Melangkah dengan pelan seraya mengelus perutnya. Sakura memperhatikan dalam diam putrinya yang asik berlari-lari kecil. Helaan napas terdengar, walau ia begitu banyak masalah namun jika melihat senyuman Sarada masalahnya seakan hilang begitu saja. Apalagi respon yang diberikan dari sosok yang berada dalam perutnya juga membuat bebannya seakan berkurang. Kedua anaknya sangat tahu bagaimana membuatnya tenang. Ia bahagia memang namun masih ada yang kurang.
Menggeleng pelan, ia tak boleh memikirkan masalah tersebut. Sekarang lebih baik fokus pada anak-anaknya.
"Mama coba lihat ini" lamunannya buyar ketika mendengar teriakan gembira dari mulut putrinya. Segera saja ia mendekat pada Sarada yang sedang menunjuk bunga liar yang tumbuh di sekitaran jalan.
"Kenapa sayang?" Tanyanya tak lupa memberikan elusan di rambut sebahu putrinya. Ah mengingat rambut Sarada ia jadi gemas sendiri. Beberapa hari lalu ia ke salon dan memotong rambut sepunggungnya menjadi sebahu lalu rambut putrinya juga sama dipotong sebahu, poninya pun dipotong pendek. Putrinya benar-benar imut dengan potongan seperti itu, mirip sekali dengan gadis kecil asal korea yang sedang booming belakangan ini.
"Bunganya cantik sekali ma" ucap Sarada begitu antusias. Sakura tersenyum lebar dibuatnya, benar kata Sarada bunga itu indah.
"Iya kau benar, tapi Sarada tak boleh memetiknya jika ingin bunga itu tetap bertumbuh lebih indah" Sarada mengangguk cepat mendengar ucapan ibunya.
"Sarada tidak akan memetiknya ma..."
"Pintar memang anak mama" puji Sakura, "ya sudah ayo kita kembali sayang, matahari mulai terik mama akan menjemur pakaian" ajak Sakura. Sarada mengangguk dan kembali melanjutkan jalannya.
Gadis itu memakai pakaian olahraga lengkap dengan sepatu sama hal dengannya. Yang memakai legging khusus ibu hamil dan kaos berkaret. Ya sekarang ini mereka tengah jalan pagi di sekitaran perumahan mewah tersebut. Dan rasanya cukup menyenangkan mengingat baru kali ini mereka melakukannya. Hal yang langsung terpikir begitu saja saat selesai membuat sarapan dan rasanya enggan ingin bertatap muka dengan Sasuke, makanya saja ia mengikuti pemikirannya untuk jalan pagi sekalian menjernihkan pikirannya.
Sakura menghentikan langkahnya ketika kakinya terasa pegal karena mereka berjalan lumayan jauh. Ia menatap lurus ke depan. Rumah mereka masih jauh, tapi ia sudah merasa kelelahan lebih dulu. Padahal kalau tak hamil ia tidak seperti ini, bahkan ia rasa bisa berlari mengelilingi perumahan sebanyak tiga kali putaran. Hmm oke itu berlebihan.
Begitu pun Sarada. Gadis itu menghentikan langkahnya dan menatap bingung pada ibunya yang sedang mengusap keringat dengan handuk kecil yang bertengker di leher ibunya. "Mama kenapa berhenti?"
Mengelus perut buncitnya sambil tersenyum, "adikmu lelah sayang. Katanya dia ingin istirahat"
"Benarkah ma?" Tanya Sarada dengan mata hitamnya yang membola terkejut. Sakura menjawab dengan anggukan. Segera saja gadis itu mendekat lalu ikut mengelus perut Sakura.
"Kita duduk saja disana mama. Pasti adik lelah berdiri terus" Sarada menarik tangan ibunya untuk menuju kursi taman yang tak terlalu jauh dari mereka. Memang hanya dekat, tapi kakinya benar-benar berdenyut karena berjalan begitu jauh. Namun tak ingin membuat Sarada bersedih, ia tetap berusaha berjalan menuju kursi tersebut. Sesampainya ia langsung menduduki dirinya dengan perlahan-lahan. Mengatur posisi yang nyaman setelah mendapatkannya ia langsung bernapas lega.
.
.
.
Sasuke dibuat uring-uringan oleh istri tercintanya yang tak diketahui keberadaannya. Semua teman Sakura telah ditelfonnya, namun nihil. Wanita itu tak bersama mereka. Ia juga telah mengecek di kediaman Uchiha, apartemen Sasori hingga apartemen lama Sakura. Tak ada tanda-tanda keberadaan wanita pink itu. Entah kemana lagi ia harus mencarinya. Ia khawatir, Sakura tengah hamil besar dan ia tak tahu dimana keberadaan wanita pink itu. Dan lagi, Sakura membawa Sarada. Ia jadi kebingungan sendiri sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fusion of Destiny (End)
FanfictionSasuke baru saja akan masuk ke dalam mobilnya namun tertunda ketika ia tak sengaja melihat seorang gadis kecil tengah duduk meringkuk di depan mobilnya sambil menangis. Seolah gadis itu memiliki magnet yang mampu membuatnya mendekat dan merasa penas...