Duaempat

11.3K 917 18
                                    

Sakura menyiapkan makanan tersebut di atas meja dengan teliti. Ini adalah hari pertamanya menjadi istri dari seorang Uchiha Sasuke, jadi harus memberikan kesan yang baik setelah semalam memberikan kesan tak mengenakan pada suaminya.

Ngomong-ngomong soal semalam, Sakura selalu tertawa geli mengingat hal itu, tapi beda dengan Sasuke, pria itu akan mendengus kesal sambil menatapnya sinis.

Wanita itu menggeleng lalu kembali fokus pada pekerjaannya, tinggal memotong beberapa tomat segar dan semuanya selesai.

Ia menggaruk jidatnya yang gatal dengan punggung tangan. Lalu menatap ke sekeliling ruangan tersebut. Sunyi senyap dua penghuni lain masih asik dengan dunia mimpi. Ya siapa lagi kalau bukan Suami serta Putri tercintanya. Mereka sedang tidur bersama. Subuh-subuh Sasuke memindahkan Sarada di kamar mereka, katanya ia merindukan putrinya itu dan tak ingin jauh-jauh, padahal Sakura tahu itu hanya pengalihan Sasuke agar ia berhenti mengejeknya.

Potongan pada buah berwarna merah segar itu terhenti seiringan dengan suara parau putrinya.

"Mama" ia menoleh pada kedua Uchiha yang masih dengan wajah mengantuk. Rambut mereka pun sama berantakannya. Membuatnya mendengus geli, ayah dan anak sama-sama kompak, pikirnya.

"Selamat pagi sayang" sapa Sakura sambil berjalan pada putrinya yang berada di gendongan Sasuke. Ia memberikan kecupan singkat di kedua pipi putrinya, lalu mendekatkan jidatnya di wajah suaminya, Sasuke yang mengerti pun mencium lembut jidat lebar istrinya itu, membuat Sakura cengar-cengir sendiri.

"Ayo kalian berdua makan, selagi masih hangat" ucap Sakura lembut. Lalu menuntun mereka untuk duduk di kursi makan.

Sasuke langsung saja menyambar buah tomat yang masih utuh tersebut, membuat Sakura mendengus kesal. Lalu apa gunanya ia memotong jika pada akhirnya yang dimakan adalah tomat utuh, dan lagi kenapa harus tomat lebih dulu, bukannya air putih.

"Sasuke-kun minum air putih dulu" tegur Sakura.

"Aku terbiasa dengan tomat, Cherry"

"Kalau begitu kenapa tak memakan tomat yang sudah ku potong?"

Sasuke menggigit kembali tomat yang ada di tangannya, "kau lihat tomat potonganmu Cherry"

Sakura buru-buru mengalihkan tatapannya pada piring yang berisi potongan tomatnya. Sedikit terkejut melihat potongan tomat tersebut tersisa satu. Tadi masih banyak, pikirnya.

"Astaga Sarada kau menghabiskan tomat sebanyak itu sendiri?"

Sarada tersenyum lebar hingga menampilkan deretan gigi susunya yang rapi, "hehehe iya ma"

"Kenapa kau malah ikut-ikutan papamu memakan tomat sebelum minum air atau susu?" Sakura memijat pelipisnya menghadapai kedua Uchiha tersebut.

"Maaf ma, tapi Sarada kan memakannya tidak membu--"

"Bukan itu sayang. Masalahnya perutmu belum diisi apapun, bagaimana kalau kau sakit perut?"

Sarada menunduk takut mendengar mamanya mengoceh. Memang jarang Sakura memarahinya, tapi sekali menegur sampai sore tak berhenti. Kalau dulu, ia selalu di tolong nenek Tsunade tapi sekarang ini siapa?.

"Sudahlah Sakura ini masih pagi jangan membuat keributan"

Sakura buru-buru berbalik menatap wajah Sasuke dengan kesal, "bela terus Sasuke, manjakan terus. Kau ingin anak mu keras kepala sepertimu?"

Ucapan terakhir Sakura membuatnya mengernyitkan alisnya, keras kepala sepertinya kata Sakura, bukannya wanita itu yang keras kepala.

"Kau kenapa Sakura. Ini masih pagi berhenti mengoceh"

Fusion of Destiny (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang