"Ya tuhan kenapa bisa sebesar ini?" Suara Mikoto menggema dalam ruangan tersebut. Dirinya antara terkejut bercampur bahagia. Bagaimana bisa menantunya sampai melahirkan anak keduanya sebesar ini.
Kekehan kecil keluar dari bibir Sakura, menggaruk kepalanya yang tak gatal seraya menatap wajah Mikoto yang tengah memasang mimik kebingungan. Ia lalu melirik suaminya meminta bantuan untuk memberikan penjelasan pada ibunya.
Sasuke yang mengerti pun mengangguk pelan tak lupa tersenyum hangat pada istrinya. "Ibu tahu Sakura mengidam Dinosaurus saat hamil"
Krikk.krikk.krikk
Suasana dalam ruangan tersebut seketika menjadi hening. Mikoto menahan napas tak percaya seraya menatap satu persatu manusia yang berada dalam ruangan tersebut. Mulai dari suaminya yang sedang menggendong Sarada yang tertidur pulas lalu Itachi, Izumi, Sasori, Sasuke dan berahir pada Sakura yang menunduk malu.
"Lagi, dia memakan hampir seisi kulkas dalam sehari bu" sambung Sasuke pada ibunya. Hal itu sontak membuat Sakura mencubit kesal pinggang suaminya yang mengatakan secara terang-terangan tentang betapa rakus dirinya saat hamil anak kedua. Oke ia akui, stok makanan yang seharusnya diperuntukan untuk sebulan. Tapi dihabiskannya dalam kurun waktu satu minggu. Sasuke memang tak mempermasalahkannya, karena menurutnya itu hal bagus jika istrinya menjadi gemar makan. Namun Sakura sadar, hal itu malah berdampak saat ia melahirkan. Pantas saja rasanya lebih sulit dari pada lahiran pertama. Ternyata putranya hampir sebesar bayi gajah. Hmm kau berlebihan Sakura.
Pria itu meringis menahan erangan agar tak keluar dari mulutnya. Cubitan Sakura benar-benar luar biasa sakit.
"Sulit dipercaya tubuh sekecilmu bisa menghabiskan seisi kulkas" Sakura menelan ludah dengan susah payah mendengar ucapan bernada godaan keluar dari mulut ayah mertuanya.
"Hehehe ayah aku--"
"Apa-apaan kau Fugaku-kun mengatakan hal tersebut pada menantuku. Tentu saja ibu hamil harus makan banyak" bela Mikoto, menatap tajam pada suaminya yang menggoda Sakura. Lihat saja wanita pink itu kini tengah menunduk malu.
Segera saja ia mendekat, menduduki dirinya disamping menantunya, lalu mengelus kepala wanita itu. "Tak apa, ayah hanya sedang menggodamu"
"I-iya bu" gumam Sakura pelan. Matanya lalu bergulir menatap box bayi berisi putranya yang tengah tertidur pulas. Setelah diberikan asi pertama darinya. Bayi menggemaskan tersebut langsung tertidur pulas.
"Sangat menggemaskan" gumaman dari mulut Izumi membuat Sakura mendongak menatap wajah berseri wanita tersebut. Tanpa sadar senyuman terbit diwajahnya.
"Kita bisa membuatnya jika kau mau" baru saja Sakura akan mengatakan hal tersebut untuk menggoda Izumi, tapi mulut Itachi lebih dulu mengeluarkan suaranya.
Seisu ruangan menatap mereka berdua. Izumi langsung saja menunduk dalam, namun berbeda dengan Itachi yang seenak jidat melingkarkan tangannya dipinggang wanita tersebut. Mengabaikan tatapan tajam yang diberikan oleh kedua orangtuanya serta dengusan bosan dari Sasori.
"Kau hanya berani dimulut saja" ejek Sasori.
"Ck berani-beraninya kau mengejek ku"
"Aku tak mengejekmu. Sampai sekarang kau tak berani, lihat adikmu bahkan sudah mempunyai dua anak"
"Oh yah itu terserahku. Lalu kau apa? kekasih saja tak punya"
"Benar-benar mulut tajammu itu"
Sasuke menatap keduanya dengan bosan. Mereka terlalu asik saling menimpali ejekan sampai tak menyadari Izumi yang telah mematung ditempat. "Kalian membuat Izumi-nee kaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fusion of Destiny (End)
FanfictionSasuke baru saja akan masuk ke dalam mobilnya namun tertunda ketika ia tak sengaja melihat seorang gadis kecil tengah duduk meringkuk di depan mobilnya sambil menangis. Seolah gadis itu memiliki magnet yang mampu membuatnya mendekat dan merasa penas...