21 : Soal Tawaran

1.2K 148 15
                                        

Lisa hampir gila rasanya, setelah orang tuanya, orang tua Hanbin datang ke rumah dan membicarakan hal itu. Mereka meminta kepada Lisa untuk memikirkannya, tapi mereka seakan tidak mau Lisa menolak. Padahal mereka menyuruh Lisa untuk berpikir.

Dua hari ini Lisa cukup dibuat pusing. Ia sungguh menolak tawaran Hanbin, tapi kenapa sekarang ia malah berpikir tentang keuntungan yang akan ia dapat jika menyetujui hal itu.

Lisa menggeleng. Tidak akan ada keuntungan. Bagaimana jika Lisa kembali membuka perasaannya tapi Hanbin tetap sama? Gelengan di kepala Lisa semakin kuat. Ia tidak mau sakit hati lagi.

Bunyi bel di rumahnya menyadarkan Lisa yang sedang duduk di sofa ruang tamunya. Siapa lagi yang datang setelah orang tuanya dan orang tua Hanbin kemarin.

Lisa menuju ke arah pintu masuk. Ia membuka pintu, setelah melihat seorang wanita yang ada di layar monitor kecil samping pintu ia langsung membuka pintu.

"LISA!!" Teriak gadis itu berhambur dan memeluk Lisa langsung.

Dengan sigap Lisa menahan tubuhnya yang hampir terhuyunh ke belakang karena ia tidak sigap akibat terkejut. Ia pikir tadi adalah Jennie karena warna rambut mereka sama, hitam pekat. Lisa memang tidak terlalu memperhatikan karena di layar tadi menunjukkan seseorang yang sedang menunduk memainkan ponselnya.

Tapi sekarang malah Angel yang ada di hadapannya. Gadis itu setelah memeluk Lisa langsung berdiri dan menuju ke arah dapur yang sudah terlihat dari tempatnya berdiri. Ia menaruh barang bawaannya di atas meja pantry. "Gue bawa ini. Lo pasti kangen ini kan." Angel menunjukkan minuman, yang membuat Lisa membulatkan matanya. Lalu ia duduk di atas bangku pada meja pantry sambil mengeluarkan apa yang dibawanya.

"Lo gila! Gue udah gak mau minum gituan lagi. Lo bawa pulang nanti," perintah Lisa. Bagaimana bisa Angel membawakannya minuman beralkohol. Dulu Lisa jika stres selalu minum itu tengah malam, dan tidak sadarkan diri ketika bangun pagi.

Angel tersenyum. "Lo gak kangen gue apa?"

"Lo kali kangen gue."

Tidak berniat membantah Lisa, Angel mengangguk. Tatapannya membuat Lisa bergidik ngerik. "Sok imut!"

"Anak lo mana? Gue penasaran Bintang mirip siapa," kata Angel langsung mendapat tatapan kesal Lisa. Dari dulu Lisa sudah mengatakan jika Bintang mirip Hanbin, Angel hanya mau membuatnya emosi karena Lisa kesal kenapa Bintang harus mirip dengan pria itu.

"Di kamarnya. Gak bakal mau keluar ada lo."

"Panggilin dong."

"Lo gila, dia tuh gak mau diganggu." Lisa menuju ke arah kulkas. Mengambil minuman kaleng untuk Angel.

Angel tersenyum lagi, entah sudah berapa kali Lisa melihatnya jadi bergidik ngeri. Apa wanita ini kerasukan setan di perjalanan atau bagaimana. "Lo sakit?" tanya Lisa menempelkan tangannya di dahi Angel.

Lagi, Angel tersenyum lagi dan lagi. Matanya menyorotkan kesenangan teramat dalam ketika melihat Lisa. "Gue seneng lo akhirnya balik, dan tinggal sama Bintang."

Lisa tidak tau harus merespon apa.

Bintang datang menghampiri mereka. Niatnya mau mengambil minuman, tapi malah ada seorang tamu yang tidak dikenalnya.

"Bintang ya?" tanya Angel langsung. Angel turun dari bangkunya, mendekati Bintang. "Kenalin, Angel temen baik Bundanya Bintang." Angel menjulurkan tangannya hendak bersalaman.

Mendengar penuturan itu Bintang justru merasa aneh. Bunda?
Bintang tidak merespon tangan Angel.

Angel akhirnya menyalami tangannya sendiri yang mengapung di udara karena diabaikan.

Hanlice - MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang