Anna seperti merasakan dirinya tengah dalam perjalanan menuju bahaya, ia tahu Jonathan tak akan menghukumnya selembut ini setelah semua kalimat menyakitkan yang ia cecarkan pada lelaki itu beberapa saat lalu.Sekarang Mata hitam Jonathan semakin pekat ketika mereka bertemu pandang, lalu dengan segera ia menyeringai. "Penasaran bagaimana caraku bermain dengan para pelacur Anna? So let's play a game"
Dan Anna tahu ini akan jadi lebih buruk.
***
Pejamkan mata sebentar. Alih-alih membalas desakan Jonathan, Anna justru berkata parau. "Ya, memang ironis"
Jari-jari lentiknya bergerak nakal,ia telusuri rahang kokoh yang entah sejak kapan telah ditumbuhi bulu yang menggelitik kulit, diusapnya lalu dicengkeram tanpa tenaga. "Nyatanya aku memang sejalang itu, Jo. Bahkan setelah semua yang telah kamu lakukan padaku, aku masih saja bergairah terhadapmu." bisik Anna mengambil Jedah bersamaan dengan terbentuknya seringai meremehkan dari Jonathan, sebelum terjerembab lelaki itu akibat dorongan penuh usaha yang Anna kerahkan.
"Tetapi hanya sebatas itu, karena perasaanku, hatiku, semua sudah mati enam tahun lalu" tukasnya tiba-tiba yang sontak meretakkan patrian raut bangga di wajah Jonathan. Ucapan Anna .... Shit!
"Cinta?" Wanita itu tersenyum meremehkan sebelum mengimbuhkan. "Anda terlalu percaya diri Tuan Addison."
Oh Fuck!
Jonathan terbiasa melihat Seanna yang selalu memujanya, selalu takut padanya. Tetapi melihat bagaimana kini Keangkuhan terpancar dari wajah yang biasanya hanya bertampang tak berdaya itu benar-benar tak Jonathan sukai, ia merasa asing dan ... Ingin marah.
Kemarahan yang lebih besar. Sialan! Ketenangan Anna seperti ancaman tersirat, dan itu membangkitkan sisi buas Jonathan yang begitu ingin menerobos tameng palsu yang dibangun wanita itu.
Wajahnya yang tampan menyeringai, memandang Anna dengan cara apatis dan dengan nada mencemooh ia berucap. "Baiklah, Anna. Tidak ada cinta, tidak ada pernikahan. Good choice. Terimakasih ... Karena itu memang opsi yang merepotkan. Jadi ... aku tidak perlu peduli akan seperti apa dalam memperlakukanmu, kan?" Tanyanya serupa godaan.
"Persetan dengan perasaanmu."
Mendengarnya mata Anna memanas, lalu kemudian sesuatu yang sejak tadi ia tahan meluncur turun basahi pipi. "Terserah, kamu bebas selama aku masih disini. Gunakan kesempatanmu dengan baik Jo, karena aku sedang mencari cara untuk bisa pergi" ia melirih.
Jonathan mengangguk-anggukkan kepalanya dengan tak sepenuh hati. "Good luck with your failure, Anna"
Setiap kata-kata Jonathan terdengar seperti penghinaan. Begitu menegaskan jika Anna tak lebih dari orang bodoh yang membuang-buang tenaga untuk lari meski tahu usahanya sia-sia.
Lalu sangat tergesa-gesa ia menurunkan bagian atas gaun Anna dan menaikkan bagian bawah gaunnya hingga menumpuk diatas perut sang wanita, tak lupa menyingkirkan kain koyak yang menutup dada, hingga terpampanglah bukit cantik dengan ujung yang mengacung tegak menantang untuk dijamah.
Tak ingin menunggu lama, segera Jonathan nikmati tonjolan merah muda itu dengan jilatan intens, jemarinya bekerja memilin satu lainnya yang sedang tak dimanjakan oleh lidahnya.
Membalik tubuh Anna, menarik pinggulnya ke atas, membuat wanita itu berada dalam posisi menungging, Jonathan lalu menampar bokongnya kuat-kuat. Tak hanya sekali, Jonathan melakukannya berkali-kali seperti itu adalah sebuah kesenangan sampai Anna kewalahan dengan jeritannya.
***
Team hujat Anna ... Ada? Wkwk kasian yah tak sesuai ekspektasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANNA
Romance[21+ ] Seanna pernah berjuang begitu keras demi penuntasan obsesinya pada sosok Jonathan ...Sebelum akhirnya menyerah kala lelaki itu menghancurkan harap serta merenggut asa yang susah payah dirajutnya kembali--dalam bayang-bayang penyesalan. Memutu...