23 - Bertemu

399 26 1
                                    

Welcome readers:)

Alangkah baiknya vote dulu sebelum membaca. Jadilah pembaca yang budiman dengan menghargai karya sang penulis☺

"Kita lebih sering bertemu untuk akhir-akhir ini. Apakah ini pertanda akan sesuatu hal tentang kita?"

Gladies duduk bersila di kursi tunggu tempat ia berada sekarang. Ia sedang berada di kedai martabak. Karena sangat ingin sekali makan martabak, terpaksalah ia harus keluar mencarinya. Untung tempatnya tidak jauh dari kompleks perumahannya. Hanya melewati taman untuk sampai ke kedai martabak langganannya itu.

"Pak, masih lama gak?" Tanya Gladies yang sudah tidak sabar menunggu martabaknya matang. Cacing dalam perutnya sekarang mulai berdemo. Menuntut untuk memakan martabak.

"Sabar, Neng. Bentar lagi kok" Jawab Pak Karto si penjual martabak langganan Gladies.

Gladies menghela napasnya pelan. Menunggu sepertinya hal yang paling dibenci olehnya. Karena terlalu lama ia akan mendapatkan sesuatu hanya karena menunggu. Intinya menunggu itu lama. Sudah itu saja.

Gladies memainkan handphone untuk meghilangkan rasa jenuh selama menunggu martabaknya matang. Sebuah permainan cacing ia mainkan sekarang. Ternyata setelah ia melihat Shila bermain dengan asyik, dirinya menjadi penasaran dan ikut mencoba bermain. Eh sampai akhirnya ia ketagihan permainan ini.

Karena saking asyiknya bermain game cacing, Gladies sampai tidak menyadari kalau Pak Karto memanggil namanya. Pesanan Gladies sudah siap, makanya Pak Karto memanggil Gladies.

"Neng Gladies? Neng, martabaknya udah jadi" Kata Pak Karto.

Namun Gladies masih asyik dengan layar handphonenya. Tidak menyahuti Pak Karto yang memanggilnya sejak tadi.

"Neng Gladies" Pak Karto kemudian mengetuk meja untuk menyadarkan Gladies.

Tepat sekali. Gladies langsung tersadar, menghentikan permainan gamenya lalu ia simpan ke dalam saku jaketnya.

"Ah iya Pak" Gladies kemudian mengambil pesanannya dari tangan Pak Karto.

Gladies mengambil uang dari saku celananya. Dua lembar uang berwarna ungu ia ambil dan diberikan kepada Pak Karto.

"Kembaliannya ambil aja Pak" Ujar Gladies.

Pak Karto menerima uang dari Gladies "Wah.. Terimakasih, Neng"

Gladies mengangguk. Kemudian ia beranjak dari duduknya, berjalan pergi meninggalkan kedai martabak. Sekarang ia akan pulang ke rumahnya menyantap martabak lezat kesukaannya.

Aromanya menyengat sampai ke hidung. Gladies menjadi lapar hanya karena mencium aroma cokelat dari martabak. Aromanya yang khas, membuat perutnya bergejolak, menimbulkan rasa lapar.

Di sepanjang jalan, sesekali Gladies mendekatkan plastik bungkus martabak ke hidungnya. Hanya menghirup aroma martabak yang bikin siapapun akan tergiur untuk memakannya.

"Enak nih kayaknya" Katanya setelah mencium aroma khas martabak.

Gladies berjalan di daerah taman dekat kompleks rumahnya. Karena tempat jualan Pak Karto tidak terlalu jauh dari kompleks perumahan, ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Walau tadi Rian sempat menawarinya untuk naik motor. Namun Gladies menolaknya, dengan alasan ia ingin menikmati suasana malam di perjalanan.

Hello, Gath! (Series 1)  [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang