Enambelas

13.5K 981 29
                                    

"A-aku merindukanmu" gumam Sakura dalam pelukan pria tersebut. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar isakannya tak akan lolos. Ia sedikit malu menyatakan apa yang terjadi padanya. Namun ada perasaan lega, akhirnya Sasuke bisa mengetahuinya.

DEG

Debaran jantung pria itu memompa semakin cepat akibat ucapan Sakura barusan. Ia tak percaya jika wanita pink itu akan mengatakan rindu padanya, ia berpikir Sakura akan memukulnya karena mengingatkannya kembali dengan memanggil nama panggilan sayangnya, ternyata tidak. Ini diluar dugaannya, Sakura benar-benar mengatakan hal tersebut.

"Kenapa?" lidahnya terasa keluh hanya karena ucapan wanita itu.

"Aku merindukanmu yang dulu hiks. Kau yang begitu hangat dan lembut walau kadang menyebalkan tapi kau begitu menyayangiku" gumam Sakura lirih. Ia memejamkan matanya dan kembali menghirup aroma yang membuatnya tenang.

"Dan sekarang, ketika melihat sikap hangatmu pada Sarada, entah kenapa bayangan dirimu yang dulu muncul di kepalaku"

Sasuke tersenyum hangat mendengar penjelasan wanita itu. Ia melepaskan pelukan Sakura lalu menatap dalam emerald berwarna hijau menenangkan tersebut, mencari kebohongan namun tidak ada. Selain hanya mendapatkan kesungguhan dan tatapan rindu.

"Cherry aku mencintaimu. Sangat, kau harus tahu itu" gumam Sasuke sambil mengulurkan tangannya untuk memegang pipi mulus wanitanya.

Sakura memejamkan matanya menikmati sentuhan pria itu. Rasa benci yang bersarang di hatinya menguap begitu saja, kini digantikan dengan rasa cinta dan kerinduan.

"Beri aku kesempatan satu kali ini saja Cherry. Ku mohon"

Mata onyx pria itu berkaca-kaca memohon kepada Sakura. Ia tak akan menperdulikan harga dirinya lagi, demi Sakura ia rela melakukan apa saja. Asal wanita itu mau memberinya kesempatan.

Tanggapan yang benar-benar di luar dugaannya. Sakura memegang tangannya yang masih setia bertengker di pipinya sambil tersenyum lalu mengangguk. Ia memberi pria itu kesempatan, dan tentu saja dengan pemikiran yang matang. Beberapa hari ini ia sering berpikir, bagaimana kalau ia menjauh dan membawa Sarada pergi dari Sasuke. Pasti putrinya tak akan setuju begitu pula ayah dari anaknya.

Hal itu egois tentu saja, makanya ia terus memantapkan hati agar bisa memberikan Sasuke kesempatan, dan mencoba memulainya dari awal. Ini demi Sarada dan rasa cintanya yang masih membekas. Kali ini ia tak boleh egois.

Dan saat dimana ia melihat perlakuan lembut Sasuke pada putrinya, entah kenapa perasaannya menjadi sangat yakin untuk menerima pria itu.

"Te-terima kasih Sakura" Sasuke buru-buru memeluknya. Air mata yang tadi menggenang di pelupuk matanya kini menetes begitu saja tanpa bisa dicega. Ia menangis dalam pelukan Sakura. Tanpa memikirkan lagi bahwa ia seorang Uchiha yang harus mempertahankan harga dirinya di depan siapapun, tapi jika itu Sakura ia tak peduli, Sakura lebih penting daripada harga dirinya.

"Sasuke-kun. Kau menangis?" tanya Sakura ketika dirasa tubuh pria itu bergetar. Ia kembali memanggilnya dengan embel-embel kun karena seperti yang diketahui mereka telah berbaikan.

Sasuke tak menjawab, ia hanya diam sambil terus menenggelamkan kepalanya di dada Sakura. Sedang Sakura memilih mengelus-ngelus rambut pantat ayam pria itu.

"Rasanya sudah lama sekali kau tak bermanja-manja seperti ini padaku" ujar Sakura diiringi kekehan lembut.

Sasuke melepaskan pelukannya dan mengangkat wajahnya dari ceruk leher Sakura. Hal pertama yang Sakura tangkap adalah wajah kusut pria itu serta matanya yang sedikit memerah.

"Sa..." ucapannya terputus karena bibir Sasuke sudah lebih dulu membungkam mulutnya. Awalnya ia sedikit terkejut, namun ketika lidah Sasuke mulai bermain di dalam mulutnya, ia pun ikut serta dalam permainan lidah tersebut.

Bisa dirasakan jelas bagaimana bibir Sasuke dengan lembut memangut bibirnya, menyalurkan rasa yang sedang berada dalam hatinya. Pria itu benar-benar merindukannya, begitu pun dirinya.

Yang awalnya hanya berupa lumatan yang menyalurkan rasa kerinduan yang begitu mendalam, hingga menjadi ciuman panas. Sakura pikir ia harus menghentikannya sekarang. Sebelum ini terlanjutkan ke tahap lebih lanjut, ayolah mereka baru saja berbaikan.

"Cherry..." Sakura cukup tertegun dengan panggilan Sasuke di sela ciuman mereka. Suara berat pria itu mampu menyalakan alarm tanda bahaya di kepala Sakura.

"Aku ingin"

Dan. Skak mat, habislah Sakura kali ini. Kemungkinan besar ia susah berjalan, karena terakhir mereka melakukannya saat pembuatan Sarada. Wanita itu hanya bisa terkulai lemas di tempat tidur selama seharian dan tak bisa berjalan. Sedang Sasuke si pria berwajah datar yang sayangnya sangat mesum, hanya tersenyum dan berkata ingin lagi. Setan memang, sudah bermain sampai subuh dan membuat anak orang sampai tak bisa berjalan. Lalu meminta lagi, dasar pantat ayam mesum.

"Sasuke-kun, a-aku"

"Menikahimu" Sakura melebarkan matanya. Ya ampun, apa-apaan dirinya. Ia sudah berpikir lain tentang pria itu. Namun ternyata salah Sasuke bukan menginginkan hal itu, ia menginginkan hal lain.

"Haa?"

Sasuke menyeringai melihat wajah terkejut wanita itu. Ia tahu apa yang dipikirkannya, karena memang sebenarnya ia menginginkan wanita itu sekarang juga. Tapi ia berusaha menahannya, karena tak mungkin ia melakukan hal tersebut di saat mereka baru saja berbaikan. Pasti Sakura akan berpikir lain dan malah menjauhinya.

"Ohh aku tahu kau berpikir ini kan" ucap Sasuke sambil memegang kedua gundukan wanita pink itu. Ia menyeringai ketika melihat wajah merona Sakura.

"Dasar mesum" umpat Sakura kesal sambil menepiskan kedua tangan Sasuke dari dadanya.

Sasuke terkekeh geli melihat tingkah Sakura, ia memajukan tubuhnya mendekati wanita itu lalu mengecup singkat bibir Sakura yang membengkak karena ulahnya. "Jadi bagaimana?"

"Apa?" tanya Sakura masih dengan nada kesal.

"Kau mau menikah denganku"

Sakura menarik napas dalam sambil mengangkat kedua bahunya, lalu ia mengangguk pada pria itu "yahh mau bagaimana lagi"

"Ck. Kau berkata seolah-olah tak ada pilihan lain"

"Ya tentu saja karena percuma aku menolak kau pasti akan tetap memaksaku"

"Yayaya nyonya Uchiha"

"Hey aku masih Haruno"

"Hn terserah"

"Menyebalkan"

Sasuke kembali memajukan wajahnya lalu melumat bibi Sakura beberapa saat, ia menyeringai. "Kapan kita bisa melanjutkan yang tadi"

"HEY DASAR UCHIHA MESUM"

Dan teriakan Sakura menggema di ruangan Ceo tersebut, untung saja ruangan itu kedap suara sehingga hanya Sasuke dan dirinya yang mendengar. Tapi satu lagi yang merekan lupakan. Putri kesayangan mereka yang kini sudah menangis karena kaget dengan teriakan ibunya.

Mereka berdua buru-buru berlari ke kamar tersebut. Sasuke langsung saja membawa Sarada ke gendongannya. Sedang Sakura hanya menyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal saat Sasuke menatapnya tajam.

"Hehehe aku ke toilet dulu yah Sasuke-kun" gumam Sakura sambil berlari menjauh dari kedua manusia berambut sama warna tersebut.

.

.

.

Bersambung..

(REVISI 17-01-21)

Fusion of Destiny (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang