Part 20

119K 7.5K 1.5K
                                    

Belum ada seminggu, udah 3x update 👄

***

Dua Minggu berlalu tanpa kehadiran Jonathan di kantor, agaknya menjadi angin segar bagi Anna. Rasanya seperti kembali pada kehidupan lamanya yang nyaman dan tentram. Sungguh menyenangkan ketika setiap hari ia bisa berangkat ke kantor tanpa harus merasa was-was akan bertatap muka dengan lelaki itu.

Ya, Jonathan tidak ada disini. Ia tengah melakukan perjalanan bisnis ke China, hal itupun yang membuat ia berkemungkinan melewatkan keberlangsungan event ulang tahun berdirinya perusahaan yang ke-25.

Seperti saat ini, seluruh pimpinan, pegawai maupun para staff baru saja selesai memeriahkan acara jalan sehat bersama yang melintasi beberapa rute, ber-start dari gedung perusahaan dan berakhir di sebuah panti asuhan tengah kota. Yap, pagelaran ini juga sekaligus menjadi aksi amal untuk anak-anak yatim piatu.

Dan Anna tentu tak melewatkan event wajib tiap tahun ini, oleh karena itu, atas kemauan Jayden pula, ia titipkan si bocah menginap di rumah Rosie. Paling tidak agar ada yang membantu Jayden bersiap dan menghantarkannya ke sekolah mengingat Anna harus sudah berangkat dari subuh.

"Eh itu mobilnya datang," ujar mbak Meira, membuat Anna yang tengah mengikat tali sepatunya serta merta mendongak.

"Yuk bantuin," ajak Wanita di penghujung usia tiga puluhan itu antusias. Anna dan beberapa rekannya pun mengikuti.

Mobil box yang hendak mereka hampiri membawa catering pesanan perusahaan yang terbilang banyak jumlahnya, beserta barang dan properti yang akan disumbangkan pada panti.

"Gue yang ini, lo yang itu aja, Na. Gak terlalu gede. Berat juga enggak deh kayaknya," saran mbak Meira, menunjuk sebuah kardus yang lumayan minimalis ukuranya "Soalnya kasian badan lo makin kek lidi gue lihat-lihat," lanjut wanita itu.

"Enak aja! Semok gini kok," balas Anna sarat candaan. Keduanya pun cekikikan bersama, sebelum mbak Meira meninggalkannya dan melangkah lebih dulu.

Saat hendak menyusul, seseorang tiba-tiba menghadang jalan dengan cara berjongkok di hadapannya. Dan begitu Anna tundukkan kepala, ia dapati orang itu mengikat tali sepatunya yang entah sejak kapan kembali terlepas.

"E-eeh?" Anna nyaris memekik. Namun tertahan begitu tahu siapa sosok dibalik topi dan kacamata serba hitam tersebut. Dalam sepersekian detik jantungnya yang berdetak normal, berangsur tak karuan.

"Tali sepatu kamu lepas." Pemilik 'Husky voice' itu bersuara.

Anna melongo.

Katakan ini hanya bagian dari halusinasinya ketika secara terang-terangan, sosok yang tak pernah lagi dilihatnya selama dua Minggu terakhir, kini berdiri di hadapannya. Dengan penampilan yang eumm ... Anna bingung ingin jujur atau menyangkal, yang jelas itu sangat menawan dan juga——keren?
Baiklah, reaksi alamiah seorang wanita. Semua orang juga akan berpikiran sama dengannya manakala melihat penampilan Jonathan hari ini. Tidak——setiap hari pria itu selalu menawan. Dan garis bawahi kalimat 'Anna tidak tulus memujinya' karena itu hanya bagian dari reaksi alamiah.

"M-makasih." Tersadar, Anna berucap seraya menunduk hormat.

Berusaha mengusir bayang-bayang Jonathan, pria dengan harga diri setinggi angkasa yang secara tiba-tiba merendahkan dirinya hanya untuk menyatukan untaian tali sepatu sang karyawan.

SEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang