Disinilah ia berdiri. Di depan banyak orang. Menjadi seorang ratu dalam sehari semalam. Menjadi seorang istri dari Uchiha Sasuke serta menjadi ibu dari anak-anaknya dengan pria itu.
Apa yang menjadi impiannya sewaktu kecil yaitu menikah dengan orang yang dicintainya akhirnya pun terwujud walau memang banyak masalah yang harus dihadapinya.
Sekarang, akhirnya ia bisa sampai di titik. Tentu saja dengan begitu banyak pengorbanan, air mata, kekecewaan, rasa sakit, namun dibalik itu. Inilah yang didapatnya setelah menahan sabar yaitu kebahagiaan yang nyata.
Janji pernikahan sudah diucap mereka, semuanya berjalan dengan hikmat dan lancar. Sekarang tinggal menyapa para tamu yang sudah datang. Kaki wanita berambut pink itu terasa sedikit pegal karena sudah tiga jam lamanya berdiri sambil penyapa para tamu secara bergantian tak habis-habis, entah berapa banyak tamu undangan yang datang. Intinya sekarang ia merasa pegal dan ingin cepat-cepat tidur di kasur empuknya.
Senyumnya seketika mengembang saat melihat Sarada yang terlihat imut dengan balutan gaun berwarna putih. Putrinya itu sedang asik dengan cake ditangannya. Padahal sebelumnya ia sudah berpesan pada putrinya untuk mengurangi memakan makanan manis, tapi sepertinya gadis kecil itu melupakan pesannya. Atau mungkin saja ia ingat tapi tetap memakannya, karena ditahu bahwa banyak yang akan membelanya jika ibunya memarahinya. Dasar Sarada.
"Ahhhhh akhirnya kau menikah juga jidatku sayang. Selamat banyak-banyak selamat pokoknya" pekik Ino histeris sambil memeluk erat tubuh sahabatnya, Sakura yang tadi asik menatap putrinya terkejut akan teriakan wanita pirang tersebut.
Sasuke menahan senyumnya melihat wajah kesal istrinya. Ia tahu wanita itu pasti sudah lelah berdiri sedari tadi.
"Kau ingin membunuhku dan anakmu dengan memelukku terlalu erat?" tanya Sakura sinis. Ayolah sahabatnya itu bar-bar sekali, walau sedang hamil tua masih saja bersikap heboh seperti itu, untung saja suaminya hanya menampakkan senyum palsu saat ia berteriak seperti orang gila, beda dengan dirinya jika seperti itu di depan umum pasti Sasuke akan langsung melototinya.
"Hehehe maaf Sakura aku terlalu bahagia"
"Seharusnya aku yang bahagia Ino. Ini adalah hari berharga yang sudah lama ku nanti" Ino menutup mulutnya yang berbentuk bulat.
"Ohh astaga hari berharga, dengar itu Uchiha istrimu ternyata menunggu hari ini, jadi ku harap kau tak lagi menyakitinya. Jika itu sampai terjadi, awas saja aku akan menikahkan Sakura dengan pilihanku" Sasuke mendengus mendengat ucapan heboh sahabat istrinya itu. Mana mungkin ia menyakiti Sakura lagi, ia ingat betul perjuangannya untuk mendapatakan Sakura lumayan sulit.
"Tidak lagi"
"Ku harap begitu" ucap Ino lalu menarik tangan Sakura untuk mengikutinya, "ku pinjam sebentar istrimu dan kau silahkan mengobrol dengan suamiku" lanjut Ino.
"Hey Ino kau akan membawaku kemana"
Ino memutar bola matanya bosan, "diamlah Jidat, ikuti saja aku"
"Tapi masih banyak ta--"
"Tak perlu khawatir masih ada Sasuke yang akan mengurus mereka Saku, sekarang waktunya kau menghabiskan waktu dengan...." ucap Ino sambil memanjangkan huruf N di terakhir kalimatnya membuat Sakura mengernyitkan alisnya bingung.
"KAMI" sambung mereka bersamaan.
Sakura langsung saja menatap ke arah balkon hotel yang luas itu. Sudah ada beberapa wanita dengan warna rambut yang berbeda-beda. Matanya membola seketika melihat teman-teman wanita di sekolah menengah atasnya dulu tengah menatapnya sambil tersenyum lebar. Mereka Hinata, Tenten, Temari, Karin, serta Ino yang ada di sampingnya tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fusion of Destiny (End)
FanfictionSasuke baru saja akan masuk ke dalam mobilnya namun tertunda ketika ia tak sengaja melihat seorang gadis kecil tengah duduk meringkuk di depan mobilnya sambil menangis. Seolah gadis itu memiliki magnet yang mampu membuatnya mendekat dan merasa penas...