Bagian 4 : Berubah (Part 1)

1.2K 121 7
                                    

Argh. Aku mengerang pelan. Belum genap satu detik aku membuka mata, otakku sudah mendapat impuls rasa sakit dan terpaksa memberi tanggapan lewat mulutku. Apa sebenarnya dosaku selama ini hingga langsung disambut rasa sakit saat terbangun dari tidurku.

Baiklah, maaf. Aku memang terlalu berlebihan.

Aku masih terdiam sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk bangun. Barj saja aku membuka pintu kamarku, terdengar suara yang tak asing masuk ke dalam telingaku.

"Apa biasanya bibi melakukan semua ini sendiri?"

Ah, ya. Aku baru ingat jika maknae itu menginap di sini. Tapi aku tetap tidak menyangka jika dia bangun sepagi ini. Dan lagi dia terlihat sangat akrab dengan ibuku. Apa kemarin aku melewatkan sesuatu?

"Yoongi, kemarilah!"

Aku tersadar saat mendengar suara milik ibuku. Aku langsung menghampiri keduanya dengan ogah-ogahan. Tidak, aku hanya malas melihat wajah sok imut maknae itu. Dan aku yakin jika Jungkook akan segera menjadi cerewet.

"Hyung, kau sudah merasa lebih baik? Aku benar-benar mencemaskanmu. Hyung yang lain juga begitu. Kau benar-benar membuatku takut."

Nah, lihat kan. Aku bahkan belum menghembuskan nafasku. Tapi dia sudah melakukan apa yang aku pikirkan. Aku tak ingin menanggapinya dan langsung duduk di meja makan. Sepertinya nanti aku harus—tunggu dulu! Apa katanya tadi?

"Kau memberitahu mereka?" tanyaku setelah berhasil mencerna ucapannya tadi. Dan kalian tahu apa responsnya terhadap pertanyaanku? Dia hanya mengangguk polos dengan wajah tanpa dosa. Sadarlah Jeon Jungkook. Kau membuat seorang Min Yoon Gi kesal. Untungnya aku masih cukup sabar dan menahan diri untuk tidak menyemprotnya dengan ucapan jahatku.

Bersabarlah, Yoongi. Yang ada di hadapanmu ini hanya seekor kelinci manis yang ingin dikuliti hidup-hidup lalu dibakar dan dijadikan sarapan.

"Ada apa hyung? Aku melakukan kesalahan?"

Dia masih berani bertanya seperti itu?! Aissh, tolong buang bocah kelinci ini kemana pun itu. Jauhkan dia dariku. Kenapa dia malah memasang wajah menggemaskan seperti itu? Baiklah, aku tidak akan marah kepada bocah maknae ini. Aku menyerah, aku menyerah.

"Tidak." akhirnya mulutku memilih untuk mengatakan itu. Dan setelah itu ibuku langsung menyuruh kami untuk sarapan sementara dirinya harus berangkat bekerja. Ah, aku selalu merasa bersalah karena membuatnya harus bekerja sendiri. Dialah yang melarang ku. Dan akhirnya aku menurutinya.

"Hyung, aku akan ada ulangan matematika besok. Bisa bantu aku belajar?"

Astaga! Apa lagi ini? Dasar maknae tidak tahu diri. Kenapa dia senang sekali memintaku untuk membantunya? Padahal seharusnya dia tahu jika aku pasti akan selalu menolaknya. Dan sialnya dia akan merengek dan terus membujukku sambil memperlihatkan wajah 'sok imut' nya kepadaku. Aku tidak tergoda, tapi terkadang akhirnya luluh juga. Dia memang benar-benar maknae yang menyebalkan.

"Kau bisa meminta Namjoon untuk mengajarimu." Aku jelas mengisyaratkan penolakan saat mengatakannya.

"Aku tahu jika Namjoon hyung lebih cerdas dari Suga hyung." Kau tidak perlu memperjelasnya, bodoh. "Tapi aku ingin Suga hyung yang mengajariku."

Nah, benar 'kan. Mengapa dia suka bermanja-manja kepada Hyung berlidah tajam sepertiku. Bukankah akan jauh lebih mudah jika dia menempel kepada Seokjin Hyung yang katanya 'wujud kelembutan' itu. Atau dia kan bisa tidak selalu kabur saat Jimin 'si malaikat' mendekatinya.

Oh, astaga! Apa aku baru saja menambahkan panggilan 'hyung' saat menyebutnya? Ah, otakku mulai kacau. Padahal biasanya aku hanya asal memanggilnya tanpa embel-embel hyung. Tentu saja dia sudah lelah untuk membuatku mengerti jika dia lebih tua dariku.

Silence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang