Hanbin bukan orang yang sama seperti sepuluh tahun yang lalu. Ia sudah banyak berubah walau orang terdekatnya saja yang tahu. Sama seperti Hanbin, Lisa juga bukan lagi Lisa yang dulu. Ia sudah pernah membuka hatinya untuk pria lain.
Akankah mereka akan benar-benar berakhir setelah ini?
Hanbin terbayang ucapan ayah Lisa 10 tahun lalu.
Hari itu sehari setelah Lisa menghilang, ayah dan ibu Lisa datang ke rumahnya. Hanbin diajak berbicara empat mata oleh ayah Lisa di kamarnya. Sementara yang lainnya berada di ruang keluarga.
Ayah Lisa mengeluarkan air matanya ketika berbicara. Pria paruh baya itu mengatakan jika ia lelah melihat Lisa yang terus sakit hati sendirian, ia mengatakan kepada Hanbin untuk tidak bertemu dengan Bintang sebelum Lisa kembali. Tamparan pada pipinya tidak lagi terasa perih walau darah sedikit keluar di ujung bibirnya.
"Jangan pernah temui Bintang sendiri, sebelum anakku kembali! Aku akan menyambutmu jika Lisa telah kembali!! Jika kalian tidak bisa bersatu, dan kau membuat Lisa kembali menangis aku berjanji akan memotong nadiku di depanmu! Anakku terlalu bodoh karena mencintaimu."
Kata-kata ayah Lisa masih terlalu mengerikan untuk diingat. Itulah kenapa Hanbin selalu mengatakan jika ia menunggu Lisa untuk kembali. Ia tidak mau mendahului Lisa untuk bertemu Bintang.
Ia menunggu Lisa. Ia mencari tahu segalanya tentang Lisa, ia bahkan diam-diam memantau apa saja yang dilakukan wanita itu. Ia hidup bersama Lisa selama 10 tahun, walau sebenarnya perbuatan Hanbin ilegal dan melanggar privasi karena ia meretas CCTV ruang kerja serta komputer milik Lisa. Karena itu ia bisa tau jika dulu Lisa sempat berniat untuk kuliah lagi.
Ia jelas tahu hubungan Lisa dengan atasannya. Ia tahu semuanya.
Pagi ini Hanbin tidak keluar dari kamarnya untuk sarapan. Ia terus terjaga karena memikirkan hal bodoh yang ia katakan semalam.
Ia benci sekali mengingat Lisa membandingkan dirinya dengan Natael, itu membuat hatinya sakit. Ia tidak suka hal itu tapi ia juga tidak bisa membantah, karena perkataan Lisa memang benar adanya. Ia benci dirinya sendiri karena pernah membuat Lisa sakit hati, ia benci karena pernah melupakan apa yang ia perbuat, ia sungguh membenci dirinya sendiri.
"Gak usah urusin gue sama Natael! Seenggaknya dia lebih baik dari pada lo! Dia gak pernah ninggalin gue! Dia juga gak pernah buat gue sakit hati! Dan dia gak pernah lupa sama apa yang dia perbuat!!"
****
Lisa berusaha tidak peduli dengan pria itu. Tapi ia sudah menyiapkan sarapan untuk Hanbin pagi tadi dan pria itu tidak keluar dari kamarnya, akhirnya sekarang nasi goreng buatannya berakhir di meja makan hingga dingin di balik tutup saji.
Apakah pria itu sedang marah karena perkataan Lisa semalam? Bukankah seharusnya yang marah itu Lisa?
Ia juga gengsi untuk mengetuk kamar Hanbin. Lisa akan mengantar Bintang untuk pergi ke tempat pelatihan bela dirinya sekalian Lisa membeli kebutuhan dapur untuk makan siang mereka nanti. Ia akan memasak makanan kesukaan Bintang siang ini.
Lisa menunggu Bintang di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Menunggu hampir lima menit bukannya Bintang yang datang malah Hanbin yang kini muncul dengan pakaian yang lumayan rapih seperti akan segera pergi.
"Biar gue yang anter Bintang," katanya bersamaan dengan Bintang yang turun dari tangga menghampiri mereka.
Lisa kaget karena sikap Hanbin yang sekarang berubah lagi, padahal semalam mereka baru saja berdebat. Bahkan ia berpikir Hanbin marah dengan perkataannya semalam. Lisa langsung menggeleng. "Gue aja, gue sekalian mau beli bahan-bahan masak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanlice - Memory
FanfictionMemory itu terus kembali. Memory yang sangat ingin ia hilangkan dari kepalanya. Ingin menjauh ia justru terus berdekatan dengan Hanbin yang terus menatapnya tak acuh. Ia seharusnya membenci pria itu. Tapi otak dan hatinya tidak bisa bekerja sama. Li...