Ada yang rindu Papa bang-t?
***
"Wilona, perempuan yang digaji hanya untuk memuaskanku" Jonathan sama sekali tak tampak ragu ataupun terbebani saat membeberkan fakta itu dengan sangat frontal, bahkan sampai membuat Anna menelan ludah.
"Oh.. jadi kamu sering tidur dengannya." lagi, tanya wanita itu.
"Tidak sering, aku hanya akan memanggilnya jika sedang merindukanmu."
Sepersekian detik, Anna tercekat.
***
"Bulshit.." Anna menyeringai samar.
"Diam sialan!" Maki Jonathan.
Anna memejam dan lantas berpaling wajah, siap tak siap menghadapi amarah Jonathan yang selalu tak bisa dikontrol dan meledak-ledak.
"Dengar, Anna." sampai suara berat itu menyusup ke telinganya, Anna masih menolak bergeming, tangannya yang semula dipakai untuk menghadang dadanya agar tak bersentuhan dengan dada Jonathan kini malah dicengkeram tangan besar pria itu.
"Aku tak harus mengancamnya untuk tidur denganku, membawanya tinggal di rumah ini apalagi mengajaknya tidur bersamaku di kamar ini." Jonathan menunduk lebih dalam. Membiarkan napas kerasnya beradu dengan milik Anna yang mulai tak teratur. "Lagi, aku tidak pernah membiarkan benihku tumbuh di rahimnya, dan aku tak pernah memintanya menjadi istriku seperti yang kulakukan padamu tempo hari. Jadi apa kamu masih berani berkata jika kalian sama? Apa kamu masih belum sadar juga?"
Menekan kuat dadanya yang tengah bergemuruh kencang , Anna merengguk oksigen cara rakus. Sebelum akhirnya hanya diam menatap Jonathan.
"Kamu bukan sekedar pemuas Anna, kamu wanitaku. Ibu putraku, dan jika kamu tidak berlagak sombong dengan menolak lamaranku tempo hari, mungkin gelar istri akan disematkan padamu."
kali ini dengan senyum tertahan di wajahnya yang senduh, Anna menyahut pilu. "Kalau aku sebegitu berartinya, kenapa kamu gak bisa menghargai aku barang sedikit? Hubungan kita persis seperti perbudakan dimana hanya kamu yang berhak mengatur, memerintah, mengancam dan memaksa untuk dituruti. Dan jika sedikit saja aku melawan maka kamu menghukumku" Hati Anna berdesir perih saat melanjutkan. "Ini gak sehat, Jo. Hubungan ini udah gak sehat"
Diatasnya Jonathan menggeram rendah sesaat sebelum membiarkan baritonnya mengudara. "Sudah merupakan kepribadianku menjadi seorang diktator, Anna. Mau atau tidak, kamu harus bisa terima." Lelaki itu menuai senyum tipis. "Lagipula, sikapku--tergantung dari bagaimana sikap kamu terhadapku. Jika kamu menurut, kamu tentu aman tetapi jika kamu memilih jadi pemberontak ... aku bisa lebih kejam"
"Kamu egois."
"Aku harus egois untuk tetap mempertahankanmu di sisiku"
"Tapi aku akan tetap pergi" Anna bersikeras.
"Membunuh Noah, bukan hal yang sulit. Mematahkan kakimu juga sesuatu yang sangat mudah, Anna"
Ancaman itu seketika mengundang tawa garing Anna. "Bercandamu gak lucu"
"Apa aku terlihat sedang bercanda?"
Dan keseriusan dalam nada serta raut Jonathan membuat Anna menelan ludah dengan payah.
_____👆
Terimakasih sudah mewakili
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANNA
Romance[21+ ] Seanna pernah berjuang begitu keras demi penuntasan obsesinya pada sosok Jonathan ...Sebelum akhirnya menyerah kala lelaki itu menghancurkan harap serta merenggut asa yang susah payah dirajutnya kembali--dalam bayang-bayang penyesalan. Memutu...