Lisa saat ini memilih untuk menunggu di kantin saja. Ia merasa tidak sanggup melihat wajah Bintang dan keluarga Hanbin. Beberapa teman Hanbin juga datang untuk menjenguk tadi, karena sekarang Hanbin sudah di bawa ke ruangan rawat inap setelah tidak sadar beberapa jam setelah operasi. Maka dari itu Lisa juga tidak berani menampakkan wajahnya di depan Hanbin yang sepertinya sudah sadar.
Ia tidak tahu harus mengatakan atau berbuat apa ketika bertemu Hanbin. Ia juga tidak tahu apa keluarga Hanbin mengizinkan dirinya bertemu pria itu.
Lisa sungguh ingin melihat keadaan Hanbin sekarang, tapi kakinya merasa tidak sanggup untuk melangkah ke ruangan Hanbin.
"Lisa!" Lisa yang sedang menunduk, mengangkat kepalanya ketika mendengar namanya dipanggil. "Lo Lisa kan?" kata seseorang menyapanya.
Dalam beberapa detik Lisa baru menyadari pria yang menghampirinya ini. Dia adalah teman SMA Hanbin, yang juga kakak kelasnya. Lisa tersenyum canggung.
"Apa kabar?" tanyanya basa-basi. "Gue boleh duduk?"
Karena tidak enak akhirnya Lisa mengiyakan. Pria itu duduk di bangku sebrang Lisa. "Lo gak nunggu di sana biar ketemu temen-temennya Hanbin?"
Lisa menggeleng lemah. Ia tidak terlalu dekat dengan Jay kakak kelasnya ini sebenarnya, tapi Lisa tau Jay juga salah satu teman Hanbin yang tutup mulut soal masalah Lisa dan Hanbin dulu.
"Hanbin akhirnya dapetin lo, tapi kayaknya gak berjalan mulus. Salah dia juga si!" Jay mengatakannya sembari melihat beberapa menu makanan di meja depannya. Lisa tidak paham. "Lo beneran mau pisah sama Hanbin?" tanyanya lagi.
"Hah?"
"Sorry-sorry, gue gak bermaksud ikut campur sih. Bentar, gue pesen makan dulu. Lo udah makan?" Tanpa menunggu jawaban dari Lisa pria itu langsung berdiri menuju salah satu kios terdekat dan memesan makanan.
Lisa ingin pergi sekarang juga sebenarnya, tapi ia tidak tahu harus ke mana. Di kamar Hanbin pasti sedang ramai teman-temannya saat ini. Karena terlalu banyak berpikir akhirnya Jay sudah kembali duduk di tempat semula.
Mereka berbicara sampai pesanan datang. Jay cukup banyak bercerita soal Hanbin, dan Lisa hanya menjadi pendengar sesekali bertanya kembali karena merasa tidak paham.
Mereka berbincang cukup lama sampai pada akhirnya Jay ditelpon karena teman yang lainnya akan segera pulang karena jam besuk akan segera habis.
Jay pamit kepada Lisa setelah mengatakan. "Lagi-lagi Hanbin nungguin lo! Buruan temuin dia."
Lisa masih terduduk lemas di bangku kantin setelah teman Hanbin pergi. Ia masih bingung harus menemui Hanbin sekarang atau kapan.
****
Lisa terduduk di sebelah brankar milik Hanbin setelah diizinkan untuk masuk. Orang tua Hanbin juga tidak bisa menolak karena Hanbin terus bertanya di mana Lisa.
Hanbin sudah terlelap saat ini. Padahal masih jam 8 malam.
Lisa melihat ke tangan Hanbin yang diperban karena mendapatkan jahitan, lalu tangan sebelahnya yang terdapat infus. Ia tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri saat ini. Lisa tanpa sadar mengherahkan tangannya untuk menyapu pelan sisi lain pergelengan tangan Hanbin yang tidak terluka. Ia berharap bisa mengurangi rasa sakitnya.
Merasa ada yang mengelus pergelangan tangannya dengan lembut, Hanbin membuka mata. Ia sedikit terkejut melihat kehadiran Lisa di sisinya yang terus menatap iba pada perban di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanlice - Memory
FanfictionMemory itu terus kembali. Memory yang sangat ingin ia hilangkan dari kepalanya. Ingin menjauh ia justru terus berdekatan dengan Hanbin yang terus menatapnya tak acuh. Ia seharusnya membenci pria itu. Tapi otak dan hatinya tidak bisa bekerja sama. Li...