Sarada menatap lekat-lekat wajah seseorang yang sedang menggendongnya. Dengan penasaran gadis kecil itu bertanya.
"Paman siapa namamu?" tanya Sarada sambil mengeratkan pelukannya di leher pria itu.
"Namaku Yamato. Aku sekretaris Sasuke-sama" seakan belum puas dengan jawaban pria itu Sarada kembali menatapnya lalu bertanya.
"Em paman kemana paman Sasuke pergi. Dan kenapa malah paman yang menggendongku?"
Yamato dibuat gemas oleh pertanyaan-pertanyaan gadis itu. Umur gadis itu belum sampai lima tahun tapi sudah sangat pandai bicara bahkan ia tidak cadel. Wah memang keturunan Uchiha sangat jenius. Tunggu dulu ngomong-ngomong soal keturunan Uchiha. Siapa anak ini apakah dia benar keturunan Uchiha? Tapi siapa orang tuanya. Tak mungkin Itachi karena setahunya anak sulung Uchiha yang satu itu belum mempunyai anak.
Tak ingin mencari tahu tentang rasa mengganjal di kepalanya Yamato segera menepiskan pemikiran tentang gadis itu. Ia tak punya hak untuk mencari tahu kaitan antara gadis itu dengan keluarga Uchiha kecuali dengan perintah bossnya Uchiha Sasuke.
"Sasuke-sama sedang ada rapat penting Sarada. Dan kau bersama paman karena Sasuke-sama menyuruhku untuk menjagamu" gadis itu mengangguk kepalanya ketika sudah mengerti. Baiklah ia hanya akan menunggu paman tampannya selesai rapat lalu ia akan bertemu dengan ibunya. Itu adalah janji Sasuke padanya tadi.
.
.
.
Sakura segera masuk ke dalam lobi perusahaan tersebut matanya mengedar mencari sosok putri kecilnya yang tadi ada dalam gendongan seseorang. Ia melihatnya, dan tak mungkin matanya salah jelas sekali ia melihat gadis kecil itu sedang memeluk seseorang.
"Kau.. Ada apa lagi?" tanya wanita yang menor yang tadi sempat memiliki sedikit masalah dengan Sakura. Sakura menatapnya bosan sambil mendengus.
"Kenapa kau penasaran sekali dengan hidupku nyonya menor" ucap Sakura blak-blakan. Oke ia tak bisa lagi menahan mulutnya ketika wanita itu bertanya padanya dengan wajah ketus.
Wanita itu maju mendekat padanya dengan wajah memerah menahan amarah. Sakura tahu jelas kenapa dia seperti itu, tentu saja karena ucapannya barusan.
"Kau dasar rambut pinky norak. Apakah tidak ada cat rambut warna lain sampai kau memakai warna itu di rambutmu"
Sakura menahan nafasnya ketika mendengar balasan yang keluar dari mulut wanita itu. Itu sudah keterlaluan dan hey apa-apaan dengan cat berwarna pinky. Ini asli oke bukan cat.
Hampir saja ia akan menggampar wajah wanita itu tapi ia kembali ingat dimana dirinya berada. Dengan paksaan ia tersenyum lebar kepada wanita itu sangat lebar sampai-sampai dirinya terlihat lebih menyeramkan bukannya manis.
"Dimana anakku?" tanya Sakura dengan penekanan.
"Kau menanyakan anakmu? Kau gila ini bukan panti asuhan"
"Siapa yang bilang ini panti asuhan bodoh. Aku bertanya dimana anakku cepat beritahu atau aku akan robohkan gedung perusahaan ini sampai dengan rumah pemilik perusahaan ini akan aku robohkan jika kau tak memberitahu dimana anakku..." teriak Sakura dengan kesal sehingga membuat beberapa karyawan yang sedang berada di lobi menatapnya keheranan. Beda dengan wanita di depannya yang terdiam tak berkutik.
Ia sebenarnya tahu siapa anak yang dimaksud Sakura itu. Karena tadi ia sempat melihat Sakura mencari keberadaan anak kecil itu sambil berteriak Sarada dari depan perusahaan. Dan jelas tadi yang memeluk Sarada adalah sekretaris Sasuke yaitu Yamato. Kenapa ia tahu gadis yang ada pada Yamato itu bernama Sarada karena sebelum mereka memasuki lift Yamato menyapanya dan ia otomatis menanyakan siapa anak itu. Yamato pun memberitahu siapa nama gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fusion of Destiny (End)
FanfictionSasuke baru saja akan masuk ke dalam mobilnya namun tertunda ketika ia tak sengaja melihat seorang gadis kecil tengah duduk meringkuk di depan mobilnya sambil menangis. Seolah gadis itu memiliki magnet yang mampu membuatnya mendekat dan merasa penas...