***
Persahabatan yang sudah terjalin selama nyaris sepuluh tahun akhirnya kandas juga akibat dirinya. Anna sadar selama mereka bersama, dirinya lah yang paling sering mengecewakan. Anna yang bertingkah paling memalukan dengan mengejar lelaki secara terang-terangan, Anna yang hamil diluar nikah.
Dimata orang-orang citra Anna memang adalah yang paling buruk, tetapi tiga sahabatnya tidak pernah berpikir atau memperlakukannya seperti itu, karena seberapa mengecewakannya Seanna ... Mereka akan tetap menyokongnya, tetap berdiri disampingnya tak peduli apapun. Begitu tulus namun sekali lagi Anna sakiti mereka. Tapi tidak apa-apa .... Itu hanya salah paham, Anna akan menjelaskan semuanya hari ini, tetapi kenapa rasanya jauh lebih gugup daripada harus mempresentasikan hasil diskusi divisi seorang diri? Oh ... Anna mengerti, itu karena respon yang mereka perlihatkan saat melihat kedatangannya terlalu mengganggu, sedih melihat bagaimana Suasana dan gurat ketiganya yang langsung berubah total begitu ia tampakkan diri.
"Hay" sapa Anna seramah mungkin, berusaha abaikan kecanggungan tak biasa yang baru kali ini terasa diantara mereka.
Tetapi sesuatu memukul dadanya kala tak ada satupun diantara mereka yang membalas sapaannya. Raut ketiganya yang awalnya sumringah kini menjadi gelap. Dan Jennar adalah yang memasang tatapan Paling tajam.
"Gue gak ingat pernah ngundang penghianat kemari, apa Lo berdua?" Sindirnya.
Usai memperlihatkan gelagat muak Sekarang perempuan itu berkata tanpa melihat Anna sama sekali.
Lala dan Rosie sontak menggeleng bersama. "Lo ngapain disini? Mending pergi, kehadiran lo gak penting sekarang"
Telak! itu dari Lala. Oh ... Gadis berponinya yang manis, kenapa terasa sangat asing. Dia tidak cocok dengan raut sinis itu, sungguh. Batin
Anna yang kini menelan Saliva, gugup. "Gue cuma mau-"
"Gue yakin pendengaran Lo masih berfungsi dengan baik. Gak dengar barusan udah diusir? Atau perlu kita-"
"La..." tegur Jennar, merasa kata-kata sahabatnya itu sudah keterlaluan.
Dan agaknya hal tersebut sedikit membangkitkan semangat Anna yang semula benar-benar padam. Well, Jennar akan selalu menjadi Jennar nya .... Jennar yang selalu membelanya.
"Gue cuma pengen ngomong sesuatu sama kalian soal kesalahpahaman ini" Anna berusaha menjelaskan.
"Salah paham ... Maksud?" Imbuh Rosie untuk pertama kali mengingat ia hanya berdiam diri sedari tadi.
Anna mengangguk dengan senyum samar. "Tentang alasan gue kembali sama Jonathan, dan gue harap ... kalian bisa kasih gue kesempatan. Soal percaya atau enggaknya, itu tergantung kalian, yang penting gue udah berusaha buat jelasin" ucapnya serius.
Mendengar itu sejenak Ketiganya bertukar pandang, dan Anna menunggu dengan resah. Jemarinya mencengkram erat rantai tas dengan jantung berdegup menunggu Jawaban. "J-jadi apa boleh?" Tanyanya takut-takut. Kaki beralaskan sepatu tepleknya sudah akan mengambil satu langkah mundur kala ketiganya tampak diam-diam saja. Tapi sebelum itu terjadi, suara pelan Jennar kembali menumbuhkan secercah harapan dalam diri Anna.
"Lima belas menit, karena kita gak punya banyak waktu"
Bersama senyum merekah, Anna langsung mengambil tempat di samping Rosie dengan alasan merasa kurang diintimidasi oleh gadis yang sedari tadi hanya menampilkan sorot polos layaknya anak kecil tak mengerti permasalahan apa yang sebenarnya terjadi. Benak Anna menghangat ketika Rosie menyambutnya dengan reaksi senang yang tak mampu disembunyikan. Ah ... Rosie memang akan selalu luluh, kini saatnya bagi Anna kembali meluluhkan dua perempuan keras kepala dihadapannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANNA
Romance[21+ ] Seanna pernah berjuang begitu keras demi penuntasan obsesinya pada sosok Jonathan ...Sebelum akhirnya menyerah kala lelaki itu menghancurkan harap serta merenggut asa yang susah payah dirajutnya kembali--dalam bayang-bayang penyesalan. Memutu...