Aku bingung. Aku tidak tahu apa yang kubingungkan, tapi aku merasa bingung. Entahlah. Rasanya aku semakin gila saja. Perasaan seperti ini sejak kapan muncul lagi di otakku? Padahal aku sudah lama tidak merasa setakut ini. Kenapa rasa takut ini muncul lagi?
Aku tidak mengerti. Kemarin aku melihat terlalu banyak darah. Saat aku menghampiri Jungkook yang berlumuran darah rasanya aku tidak merasa takut, hanya panik. Saat membantu Jimin juga sama sekali tidak merasa takut. Aku melakukan semua itu begitu saja. Tapi kenapa sekarang aku merasa takut.
Darah. Merah. Bayang-bayang menyeramkan itu kembali memenuhi kepalaku. Apa yang terjadi? Itu hanya darah. Aku yakin jika aku sering melihatnya. Tapi kenapa sekarang aku merasa takut? Apa yang terjadi padaku?
Aku... Mana bisa aku menjadi seperti ini? Tidak. Ketakutan ini adalah kesalahan. Aku tidak seharusnya seperti ini. Aku tidak seharusnya... Sudah berapa kali aku menyatakan itu kepada otakku?
Tidak. Terlebih dari itu aku takut pada hal lain. Seperti... bagaimana jika hal semacam ini terjadi lagi? Bagaimana jika bukan Jungkook saja mengalaminya. Atau bukan Jimin saja yang tiba-tiba menjadi seperti itu?
Ah, aku gila.
Aku harus melupakan semuanya.
Aku tidak boleh memikirkan terlalu banyak hal.
Aku harus... tidak. Aku ingin menjadi diriku sendiri.
"Hyung, yang benar saja. Cepat kembali ke kamar rawat mu."
Jimin hanya berusaha menutup telinganya saat Taehyung berteriak dengan kesal. Maaf, tapi Taehyung memang sudah berkali-kali memaksanya untuk kembali ke sana. Sayangnya Jimin selalu menolak.
Bahkan Jin dan Hoseok sudah menyerah untuk membujuknya. Sekarang mereka hanya memperhatikan bagaimana Taehyung bahkan berusaha menyeret Jimin untuk menuruti perkataannya. Yah... Meskipun Jimin sama sekali tidak bergeming.
"Sakit, Taehyung-ah."
Dan Taehyung akan langsung melepaskannya. Semudah itu membuat Taehyung menyerah. Maka tidak mengherankan jika dia tidak pernah berhasil membuat Jimin menurut. Salahnya sendiri karena mudah dipengaruhi seperti itu.
"Jimin-ah, pergilah. Kau sebaiknya memperhatikan dirimu sendiri. Lagi pula aku dan Hoseok di sini untuk menjaga Jungkook. Lebih baik kau pergi dan beristirahat." kata Jin mulai tidak tahan dengan kehadiran Jimin―yang membuatnya cemas.
"Hanya sampai Jungkook bangun, oke. Aku akan di pergi setelah itu."
Ketiga orang itu hanya bisa menghela nafas. Entah sudah berapa kali Jimin mengatakan itu. Bagaimanapun caranya mereka membujuk atau meyakinkan, dia tetap akan mengatakan itu pada akhirnya. Padahal dirinya sendiri butuh dicemaskan, tapi masih saja mencemaskan orang lain. Terkadang sifat yang seperti itu sangat menyebalkan.
"Jimin-ah, kau masih di sini?"
Serentak semuanya langsung menoleh ke arah pintu saat mendengar suara Namjoon. Laki-laki itu tidak peduli meski dirinya diperhatikan dan segera menutup pintu sebelum kemudian berjalan masuk dan berhenti di sebelah Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence [END]
Fanfiction[방탄소년단 x 민윤기] Min Yoon Gi lebih dikenal dengan nama Suga, dewan sekolah yang tampan dan terkenal ternyata mengalami trauma. Entah mengapa dia lebih nyaman mengobrol dengan notebook kecil yang selalu dibawanya kemanapun. Satu hal yang sangat disukain...