Lima bulan kemudian....
Tangannya bergerak mengelus perut buncitnya yang telah memasuki 7 bulan. Dengan perlahan-lahan ia menarik napas menikmati udara menyegarkan dari taman kecil yang berada di belakang rumah. Taman yang dibuat Sasuke untuknya beberapa bulan lalu saat ia merengek pada pria itu untuk selalu pergi ke taman.
Menyandarkan tubuhnya yang tengah duduk di gazebo tersebut. Senyumnya semakin cerah saat merasakan tendangan kecil dari dalam perut. Bayinya benar-benar aktif melebihi Sarada dulu. Ia mulai menebak dalam diam apakah bayinya berjenis kelamin perempuan atau laki-laki. Mengingat ia dan Sasuke yang sudah sepakat untuk tidak mencari tahu jenis kelamin bayi mereka.
Emerald yang tersembunyi itu kembali terlihat saat empunya baru mengingat sesuatu. Ia hampir lupa untuk menjemput putrinya yang akan segera pulang beberapa saat lagi. Segera saja Sakura beranjak dari tempat tersebut dan berjalan masuk ke dalam rumah dengan langkah pelan.
Selesai mengganti pakaian dengan dress ibu hamil berwarna maaron, ia segera berjalan keluar menuju garasi mobil. Padahal Sasuke sudah melarangnya untuk berkendara dan menjemput Sarada dikarenakan kandungannya yang mulai membesar dan itu akan membuat gerakannya tak leluasa. Namun Sakura bersi keras selagi ia masih bisa kenapa harus diam saja di rumah kan.
Sakura membawa mobil dengan kecepatan normal, mengingat ia yang sedang hamil jadi harus berhati-hati dalam berkendara.
Tak lama menempuh perjalanan menuju sekolah putrinya. Sakura bergerak turun dari mobil dan langsung saja menemukan Sarada yang duduk di kursi tunggu yang disediakan pihak sekolah. Senyumnya mengembang melihat putrinya asik berbicara dengan teman-teman lainnya yang menunggu jemputan mereka.
"Sarada" panggil Sakura.
Terlihat Sarada berpamitan pada temannya dan penjaga yang memang selalu menjaga para anak-anak itu menunggu jemputan. Lalu gadis itu berlari-lari kecil menuju ibunya yang menunggu dengan diam di samping mobil.
Senyum lebar Sarada terbit, menampilkan deretan gigi-gigi susu kecilnya yang nampak lucu. "Halo mama" sapanya dengan lambaian tangan. Lalu tangannya beralih mengelus perut buncit ibunya lembut, "halo juga adik"
Sakura tersenyum geli melihat interaksi Sarada dengan adiknya yang berada dalam perut. "Halo kakak ku yang cantik" Sakura menyuarakan seolah ia adalah bayi itu membuat Sarada berbinar gembira. Gadis itu bahkan melompat karena kegirangan.
Sakura mengulurkan tangannya mengelus kepala putrinya, "ayo sayang"
Sarada mengangguk sebagai jawaban dan ikut masuk ke dalam mobil.
.
.
.
Kedua langkah manusia tersebut membuat beberapa pegawai sempat tertegun melihatnya. Jarang sekali mendapati istri dari Ceo mereka datang ke kantor, saat Sakura mulai mengandung Sasuke menjadi begitu posessif dan membatasi kemana istrinya akan pergi. Namun kali ini Sakura tak meminta izin suaminya, ia langsung saja terpikir setelah menjemput Sarada ingin singgah sebentar di kantor suaminya. Mengajak pria itu untuk makan siang bersama, mengingat mereka yang belakangan ini jarang makan siang bersama karena Sasuke sangat sibuk.
Sakura dan Sarada terus melangkah walau sesekali menyapa pegawai kantor yang memberi salam padanya. Lalu mereka masuk ke dalam lift, menekan angka tombol yang akan membawa mereka ke ruangan milik Ceo dari perusahaan besar ini.
Di dalam lift Sarada banyak bertanya tentang apa yang baru dilihatnya di kantor ini. Sakura pun menjawab pertanyaan putrinya agar gadis itu dapat memenuhi rasa keingin tahuannya.
Sarada baru saja akan kembali bertanya pada ibunya namun lift berbunyi tanda mereka telah sampai. Segera saja mereka melangkah keluar. Terlihat Sarada yang berlari-lari kecil menuju ruangan ayahanya yang sudah sangat dihapal. Sakura hanya bisa tersenyum geli melihat betapa antusiasnya Sarada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fusion of Destiny (End)
FanfictionSasuke baru saja akan masuk ke dalam mobilnya namun tertunda ketika ia tak sengaja melihat seorang gadis kecil tengah duduk meringkuk di depan mobilnya sambil menangis. Seolah gadis itu memiliki magnet yang mampu membuatnya mendekat dan merasa penas...