***
"Yeayy! Ayo Daddy di sebelah sini. Mommy tetap disitu ya, aku ditengah-tengah. Biar kayak Jason sama papa mamanya"
"Mommy tidurnya ngadep aku dong!"
"Daddy tangannya harus diatas perut aku kayak mommy"
"Nah, ini baru bener"
Setelah melewati perdebatan kecil dan beberapa instruksi dari si mungil Jayden, akhirnya ketiganya sukses melakoni sesi tidur bersama yang menurut Anna sangatlah...Canggung itu dengan tenang. Posisi ia dan Jonathan kini tidur berhadapan sambil memeluk Jayden yang berada di antara mereka berdua, menutup mata rapat-rapat namun bibir masih sumringah.
Bocah laki-laki itu nampak senang sekali. Membuat Anna yang awalnya merasa akan sulit untuk melewati malam dengan posisi canggung ini, seketika dilanda kelegaan.
"Aku udah lama pengen banget kayak gini, tapi Daddy gak pernah datang. Kenapa sih Daddy baru datang sekarang?" Di luar dugaan, Jayden yang Anna pikir sudah akan terlelap nyatanya kembali membuka matanya lebar, memandang penuh tanya pada Jonathan yang berbaring di sampingnya.
Astaga Jay, belum cukupkah kamu menciptakan situasi Awkward semacam ini, hingga harus melontarkan pertanyaan yang berpotensi membuat segalanya menjadi lebih buruk? ck, dasar bocah. Anna merutuk dalam hati, takut jika Jonathan lancang membeberkan fakta bahwa Anna lah yang menyembunyikan keberadaan Jayden selama ini. Bahwa dirinya lah pemutus tali yang seharusnya mengikat ayah dan anak tersebut.
"Daddy marahan sama mommy ya? Tapi kok marahnya lama? Mama sama papa jason marahnya sebentar aja kok, kata Jason kayak gitu." Ucapan lugu Jayden membuat Anna lebih susah payah menelan Saliva.
"Jay, udah jam segini. Ayo tidur jangan ngoceh terus," ucap wanita itu pelan, mengingatkan.
Namun peringatan kecil dari ibunya tak lantas membuat Jayden menghentikan ocehan. Sedikit merengsek pada Jonathan dengan manik menatap lekat, Jayden berucap lirih "Daddy gak bakal pergi lagi kan?"
Kalimat itu mengundang kesiap Anna. Berbeda dengan Jonathan yang justru membalas tatapan putranya dengan sorot menenangkan, sedikit mengusap lengan kecil Jayden seraya berkata "Never"
Binar harapan Jayden terpancar melingkupi netra sesaat setelah kata itu terucap "Jangan tinggalin aku sama Mommy. Nanti kasian Mommy suka nangis terus" tutur bocah itu lagi. Anna yang memerah lantas dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika sadar Jonathan menangkapnya lewat tatapan.
"Duh Jay, ngadu ke papamu kok ngaco sih."
Well, memang benar Selama ia dan Jayden hidup berdua, Anna memang sering menangis tetapi itu bukan terus menerus soal Jonathan, tapi efek rindu almarhumah neneknya, bisa karena kelelahan, atau jika sulit menemukan titik terang dari masalah yang tengah ia hadapi. Tapi menangis karena Jonathan pergi? Heh, Anna justru menangis hingga air matanya nyaris habis ketika dapati fakta bahwa lelaki itu kembali dan menuntut haknya sebagai Ayah.
"Daddy udah janji mau bantu aku jagain Mommy. Janji tuh harus ditepati loh" Pesan Jayden pada Jonathan. Lelaki itu terdiam untuk beberapa saat sebelum berujar dengan mantap.
"Pasti"
Senyum Jayden mengembang sempurna mendengarnya, sementara Anna menegang rasakan tangannya ditindih oleh tangan Jonathan diatas perut putra mereka. Tak butuh waktu lama untuk Jayden terlelap meninggalkan kesunyian yang canggung melingkupi Jonathan juga Anna cukup lama sampai Anna lebih dulu menyerah lalu menyusul ke alam mimpi.
***
Pagi hari, Anna terbangun tanpa Jayden maupun Jonathan disampingnya sungguh membuat heran. Anna ingat mereka masih dalam posisi berbaring bersama saat ia terlelap, namun kemana perginya Ayah dan anak itu sekarang? Masih dalam lamunannya, tiba-tiba Anna mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi, bangkit dan menanggalkan selimut, wanita itu berjalan menuju sumber suara. Pintu didorongnya pelan dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANNA
Romance[21+ ] Seanna pernah berjuang begitu keras demi penuntasan obsesinya pada sosok Jonathan ...Sebelum akhirnya menyerah kala lelaki itu menghancurkan harap serta merenggut asa yang susah payah dirajutnya kembali--dalam bayang-bayang penyesalan. Memutu...