Kejadian Hanbin pingsan sudah seminggu berlalu. Tapi orang tuanya terus khawatir. Hanbin jadi tidak fokus saat di rumah. Setiap jam bundanya masuk dan menanyai apakah ia merasa sakit kepala atau mengalami sesuatu.Hanbin tidak peduli jika ia pingsan lagi. Ia merasa ia harus mengingat sesuatu yang sudah terjadi. Ia yakin yang disembunyikan keluarganya bukanlah hal kecil. Ia yakin sekali.
Usai makan siang bundanya masuk membawa nampan berisi gelas dengan obat rutinnya.
"Hari ini bunda mau lihat kamu minum obatnya."
Hanbin berdiri dari duduknya di atas tempat tidur. Ia meletakkan ponselnya sembarangan di sana, lalu menghampiri bundanya.
Ia mengambil gelas dan obat itu. Tentu ia tidak meminumnya. Hanbin malah mengeluarkan obat lainnya yang sudah menumpuk di sebuah kotak. Ia menaruh semua obat yang tidak ia minum di atas meja belajar, membuat bundanya kaget.
"Hanbin!"
Hanbin mengambil obat itu menggunakan tangannya lalu ia menarik tangan bundanya dan memberikan obat-obat itu kepada telapak tangan bundanya.
Lagi. Hanbin kembali mengingatnya. Ia pernah melakukan hal yang sama dulu.
Kamarnya berubah menjadi rooftop sekolah. Bundanya berubah menjadi bayangan Lisa yang menggunakan seragam SMA.
"Lo gak berhak marah! Ini kesalahan lo!" Suaranya terdengar sangat marah dan penuh emosi. Lisa yang mendengarnya sangat ketakutan. Gadis itu bahkan sudah mengeluarkan air matanya.
Lo gak berhak marah!
Hanbin tidak salah, ia memang pernah mengatakannya kepada Lisa.
"Lo dulu pernah mau ngelakuin ini kan?" Hanbin mengambil telapak tangan Lisa yang terdapat cincin di jari manis, ia memberikan pil obat dalam jumlah yang banyak di telapak tangan gadis itu. Hanbin menyuruh Lisa meminumnya. Lisa malah menangis, tidak tau harus berbuat apa. "Kalau lo gak mau biar gue."
"Hanbin...." Lisa sangat ketakutan, ia tidak tau harus berbuat apa.
"Lo ngancurin hidup gue! Gue harap lo hidup penuh penyesalan dan rasa bersalah." Hanbin mengambil obat itu dari tangan Lisa dan langsung meminum semuanya.
Lisa menggelengkan kepala, ia berusaha meraih air mineral yang Hanbin gunakan untuk menelan obat-obat itu, tapi gagal Hanbin telah menelan semuanya.
Lisa menangis dan memukul dada Hanbin berharap obat itu keluar lagi dengan utuh. Tak butuh waktu lama Hanbin pingsan, mulutnya mengeluarkan banyak busa. Membuat Lisa menangis sejadi-jadinya.
Hanbin mengingatnya, ia ingat kejadian sebelum ia masuk rumah sakit. Ia dan Lisa usai dari ruang BK. Hanbin menariknya langsung ke rooftop sekolah. Ia masuk rumah sakit karena overdosis.
Hanbin sungguh terkejut. Ia sampai terjatuh ke lantai. Obat-obat di tangannya ia lepaskan hingga terjatuh begitu saja.
Bundanya panik. "Hanbin? Kamu kenapa?"
"Kenapa Hanbin maksa Lisa minum obat?"
****
Mereka semua panik dan kaget karena Hanbin sudah mengingatnya. Itu artinya tidak butuh waktu lama ingatannya semua kembali.
Hanbin sudah tidak mau meminum obatnya lagi walau bundanya memaksa. Bahkan Hanbin memilih untuk tidak keluar kamar ketika waktunya makan. Pria itu tidak mau makan, ia mengurung diri di dalam kamar.
Pria itu terus bertanya-tanya.
Kenapa ia menyalahkan Lisa? Lisa menghancurkan hidupnya? Apa yang Lisa lakukan? Jika Lisa menghancurkan hidupnya, kenapa Lisa tinggal di rumahnya sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanlice - Memory
Fiksi PenggemarMemory itu terus kembali. Memory yang sangat ingin ia hilangkan dari kepalanya. Ingin menjauh ia justru terus berdekatan dengan Hanbin yang terus menatapnya tak acuh. Ia seharusnya membenci pria itu. Tapi otak dan hatinya tidak bisa bekerja sama. Li...