44: Teman Hanbin

1.2K 152 25
                                    

Sudah hampir seminggu Hanbin dirawat di rumah. Keadaannya semakin membaik Hanbin sudah bisa berjalan dengan normal dan luks jahitnya sudah mengering, besok lusa Hanbin akan kembali bekerja.

Siang ini, teman sekolah dan juga teman kuliah Hanbin datang ke rumah untuk bermain sekalian menjenguk lagi dan Lisa tentu tidak bisa menghindari seperti ketika di rumah sakit.

Lisa terkejut melihat seorang wanita tersenyum dibalik pintu rumahnya. Ia tidak pernah melihat wanita ini sebelumnya, tapi Hanbin memang mengatakan beberapa temannya akan datang menjenguk. Apa wanita ini juga teman Hanbin?

Rambutnya pendek, wajahnya terasa familiar walau sepertinya Lisa baru bertemu dengannya hari ini.

"Gue temen Hanbin," katanya menyapa dengan lembut.

Lisa sedikit terkejut, tapi ia akhirnya mengangguk dan membalas jabatan tangan teman Hanbin itu. "Lisa," sapa Lisa mengenalkan dirinya sendiri.

"Gue tau kok, gue tau semua tentang lo. Gue Raya."

Lisa mengangguk canggung. "Silakan masuk, biar gue panggil Hanbin dulu," kata Lisa mempersilakan orang yang menyebut dirinya Raya itu masuk. "Duduk dulu--"

Ucapan Lisa terpotong ketika Hanbin masuk ke ruang tamu, dan menyambut wanita itu.

"Hanbin!!" wanita itu refleks memeluk tubuh Hanbin. "Sorry aku baru bisa jenguk sekarang," katanya memberikan sebuah bucket bunga kepada Hanbin yang baru Lisa sadari.

Aku? Mereka menggunakan aku kamu? Melihat hal itu Lisa tersenyum kecut. "Mau minum apa?" tanya Lisa menyadarkan kedua insan itu.

"Air putih aja," kata Hanbin menjawab.

"Gak mau, boleh minta yang dingin gak?" tanya Raya kepada Lisa.

Lisa mengangguk lagi sebagai jawaban, tidak mungkin kan ia menolak permintaan seorang tamu. Akhirnya ia melangkah ke arah dapur, sembari di perjalanan ia bertanya-tanya, sejak kapan Hanbin memiliki teman seorang wanita? Sejak kapan mereka berteman? Bagaimana bisa Hanbin berteman dengan wanita itu?

Lisa mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas. Ia juga mengambil beberapa snacks yang ada di meja pantry untuk dibawa ke ruang tamu. Hanbin sedang berbincang dengan wanita itu ketika Lisa kembali.

"Oiya aku bawa ini, makanan kesukaan kamu di kantor. Kali aja kamu kangen udah dua minggu gak makan ini."

Mereka duduk berdampingan di sofa panjang ruang tamu. Lisa yang baru datang tadinya berniat untuk duduk di sofa untuk satu orang tapi ucapan Raya menghentikannya.

"Boleh tolong ambil piring gak? Atau gue aja yang ambil boleh?"

Lisa terkejut mendengarnya. Apa ia seakrab itu dengan Hanbin. Lisa melirik ke arah Hanbin yang fokus membuka kotak makanan yang dibawa Raya.

Akhirnya Lisa mengantar Raya untuk ke dapur, Raya memilih piring sendiri setelah Lisa menunjukkan di mana tempat lemari piring berada. "Gue gak sopan ya? Sorry, biasanya dulu di apartemen Hanbin gue yang biasa nyiapin dia makan juga. Kadang-kadang aja sih."

"Iya, santai aja," kata Lisa yang padahal ia sendiri berusaha untuk bersikap sesantai mungkin.

"Gue akhirnya bisa liat lo langsung."

"Hah?" Apa Raya mengenal Lisa sudah cukup lama?

"Gue tau lo dari Hanbin, Hanbin cerita semuanya," kata Raya.

"Lo udah lama temenan sama Hanbin?"

"Ya sekitar sembilan tahun, apa delapan ya. Pas masih kuliah pokoknya." Raya mengatakannya sambil berjalan keluar dari dapur.

Hanlice - MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang