Tigatiga

7.2K 681 47
                                    

"Kau benar-benar membuatku takut Sasu" gumam Sakura lirih.

Pria itu menatapnya dengan mata yang sayu, dia tersenyum kecil pada Sakura. Berusaha menyalurkan  ketenangan, agar istrinya tak merasa khawatir yang berlebihan padanya.

Sedikit merasa kesulitan namun tangannya mampu menyentuh puncuk kepala pink itu, mengelusnya lemah. Ia tak habis pikir kenapa bisa terserang demam seperti ini, padahal tubuhnya sehat dan tak merasa apapun selain mual. Terakhir ia demam tinggi seperti ini sekitar 6 tahun lalu mungkin.

Manik hijau itu terlihat berkaca-kaca melihat keadaan suaminya. "Aku takut"

Sasuke menggeleng pelan, "tak ada yang perlu kau takuti sayang"

Mengangguk pelan sambil tersenyum kecil. Sakura kembali menyuapi Suaminya dengan bubur tersebut.

"Apa yang kau rasakan?" Tanya Sakura.

"Pusing dan sedikit mual"

"Ya sudah habiskan buburmu dulu" Sasuke mengangguk pelan.

Mereka mulai tenggelam dalam keheningan. Sakura dengan telaten menyuapi Sasuke hingga bubur tersebut habis. Setelahnya ia membantu pria itu minum lalu menaruh piring kotor di meja kecil samping ranjang.

"Dimana Sarada?" Tanya Sasuke ketika matanya tak menangkap keberadaan putrinya.

"Di kamarnya sedang tidur. Mungkin dia kelelahan karena banyak bermain dengan teman-teman barunya di sekolah tadi" jelas Sakura. Matanya tak lepas dari wajah lemah Sasuke.

"Jangan menatapku seperti itu Cherry, aku tak apa"

Tanpa sadar air mata Sakura menetes mendengar ucapan Sasuke. Pukulan pelan ia layangkan di dada bidang pria itu. Membuat empunya meringis walau tak kuat tapi tetap berdenyut apalagi dengan keadannya yang melemah seperti ini.

"Sakit Cherry"

"Hiks aku takut Sasuke-kun"

"Jangan menangis, astaga kalau Sarada melihatmu pasti dia akan tertawa"

"Putriku tak seperti itu" Sasuke hanya bergumam kecil. Lalu merebahkan tubuhnya di ranjang tersebut. Di bantu Sakura yang menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal.

"Tidurlah dulu Sasu, aku akan ke bawah mencuci piring dan menunggu dokter Shizune datang"

Sasuke mengangguk pelan seraya menutup matanya. Ia benar-benar butuh tidur sekarang ini.

Sebelum Sakura pergi, ia sempat memberikan kecupan singkat di bibir Sasuke yang terasa hangat dan elusan di rambut pantat ayamnya.

.

.

.

Sakura dan Shizune menaiki tangga menuju kamar dimana Sasuke berada sambil sesekali membicarakan hal-hal ringan tentang kabar keduanya. Wanita itu sempat meminta maaf pada Sakura karena datang terlambat, katanya ada sedikit masalah di kliniknya. Sakura pun memakluminya, bagaimana pun Sizhune adalah orang yang banyak pekerjaan.

Sakura membuka pelan pintu kamar, mempersilahkan Shizune untuk masuk lebih dulu. Mendapati Sasuke tengah tertidur pulas, sampai tak menyadari kedatangan mereka.

"Tunggu sebentar Shizune-san, aku akan membangunkan Sasuke terlebih dahulu" ujar Sakura. Shizune sontak saja menahan tangan Sakura agar tak perlu membangunkan pria itu.

Dia menggeleng pelan, "tak perlu membangunkannya Sakura, aku hanya akan memeriksa keadaannya"

"Hm baiklah kalau begitu" Sakura mengangguk tanda mengerti. Lalu membuka selimut Sasuke, pria itu masih memakai kemeja putih yang tadi dikenakan saat ke kantor. Sakura memang belum mengantikannya dengan pakaian santai karena tak ingin mengganggu Sasuke yang sedang beristirahat.

Fusion of Destiny (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang