Welcome readers:)
Alangkah baiknya vote dulu sebelum membaca
Maafkan jika ada typo🙏
Happy reading:v
"Jangan salah. Sebuah surat yang salah pemberian bukan berarti salah dalam memilih. Mungkin ada sesuatu yang kalian belum tahu kisah akhirnya seperti apa."
Gladies tengah berjalan di koridor pagi ini. Karena hari ini hari senin jadi ia berangkat lebih awal. Begitupun dengan murid SMA Pelita yang sudah banyak yang berlalu lalang di sepanjang koridor.
Tapi Gladies merasa aneh. Kenapa setiap langkahnya berpapasan dengan beberapa murid, justru mereka menghindari. Ada juga di antaranya yang berbisik ketika Gladies melewati mereka.
Gladies merasa aneh. Ia mengecek seragam yang dikenakannya. Tidak salah kok, pakaian yang digunakannya sesuai hari dan aturan di sekolah. Gladies juga melihat ke arah sepatunya apa mungkin ia salah memakai sepatu. Setelah dilihat masih benar, tidak ada yang aneh. Lalu kenapa semuanya berbisik ketika Gladies lewat di hadapan mereka.
Gladies mencoba menata rambutnya serapih mungkin. Mungkin jika rambutnya lebih rapih sedikit, ia tidak akan dibicarakan lagi. Namun itu salah. Mereka yang Gladies lewati masih tetap berbisik.
Sampai langkahnya terhenti sesaat setelah Gladies tak sengaja mendengar perkataan dua siswi cewek. Mungkin karena tidak terlalu pelan dia berbisik, sehingga mampu terdengar di kuping Gladies.
"Ih itu dia tuh cewek gatel. Masa udah deketin kak Revan, masih mau sama yang lain" Bisik salah satu cewek.
"Iya bener. Gak punya malu banget!" Timpal siswi cewek yang satunya lagi.
Gladies mengepalkan tangannya kuat. Dengan kencang dia meremas ujung toknya. Sabar. Ia tidak harus tersulut emosi untuk sekarang. Seberusaha mungkin Gladies mengontrol emosinya.
Tapi satu kata yang barusan keluar dari mulut cewek berambut sebahu itu membuatnya geram. Habis kesabarannya ketika cewek itu berkata demikian.
"Emang kayak cabe" Ucap cewek berambut sebahu.
Gladies langsung berbalik dan menyambar keduanya. Tangannya mengepal dengan keras.
"Lo berdua kalo ngomong di depan orangnya langsung! Jangan main di belakang doang!" Bentak Gladies yang mulai kesal.
"Kenapa? Ngerasa lo?!" Cewek itu justru menantang balik Gladies.
Gladies menggertakkan rahangnya karena emosi. Ini sudah kelewat batas. Gladies tidak akan diam jika dirinya dikatai buruk oleh orang lain.
Tangannya terangkat ke udara bersiap melakukan tamparan di pipi cewek itu. Namun tangannya berhenti karena sebuah tangan mencekal pergelangan tangan Gladies. Gladies menoleh ke siapa yang menahan pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Gath! (Series 1) [COMPLETED]✔
Ficção AdolescenteGathan tidak akan menyangka setelah pertemuan pertamanya dengan Gladies, akan berdampak besar pada kehidupannya. Memberi warna di setiap hari-harinya. Namun tidak dengan Gladies. Baginya, Gathan itu adalah dampak buruk. Selain kehidupannya yang perl...