***
Hari-hari berlalu dan Anna menjalani rutinitasnya di sekolah dan di rumah seperti biasa, yang berbeda hanyalah Anna mungkin lebih sering berteman dengan buku-buku pelajaran sekarang ini, mungkin wajar mengingat Ujian Nasional berlangsung dua Minggu lagi dan Anna tidak ingin membuang-buang waktu.
Saat ketiga sahabatnya menghabiskan waktu di kantin maka Anna pergi ke perpustakaan dan membaca disana. Perubahan yang sangat drastis bukan? Dari Anna yang suka bersenang-senang menjadi Anna yang rajin dan lebih pendiam. Ia hanya ingin lulus dengan nilai yang baik, tidak mau mengecewakan nenek lagi.
Bagaimanapun Anna sudah sangat bersyukur karena ketakutannya tentang .... kehamilan tidak menjadi kenyataan, terbukti dari siklus bulananya yang berjalan dengan lancar dan tepat tanggal.
Selama 2 Minggu terakhir, Anna juga tidak pernah lagi bertemu dengan Jonathan. Well, mereka mungkin berada di lingkungan yang sama, kelas yang berdekatan atau project yang berpotensi membuat keduanya bertemu, namun sebisa mungkin Anna menghindar, tidak ingin terlibat percakapan bahkan untuk berpapasan saja Anna enggan. Jika Jonathan ada di depannya, maka Anna pasti akan berbalik arah, mengambil jalan pintas lain agar tidak bertatap muka dengan Jonathan karena itu berpotensi membuatnya dilanda rasa muak yang mengerikan.
Tentu saja perubahan sikap Anna tak lepas dari pengawasan ketiga sahabatnya, beberapa kali mereka bertanya namun jawaban Anna selalu sama——ia ingin move on. Tentu saja mendengar itu Jennar, Lala, dan Rosie merasa legah dan turut bersorak.
Sudah sejak lama mereka memaksakan kehendak agar Anna berhenti mengejar manusia batu seperti Jonathan, miris ketika melihat gadis itu harus mengintili Jonathan kemana-mana.
"Anna!"
Panggilan dari seseorang di belakangnya Membuat Anna seketika menoleh saat hendak menahan taxi untuk pulang.
"Noah?"
"Na, please temenin gue ke Toko buku yuk. Sekalian habis dari sana gue antar pulang" ajak Noah, tampak sedikit memohon.
Anna terlihat menimang-nimang sebentar sebelum akhirnya mengiyakan ajakan Noah, cowok itu langsung sumringah dan segera menyuruh Anna menaiki motornya.
"Tapi entar jangan lama-lama ya di toko buku, lo tuh kalau udah berurusan sama kertas-kertas suka lupa waktu" cibir Anna yang langsung mengundang tawa ringan dari Noah.
Ia tahu Anna sedang mengejek dirinya yang seminggu lalu sempat membuat keduanya terkunci di perpus sekolah karena keasyikan membaca.
Anna dan Noah mengenal sejak lama, keduanya adalah teman kecil, dulu sempat satu kelas di taman kanak-kanak. Hanya saja, lama tidak bertemu membuat keduanya canggung kala dipertemukan kembali di bangku SMA. Beda kelas dan tentu beda pergaulan, Anna yang notabene siswi bebas, sering keluar masuk ruang BK bersama geng-nya tentu tidak akan pantas bergaul dengan Noah yang merupakan siswa teladan, mantan ketua OSIS dan kesayangan satu sekolah.
Anna kembali akrab dengan laki-laki berkacamata itu selama dua Minggu terakhir, saat ia mulai lebih sering berkunjung ke perpus dimana itu adalah tempat tongkrongan wajib Noah. Anna senang bisa berteman lagi dengan Noah, lelaki itu pintar dan terlihat sangat tulus dalam berteman. Attitudenya juga baik, mungkin karena dia terlahir dari keluarga ningrat, Ayahnya juga seorang anggota Dewan tentu wajib bagi Noah untuk menjaga reputasi ia dan keluarganya.
***
Noah memarkirkan motornya di bagian paling pojok parkiran yang tidak terlalu luas itu. Katanya biar lebih mudah mengamati ketika ada pencuri yang hendak mencuri motornya, karena pojokan tersebut langsung berhadapan dengan Jendela kaca di toko buku itu. Sedikit konyol, Anna terkekeh geli mendengarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEANNA
Romance[21+ ] Seanna pernah berjuang begitu keras demi penuntasan obsesinya pada sosok Jonathan ...Sebelum akhirnya menyerah kala lelaki itu menghancurkan harap serta merenggut asa yang susah payah dirajutnya kembali--dalam bayang-bayang penyesalan. Memutu...