Bagian 24 : Selesai?

508 68 2
                                    

"Benar-benar sudah ditangkap? Aku pikir ini memerlukan waktu yang cukup lama."

Namjoon hanya mengendikkan bahunya sementara aku memandangnya dengan tak percaya. Semudah itu dia mengurus masalah ini? Maksudku Yeonjin itu anak yang sulit ditebak. Bahkan kadang teman-temannya tidak tahu apa yang dia lakukan dan di mana dia. Dan sekarang Namjoon menemukannya dengan begitu mudahnya? Gila!

"Ini menjadi lebih mudah karena kerja tim jurnalis." ujar Namjoon sembari mematikan ponselnya lalu meletakkannya di atas meja. Dua menoleh, memandang Jungkook yang sedari tadi hanya mendengarkan. "Jadi apa yang kau inginkan, Jungkook-ah?" tanyanya dengan nada serius.

"A... Aku?"

Serentak kami menoleh memandangnya. Aku juga mendadak penasaran apa yang mungkin dipikirkan Jungkook untuk membalas semua perlakuan Yeonjin kepadanya. Bagaimanapun berbuat sejauh ini sudah sangat keterlaluan.

"Tidak bisakah lepaskan saja?"

Apa?

"Ini tidak..."

"Jungkook-ah, kau mengerti apa yang barusan kau katakan?" Taehyung memotong ucapan maknae itu begitu saja. Dia mendahuluiku, aku baru saja ingin mengatakan itu.

"Aku tahu. Yeonjin tidak..."

"Kau tahu apa yang dia lakukan kepadamu, kan?" Taehyung kembali memotong ucapan Jungkook.

"Hyung, aku tahu. Tapi..."

"Kau tidak bisa bersikap terlalu baik, Jungkook-ah."

"Tapi, hyung..."

"Jungkook-ah!"

Maknae itu terkesiap saat mendengar bentakan Taehyung. Tidak hanya dia, bahkan kami juga terkejut. Aku menoleh dan memandang Taehyung. Bagaimanapun aku tahu jika dia hanya tidak ingin orang yang melakukan hal semacam ini kepada Jungkook bisa lepas begitu saja. Apa lagi itu adalah keinginan Jungkook sendiri. Hah, oke. Jungkook memang terlalu baik.

"Mianhe." maknae itu menunduk, bersuara lemah. "Aku akan melakukannya seperti yang hyung katakan."

"Ah..." pandanganku yang sempat tertuju kepada Jungkook kembali teralihkan kepada Taehyung. "Aku tidak bermaksud memaksamu. Maaf, aku bersalah." lanjutnya.

"Aniyo. Aku memang tidak bisa bersikap seperti ini."

Meskipun Jungkook mengatakan itu, tapi wajahnya tetap menampilkan gurat sedih dan bersalah yang berlebihan. Kami tidak bodoh dan pasti menyadarinya.

"Ah, hyung." kami menoleh. "Bisakah ini selesai sebelum Jung hyung kembali?" tanyanya.

"Kenapa?" Namjoon yang bertanya.

"Aku hanya tidak ingin dia terlalu cemas."

Benarkah? Hanya karena itu? Tapi aku merasa jika dia menyembunyikan sesuatu. Atau sebenarnya aku yang terlalu banyak berpikir? Entahlah. Tapi seperti yang pernah kubilang, maknae memang perlu dicemaskan.

"Jungkook-ah, sebenarnya Jung hyung pulang hari ini." entah aku salah menangkap atau bagaiman, tapi Jungkook terlihat terkejut―berlebihan―saat mendengarnya.

"Aku yakin Jung hyung akan pulang tiga hari lagi, dia mengatakannya kepadaku." kata Jungkook.

"Yah... Jung hyung tidak bisa menghubungimu, jadi dia meneleponku. Aku mengatakan kejadian ini dan dia bilang akan segera pulang. Tadi dia mengirimkan pesan singkat kepadaku, sudah di bandara." jelas Jimin.

"Astaga."

Ada apa sih? Apa masalahnya jika hyungnya itu kembali? Bukannya akan menjadi lebih mudah jika ada bantuan darinya? Ah, tapi aku tidak ingin bertemu dengannya. Apa sebaiknya aku pergi saja, ya?

"Kenapa kau seperti sangat tidak ingin hyungmu tahu?" tanya Jin hyung.

"Dia masih sering..."

Jungkook memandang tajam Jimin yang langsung menghentikan ucapannya begitu saja. Baik, ini benar-benar sukses membuatku penasaran. Sebenarnya apa yang Jungkook―dan Jimin, tentu saja―sembunyikan dari kami. Kalian tahu, mereka tetangga. Sudah pantas jika Jimin mengenal Jeon Jung-Hyun itu dan mengetahui bagaimana sikap dan sifatnya. Tapi selama ini Jimin tidak pernah mengatakan apapun mengenai masalah ini.

"Dia masih sering apa?" tanya Hoseok.

"Ah... Kalian tahu kan jika Jungkook adalah adik satu-satunya. Karena itu Jung hyung sering mencemaskan terlalu banyak hal dan terkadang menjadi begitu overprotektif. Jika dia melihat kondisi Jungkook seperti ini, mungkin untuk beberapa hari atau minggu ke depan kita akan melihat Jungkook dikawal oleh bodyguard. Kalian tahu jika itu sama sekali tidak menyenangkan. Mungkin Jungkook juga tidak diperbolehkan pergi kemanapun hingga dia bisa meyakinkan hyungnya. Aku pikir Jungkook tidak ingin itu terjadi." jelas Jimin panjang lebar.

"Oh, benarkah? Apa itu pernah terjadi?" kini Namjoon yang bertanya.

"Saat aku masih di sekolah dasar. Aku berharap itu yang terakhir kalinya." jawab Jungkook.

"Aku mengerti perasaanmu." kata Jin hyung dramatis.

"Kau pernah diperlakukan seperti itu, hyung?"

"Aku sering membuat masalah dulu. Jadi ada laki-laki bertubuh besar yang mengikutiku kemana-mana. Tapi kurasa itu berakhir saat aku masuk ke sekolah menengah. Aku tidak tahu bahkan jika mereka mengawasi ku diam-diam."

"Serius, hyung? Kau dulu biang masalah?"

Jin hyung baru mengangkat tangannya untuk memukul Taehyung saat alien itu berdiri dan pindah duduk di sebelah Jimin. Sementara acara memukulnya gagal Jin hyung sempat mengumpat pelan sebelum kemudian berkata, "Aku hanya membuat beberapa masalah, jadi jangan sebut aku biang masalah."

"Tetap saja tadi kau mengatakan sering." Taehyung tak mau kalah.

"Ya! Kubilang itu hanya beberapa kali."

"Kalau begitu seharusnya kau mengatakannya bukan dengan 'sering' tapi 'kadang', hyung."

Jin hyung menghela nafas panjang mendengar ucapan Taehyung. Aku tahu, menghadapinya memang membutuhkan kesabaran ekstra. Beruntung Jin hyung sudah sering membeli stok dengan jumlah yang lebih banyak dari pada yang seharusnya.

Apa?!

"Terserah kau saja." akhirnya Jin hyung menyerah.

"Padahal aku tidak pernah menyebabkan masalah hingga saat ini." kata Taehyung dengan bangga, tapi langsung dihadiahi tatapan mematikan dari semua yang hadir.

"Oh, tidak pernah membuat masalah?"

"Ingin kusebutkan semua kesalahanmu selama seminggu ini?"

"Aku membuat list kesalahanmu sejak pagi tadi. Dan buku catatanku langsung habis begitu saja."

"Ya! Kalian jahat sekali, hyung." ujar Taehyung kesal. Dia menoleh, memandang Jungkook yang sedari tadi diam. "Aku tidak membuat kesalahan kan, Kookie?" tanyanya meminta dukungan.

"Kau baru saja membuat kesalahan dengan memanggilku Kookie."

Jin hyung mengatupkan mulutnya rapat-rapat, Namjoon menutup mulutnya dengan sebelah tangan, dan masih banyak hal yang kami lakukan agar tidak mengeluarkan suara tawa ketika mendengar jawaban dari Jungkook.

"Lihat, kau membuat terlalu banyak kesalahan, Tae." kata Jin hyung.

"Maaf, Tae. Tapi kau tidak bisa membantah yang satu ini." kata Jimin dengan tawa kecil yang tidak bisa disembunyikan.

Taehyung mendecakkan lidahnya dengan kesal. Aku yakin jika dia sedang mengumpati Jungkook yang membuatnya berada dalam situasi ini. Tapi alih-alih merasa bersalah atau apa ketika mendapat tatapan kesal dari Taehyung, Jungkook malah tersenyum manis dan berkata, "Kau membuatku takut dengan tatapanmu itu, hyung."

"Kau menyebalkan." balas Taehyung.

"Itu sebabnya aku mendapat gelar evil maknae."

Mati kau, Taehyung. Entah mengapa aku puas menertawakannya. Terima kasih kepada Jungkook yang telah membuat suasana di sini menjadi menyenangkan. Setidaknya untuk kami.

Silence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang