Sasuke keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah. Belum sepenuhnya pesta pernikahan mereka selesai ia langsung saja menyeret istri pinknya itu ke rumah mereka. Ya rumah baru yang dibelinya beberapa hari lalu. Tapi baru sampai di pintu hotel, putrinya sudah merengek ikut. Padahal ia ada rencana lain, tapi sayang seribu sayang ia tak bisa menolak keinginan gadis kecil itu.
Mendengus bosan ketika melihat putrinya yang sudah tertidur di pelukan istrinya, sedang Sakura asik mengelus-ngelus kepala putrinya itu. Entah mengapa kali ini ia ingin memonopoli Sakura.
"Cherryyy" gumam Sasuke panjang. Nadanya terdengar lirih.
Sakura yang memang tahu apa alasan pria itu terlihat gusar dan terus mendengus pun tertawa geli. Ia memang sengaja mendukung Sarada untuk ikut karena ia tahu apa tujuan pria Uchiha itu.
"Ada apa Sasuke-kun?" tanya Sakura pada pria yang baru saja ikut merebahkan tubuhnya di samping Sarada.
"Ck kau menyebalkan"
Alis wanita pink itu mengernyit heran, namun detik berikutnya ia tertawa melihat wajah kesal Sasuke, "menyebalkan bagaimana?"
"Aku tahu kau sengaja" Sasuke menggumam sambil berbalik memunggungi kedua perempuan yang sangat disayanginya tersebut.
"Astaga kau merajuk?"
"Hn"
"Sasuke-kun"
"........."
Sakura memutar bola matanya bosan lalu mengalihkan tatapannya pada wajah polos putrinya yang sudah asik berkelana di alam mimpinya. Ia mengelus kepala putrinya itu dengan lembut, "sayang lihat papa mu" bisik Sakura pelan, walau ia tahu Sarada tak bisa mendengarnya karena sudah tertidur pulas, tapi ia tahu suaminya mendengarnya.
"Kau semakin meledekku Sakura. Awas saja" ancam Sasuke tiba-tiba. Ia kembali berbalik menghadap pada mereka, lalu menjulurkan tangannya dan membawa kedua perempuan itu ke dalam pelukan hangatnya.
"Awas kau Cherry"
Sakura tertawa kecil melihat wajah pria itu, "hahaha kau kenapa sih?"
"Jangan menertawaiku" ucap Sasuke kesal sambil mencubit-cubit pipi gembul putrinya. Membuat Sakura bingung dibuatnya. Bukannya pria itu kesal padanya yah, kenapa malah pipi putrinya yang menjadi sasaran rasa kesalnya.
"Engg" erangan kecil keluar dari mulut Sarada saat merasa tidurnya terganggu.
Sakura langsung saja memberikan pelototan pada Sasuke karena mengganggu tidur nyenyak Sarada. Dengan kesal ia menepis tangan pria itu dari pipi putrinya. "Jangan menganggunya Sasuke-kun, Sarada sangat lelah karena seharian sibuk bermain kejar-kejaran dengan Boruto"
Namun dasar Uchiha Sasuke yang begitu keras kepala, bukannya menghentikan aksi jahilnya, ia malah kembali mengganggu tidur Sarada dengan mencium setiap wajah gadis itu.
"Sasuke-kun" ia memberikan delikannya pada pria itu, tapi tetap saja sia-sia. Sasuke dan segala kekerasan kepalanya memang sulit dihadapi.
"Engg" gadis turunan Uchiha itu mengucek-ngucek matanya yang masih terlihat sayu. Sakura yang melihatnya pun sedikit tak tega. Dengan segera, ia langsung mengelus kembali kepala putrinya lembut.
"Kenapa bangun sayang?" tanya Sakura lembut. Ia sangat merindukan putrinya, mengingat beberapa hari gadis kecil itu menginap di kediaman Uchiha.
Gumamam tak jelas keluar dari mulut Sarada, tanpa menjawab pertanyaan ibunya, gadis yang berumur hampir lima tahun itu memilih menenggelamkan kepalanya di dada ibunya sambil mengucel-ngucel wajahnya, guna mencari kenyamanan di dada hangat ibunya.
Sakura tersenyum kecil ketika melihat hobi putrinya dari masih bayi sampai sekarang belum pernah berubah. Sedang Sasuke yang diam-diam memperhatikan sedari tadi pun ikut tersenyum. Inilah yang diinginkannya dulu, menikah dan mempunyai anak dengan Sakura. Wanita yang sangat dicintainya melebihi dirinya sendiri.
"Cherry" panggil Sasuke pelan.
Sakura menghembuskan napasnya, sepertinya sudah cukup menguji kesabaran pria itu. Bisa-bisa sampai pagi ia tak bisa dibebaskan oleh penjara Sasuke. Mengertilah apa itu.
"Iya-iya Sasuke-kun, tunggu Sarada kembali tertidur nyenyak lalu pindahkan dia ke kamarnya"
Sasuke menyeringai mendengar ucapan istrinya membuat Sakura bergelidik ngeri melihat seringai tersebut. Bisa-bisa sampai besok ia tak bebas. Aduh jangan sampai, pikir Sakura.
.
.
.
Sasuke kembali ke kamar mereka setelah tadi memindahkan sarada ke kamarnya. Matanya mengedar pada seluruh penjuru kamar, sedikit bingung ketika tak melihat keberadaan istrinya. Apa mungkin Sakura melarikan diri karena takut, tak mungkin.
Kebingungannya pun terjawab saat melihat orang yang dicarinya baru saja keluar dari toilet. Wanita itu balas menatapnya bingung, "kenapa berdiri di pintu Sasuke-kun?" lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Tak menjawab terlebih dahulu, pria itu langsung saja menutup pintu tak lupa menguncinya, jaga-jaga jika Sarada masuk tiba-tiba saat mereka melakukan sesuatu, ya sesuatu. Lalu ia ikut bergabung dengan istri pinknya tersebut.
Tanpa banyak kata, Sasuke langsung saja mendekati tubuh mungil istrinya. Sakura membulatkan matanya terkejut. Ia tak tahu jika Sasuke akan bertindak cepat, pikirnya pria itu akan sedikit mengulur waktu, tapi sepertinya Sasuke benar-benar tidak tahan.
"Sa--"
Bibir lembut pria itu sudah lebih dulu menyapu permukaan bibirnya. Melumat dengan gerakan pelan. Namun Sakura masih diam tak memberikan pergerakan balasan. Membuat Sasuke menggingit bibir bawahnya sehingga mau tak mau Sakura pun membalas lumatan tersebut.
Lama mereka melakukan ciuman itu, hingga melepaskannya setelah merasa kurang pasokan oksigen. Baik Sakura maupun Sasuke saling menatap satu sama lain, dilihat dari tatapannya sudah jelas sekali jika pria itu sangat menginginkannya, mengingat berapa lama dia menunggu saat-saat seperti ini.
Seketika Sakura tersenyum lebar, Sasuke benar-benar menggemaskan dengan wajahnya yang sekarang. Padahal jujur saja Sakura tak mengerjainya, karena memang Sarada tadi ingin tidur bersama mereka.
"Jangan menertawaiku" dengusnya kesal.
"Tidak ada"
Sasuke mendengus kesal, namun meski begitu ia malah berdiri dan melepaskan baju dan celananya, menyisahkan boxernya.
Entah apa yang harus Sakura katakan agar pria itu mengurungkan niatnya untuk memperlancar malam pertama mereka. Bukan ia tak mau, hanya saja. Susah dijelaskan jika tanpa bukti, ia juga merasa tak enak hati pada suaminya itu.
"Cherry" suara dalamnya mampu membuat Sakura meneguk ludahnya sendiri. Apalagi dengan tangan Sasuke yang mulai mengobrak-abrik pakaiannya. Inikah rasanya mempunyai suami mesum, tanya Sakura.
"Sasuke-kun tidak sekarang"
Lihat, Sasuke bukannya berhenti dengan aksinya, dia malah menyeringai licik. Alarm tanda bahaya terdengar di kepala pink wanita itu.
"Sasu ayolah" rengek Sakura, bajunya entah sudah terlempar kemana.
Sasuke tetap Sasuke, si pria pemaksa yang sayangnya adalah suami dan orang yang dicintainya. Mau bagaimana pun ia harus menurut.
Makanya saja saat Sasuke membuka pakaian terakhirnya ia tak mencegahnya. Sudah terlambat, lebih baik Sasuke lihat sendiri, kalau dikatakan pun pasti dia tak percaya.
"Cherry kau--" Sasuke melebarkan matanya tak percaya.
Sakura tersenyum canggung sambil mengangguk, "datang bulan" ucap Sakura melanjutkan ucapan suaminya.
.
.
.
Bersambung...
(REVISI 24-03-21)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fusion of Destiny (End)
Fiksi PenggemarSasuke baru saja akan masuk ke dalam mobilnya namun tertunda ketika ia tak sengaja melihat seorang gadis kecil tengah duduk meringkuk di depan mobilnya sambil menangis. Seolah gadis itu memiliki magnet yang mampu membuatnya mendekat dan merasa penas...