***Jonathan masih menikmati senandung halus Anna yang menenangkan jiwa dan sapuan jemari lentik di surainya, yang memanjakan raga. Nyaris Jonathan tertidur, kalau saja ia tak teringat jika ini adalah moment langka. Hanya suasana mendukung serta mood baik keduanya yang mampu menciptakan moment seperti sekarang. Dan Jonathan tak ingin melewatkannya. Ini terlalu sempurna.
"Anna ..." Panggilnya dalam suara serak.
Sang empunya menyahut pelan "Hm?"
"Ceritakan kisahmu." Pinta Jonathan yang mirip seperti Jayden tiap kali dibujuk tidur oleh Anna. Bedanya Jayden meminta diceritakan sebuah dongeng, sedang Jonathan menyuruh Anna mengisahkan dirinya sendiri.
Wanita itu tertegun lama, sejenak berpikir sebelum balik bertanya. "Kisah yang mana?"
"Yang mana saja"
"Eumm, pilih salah satu." kata Anna getir, matanya menatap lurus kedepan seolah tengah menghayal. "Tentang Anna kecil, putri konglomerat yang ditinggal orang tuanya mati, Anna muda yang melahirkan dan membesarkan anaknya sendirian, atau Anna yang sekarang menjadi tawanan pria dari masa lalunya?"
"Semuanya terdengar miris." Masih terpejam, Jonathan suarakan opininya dengan teramat santai.
Anna lalu mengangguk dengan sendirinya, meski tahu lelaki itu tak melihat."Kamu benar, tiga fase kehidupanku benar-benar miris."
"Dan aku mengambil peran utama pada dua fase diantaranya." imbuh Jonathan.
Anna mengangguk lagi, lalu bertanya bersama niatan menggoda. "Peran antagonis?"
"whatever."
Anna lalu tersenyum miring. "Kamu memang jahat."
Dan tak ada sahutan. Keduanya sama-sama terdiam setelah itu dan membiarkan kebisuan melanda untuk beberapa saat, sebelum akhirnya kembali Jonathan bersuara.
"Anna ..."
"Ya."
"Jelaskan arti dari nama kamu." Lagi-lagi permintaan yang tak terduga. Tadi kisahnya, sekarang arti namanya. Pria ini kenapa?
"Sea ... secara geografis berarti laut luas yang berhubungan dengan samudera dan Anna dalam bahasa Kristiani berarti Penuh dengan maaf." Jelasnya.
"Mamaku bilang, alasan mereka memberiku gabungan nama Sea agar aku mempunyai hati seluas lautan, dalam arti tak menjadi pribadi egois yang hanya memikirkan diri sendiri. Dan Anna, agar aku bisa memaafkan sebuah kesalahan dengan lapang."
Lengkungan senyum tipis Anna luntur tiba-tiba, saat menyadari satu hal, dirinya yang sekarang, ternyata sangat bertolak belakang dari arti nama yang diberikan orang tuanya.
"Itu terdengar sedikit konyol."
Anna tersenyum miris untuk tanggapan Jonathan, sebelum ia imbuhi ucapan lelaki itu. "Dan tidak masuk akal."
"Jadi kamu tak merasa Seanna nama yang cocok untukmu?" Mengatur posisi sedikit lebih miring, Jonathan membuka matanya perlahan dan memandang Anna dari bawah dagu wanita itu.
"Ya, karena tidak sesuai dengan karakterku. Aku tidak semulia itu." tukas Anna.
Kening Jonathan lantas berkerut dalam."Kamu bukan pemaaf." Dan kalimatnya tak terdengar seperti pernyataan dengan nada yang lebih menyerupai tanya.
Anna mengangguk singkat. "Tapi pendendam. Sulit melupakan kesalahan besar yang membekas, mengabaikannya mungkin bisa, tapi untuk kembali menerima ... rasanya mustahil." Imbuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANNA
Romance[21+ ] Seanna pernah berjuang begitu keras demi penuntasan obsesinya pada sosok Jonathan ...Sebelum akhirnya menyerah kala lelaki itu menghancurkan harap serta merenggut asa yang susah payah dirajutnya kembali--dalam bayang-bayang penyesalan. Memutu...