Part 4

133K 7.8K 933
                                    

Jangan lupa votmen~

***

Anna menggeliat saat rasakan panas memapar punggung telanjangnya. Dengan masih mengucek-ngucek mata, perlahan Anna bangkit dari pembaringan. Mengambil posisi duduk dan bersandar pada kepala ranjang, sebelum perih tiba-tiba menyerang inti tubuhnya.

Menoleh ke samping dan tidak menemukan Jonathan di sebelahnya, sejenak pandangan Anna  beralih menyusuri tiap sudut kamar super luas tersebut, mengumpulkan kesadaran sebelum memutuskan untuk bangkit menuju kamar mandi.

Selimut tebal Jonathan ia lilitkan pada tubuh telanjangnya, pelan-pelan Anna berusaha berdiri meski dengan kondisi tubuh sedikit lemah, akan tetapi lagi-lagi rasa sakit yang sama menyerang pangkal pahanya hingga mendadak ia terjatuh.

Lama meringis, suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi Anna——di sana berdiri Jonathan dengan pakaian lengkap. Kaos hitam dan training panjang. Lelaki itu terlihat segar, sungguh berbanding terbalik dengan dirinya yang lepek dan hanya berbalut selimut.

Jonathan berjalan ke arahnya, sementara Anna bersiap untuk mengeluarkan suara, sebelum akhirnya telanjur terkesima kala Jonathan merengkuh tubuhnya yang lemah, menggendongnya ala bridal dan menuju kamar mandi.

Lelaki itu lalu menurunkan dirinya di dalam bathtub yang telah terisi Air hangat.

'Jonathan kah yang menyiapkannya?' seketika Anna merona.

Jonathan tak mengatakan sepatah katapun pada Anna, wajah tampannya masih senantiasa menampilkan raut datar. Hingga saat ia ingin beranjak, suara lembut Anna menghentikannya.

"Jo.."

Jonathan lantas berbalik, meski sekilas saja sebelum kembali melangkah dengan gumaman kecil yang masih bisa Anna dengar. "Mandi dulu, gue siapin baju. Habis itu samperin gue di meja makan."

Dan belum sempat Anna menjawab, Tubuh tegap itu telah menghilang dibalik pintu.

***

Selesai mandi, Anna mengenakan lagi pakaian yang semalam ia kenakan, menyisir rambutnya yang basah, lalu  mengikuti instruksi Jonathan yang menyuruhnya menyusul lelaki itu ke meja makan. Disana, keduanya duduk berhadapan.

"Jadi..?" suara gugup Anna memecah keheningan diantara mereka. Anna menunduk, sesekali ia melirik Lelaki di dihadapannya itu dengan takut-takut.

"Kamu mau terima aku kan, Jo? Kamu udah janji" gadis itu bertanya lagi, kali ini dengan suara bergetar.

Sedang Jonathan masih senantiasa berwajah datar. Kendati sudah biasa melihatnya, nyataya itu masih membuat Anna luar biasa gugup mewanti jawaban.

Lama tak ada sahutan, Anna lantas dibuat terperangah ketika Jonathan menyodorkan sebuah Amplop coklat tebal ke arahnya. Keningnya mengerut seketika. Sungguh ia tidak mengerti dengan situasi ini.

"I-ini apa Jo?" Tanyanya.

"Uang" Jawab Jonathan santai dan teramat singkat.

"Uang? Buat siapa?"

"Buat Lo"

'Wait, uang?buat gue? Maksudnya?' membatin cemas,  sontak Jantung Anna memompa lebih cepat, darahnya berdesir. Dan Ia mulai merasa ngeri.

"Jonathan aku gak ngerti, bicara yang jelas" desak Anna.

Terlihat Jonathan yang berdecak kesal sebelum kembali bersuara.

"Ini uang sebagai imbalan buat Lo yang udah muasin gue semalam, sepuluh juta. Lo partner termahal sejauh ini, kalau masih kurang, bisa sebut berapa nominalnya. Bakal gue tambahin" Jawab lelaki itu.

SEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang