"Entahlah, tapi itu hanya jika denganmu sayang" gumam Sasuke sambil mencuri satu ciuman di bibir wanita pink itu membuat Sakura memutar bola matanya bosan.
"Kau sudah sarapan?" tanya Sakura. Ia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa lalu mengambil remote tv dan mengganti siaran.
Sasuke memperhatikan dalam diam apa yang dilakukan wanita itu, "belum"
"Kenapa? Bukannya tadi kau mengantar Sarada ke rumah ibu, kenapa tidak sekalian sarapan disana saja"
Pria itu diam sejenenak lalu mendekat pada Sakura dan memeluknya erat. Menenggelamkan kepalanya di dada Sakura. "Aku ingin sarapan denganmu"
"Kau manja sekali Sasuke-kun, anakmu jika bermanja padaku tak sampai seperti ini"
"Beda Cherry Sarada akan sangat manja jika padaku karena dia putriku jika kita memiliki anak lagi dan dia seorang laki-laki pasti dia akan sangat manja padamu"
Sakura mengernyitkan alisnya ketika mendengar penjelasan Sasuke, kenapa jadi pria itu yang tahu segalanya. Baiklah ia melupakan otak jenius Uchiha satu itu.
"Sepertinya kau lebih cocok jadi seorang ibu daripada ayah. Lihat bahkan kau mengetahui tentang hal itu" Sasuke mengangkat kepalanya dari dada Sakura, menatap bosan pada wanita itu.
"Jangan berkata omong kosong Cherry, aku mengetahui hal itu dari ibu"
"Hehehe baiklah kau benar, ya sudah kalau begitu menyinggir dari tubuhku. Aku akan membuatkanmu sarapan" ia mendorong paksa tubuh Sasuke sampai menjauh darinya. Pria itu memberikan tatapan protesnya.
"Kakimu masih sakit Sakura"
"Sudah sembuh tuan Uchiha coba kau lihat ini" ucap Sakura sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"Tak perlu seperti itu kakimu akan sakit"
Wanita pink itu memberikan cengiran lebarnya pada Sasuke, "iya-iya. Kau tak perlu menelfon petugas kebersihan Sasuke-kun kurasa aku sudah baik-baik saja"
"Ya sudah tapi aku akan membantumu"
"Baiklah" gumam Sakura lalu berjalan ke dapur untuk membuat sarapan.
.
.
.
Sakura menatap kekasihnya yang sedang berbicara serius dengan seseorang melalui ponselnya. Mereka baru sampai di caffe yang dulu sering mereka datangi saat masih kuliah. Tapi baru saja akan memesan sesuatu, ponsel Sasuke berdering dan sepertinya pria itu sedang membicarakan hal yang penting sampai-sampai membuat wajahnya mengeras.
"Sasuke-kun kau baik-baik saja?" Sasuke meliriknya sejenak sambil tersenyum hangat, namun ia kembali memasang wajah seriusnya. Membuat Sakura menarik napas karena merasa penasaran.
"Cherry" panggil Sasuke lalu menaruh ponselnya di saku celana.
"Aku harus ke kantor ada urusan mendadak tapi tak akan lama"
Sakura mengernyitkan alisnya, "ini kan hari libur?"
"Iya Cherry tapi jika ada masalah seperti ini aku tetap harus turun tangan untuk mengatasinya"
Wajah wanita itu ditekuk ketika mendengar ucapan Sasuke. Padahal hari ini ia ingin menghabiskan hari berdua saja dengan Sasuke tapi saat pria itu mengatakan bahwa ia harus pergi, rasanya sedikit kecewa. Tapi jika dipikir-pikir itu adalah tanggungjawab Sasuke jadi mau tidak mau ia harus membiarkan Sasuke pergi.
"Ya sudah kalau begitu"
"Tapi aku tak akan lama, aku janji akan menyelesaikannya secepat mungkin dan kembali lagi kesini" Sasuke berucap sambil berdiri dari duduknya, diikuti Sakura. Wanita itu mendekat pada calon suaminya dan Sasuke langsung saja memberikan pelukan singkat serta ciuman dijidat wanitanya. Membuat keduanya menjadi pusat perhatian seisi caffe, tapi dasar Sasuke ia tak memperdulikannya dan malah semakin memeluk erat tubuh Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fusion of Destiny (End)
FanfictionSasuke baru saja akan masuk ke dalam mobilnya namun tertunda ketika ia tak sengaja melihat seorang gadis kecil tengah duduk meringkuk di depan mobilnya sambil menangis. Seolah gadis itu memiliki magnet yang mampu membuatnya mendekat dan merasa penas...