03 - Mengagumi

983 65 8
                                    

Welcome readers:)

Alangkah baiknya vote dulu sebelum membaca

Happy reading:v

"Apakah ini pantas disebut sebatas rasa kagum aku terhadapmu, atau mungkin bukan hanya sekedar kagum semata?"

****

"Gak sabar gue buat lihat acara Pensi nanti" Ucap Sasha dengan kegirangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak sabar gue buat lihat acara Pensi nanti" Ucap Sasha dengan kegirangan.

Gladies pun ikut mengangguk "Iya betul. Kalau gak salah 4 hari lagi kan?"

"Iya 4 hari lagi!" Sasha mengepalkan tangan. Bukan karena ia kesal. Namun karena ia gemas karena tak lama lagi akan diadakan acara pensi di sekolah.

Memang acara pensi akan diadakan 4 hari mendatang. Acara ini adalah acara tahunan yang wajib dilakukan selama satu tahun sekali. Sekaligus menjadi event terakhir yang diadakan OSIS sebelum masa jabatan mereka berakhir. Dan berganti dengan masa kepengurusan yang baru.

Gladies menjadi tidak sabar menanti hari itu tiba. Hari dimana dia bisa melihat kemampuan Revan di atas panggung. Ia mengetahui bahwa Revan memang orang yang berbakat. Pasti di acara pensi nanti ia akan menunjukan salah satu bakatnya.

Saat keduanya sedang asyik mengobrol, tiba-tiba ada suara keras dari sebuah mic. Menandakan adanya pengumuman yang akan disampaikan.

"PERHATIAN! DIHARAPKAN SEMUA SISWA-SISWI SMA PELITA, AGAR SEGERA BERKUMPUL DI LAPANGAN BASKET, KARENA AKAN ADA PENGUMUMAN PENTING DARI OSIS..."

Baru saja Gladies dan Sasha membicarakan tentang hal tersebut, sudah ada pengumuman yang disampaikan oleh salah satu anggota OSIS. Gladies mengenali betul suara ini. Suara Revan yang mengelegar sepenjuru sekolah, mengumumkan sesuatu lewat mic

"SEKALI LAGI, UNTUK SEMUA SISWA SISWI YANG MASIH ADA DI DALAM KELAS MAUPUN YANG ADA DI AREA KANTIN, HARAP SEGERA BERKUMPUL DI LAPANGAN BASKET. SEKIAN TERIMAKASIH"

Revan mengakhiri ucapannya lewat Mic. Dengan antusiasnya, Gladies menarik tangan Sasha membawanya bergegas menuju lapangan basket.

"Ayok Sa! Kak Revan udah manggil gue tuh" Gladies menarik paksa tangan Sasha yang belum siap beranjak berdiri dari duduknya.

Sasha menatap Gladies dengan kesal "Manggil lo? Manggil semuanya kali! Bukan lo doang" Ucap Sasha menoyor kepala Gladies pelan.

Gladies mendengus sebal. Memegang kepalanya yang barusan ditoyor oleh Sasha "Biarin sih, udah ayok!"

Gladies sekali lagi menarik tangan Sasha denga cepat. Tanpa penolakkan, Sasha mengikuti Gladies yang membawanya menuju lapangan basket.

Di setiap langkah mereka, banyam murid yang berhamburan keluar. Keluar dari dalam kelas, maupun keluar dari area kantin. Ternyata efek dari suara Revan memang luar biasa. Buktinya, semuanya menurut apa yang diperintahkan olehnya. Semuanya berkumpul di lapangan basket sesuai dengan kelas mereka masing-masing.

Hello, Gath! (Series 1)  [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang