41 : Pasrah

1.5K 163 45
                                    


Bagaimana bisa Lisa memarahi Hanbin karena luka di pelipis Natael. Bahkan Lisa lebih mementingkan Natael dibanding suaminya sendiri. Lisa mengabaikan Hanbin, padahal ia mendengar jika Hanbin berkata akan menunggunya di parkiran kemarin.

Hanbin belum juga sadar setelah operasi selesai, hingga ia dibawa ke ruang ICU untuk mendapatkan penanganan lebih intensif.

Rasa bersalah Lisa semakin kuat.
Orang tua Hanbin sepertinya sudah tahu lebih dahulu apa yang terjadi kemarin, hanya saja mereka memilih diam. Termasuk Jennie sendiri. Padahal Lisa akan merasa sedikit lega jika seseorang memarahinya. Bahkan Hanbin kemarin sama sekali tidak memarahinya dan malah Lisa yang memarahi Hanbin.

Ia ingin mengutuk mulutnya yang mengatakan hal bodoh kemarin.

"Lo apa-apaan sih! Apa harus pakai keributan?? Lo tau? Natael sampai harus dijahit karena luka di pelipisnya!!"

Jam menunjukkan pukul 2 pagi, Lisa mengajak Bintang untuk pulang dan tidur di rumah karena Bintang terlihat sudah terkantuk-kantuk di bangku ruang tunggu, tapi anak itu memaksa mau menunggu Ayahnya sampai bangun.

****

Video kejadian kemarin tersebar luas di kalangan para pebisnis yang mengenal Hanbin maupun Natael. Sepertinya salah satu karyawan Natael ada yang merekam dan menyebarkannya.

Beberapa dari mereka terkejut karena ternyata Hanbin sudah memiliki istri, tapi sebagian dari mereka cukup prihatin karena Hanbin mendapatkan istrinya sendiri sedang dilamar laki-laki lain. Bahkan di video itu terlihat sekali betapa mengenaskannya Hanbin yang sedang melindungi istrinya, tapi istrinya justru memilih pria lain.

"Lisa minta maaf Bunda." Lisa terduduk di depan Bunda Hanbin yang sedang duduk di bangku ruang tunggu rumah sakit. Keluarga Hanbin pagi ini jelas sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Bunda Hanbin mengangguk, ia mengangkat tubuh Lisa agar duduk di sebelahnya.

"Lisa minta maaf." Lisa tidak tau jika akan sefatal ini.

"Iya, kamu gak salah. Harusnya Tante gak perlu maksa kalian bersatu. Tante yang minta maaf."

Lisa melihat ke arah Bunda Hanbin terkejut, kenapa menyebut dirinya Tante? Bukankah Bunda Hanbin senang jika Lisa memanggilnya Bunda? Apa bunda Hanbin marah? "Bunda..."

"Tante gak akan paksa kalian lagi. Mungkin memang kalian tidak berjodoh. Tante minta maaf."

"Bunda..." Lisa mengeluarkan air matanya, ia menangis melihat orang tua Hanbin yang sepertinya sudah pasrah akan hubungan rumah tangga anaknya. Panggilan tante semakin menjelaskan seakan kini mereka adalah orang lain.

Lisa menunduk dan menangis dalam diam. Ia berharap Hanbin segera bangun.

Lalu apa?

Apa yang akan ia lakukan jika Hanbin sadar?

Lisa hanya bisa merutuki dirinya sendiri sedari tadi.

Bukan hanya orang tua Hanbin, orang tua Lisa sendiri juga sudah mengetahui kabar ini, mereka pasrah kepada Lisa ketika menelepon. Mereka mengatakan menyerahkan semuanya kepada Lisa. Jika Lisa memang ingin bercerai dengan Hanbin secepatnya mereka sekarang akan setuju, mereka tidak akan ikut campur maupun memaksa Lisa lagi.

Lisa terduduk lemas setelah berhenti menangis. Ia benar-benar berharap keadaan Hanbin segera membaik. Semalam dokter menjelaskan jika luka di perut Hanbin cukup dalam dan karena terlalu lama ditangani membuatnya menjadi infeksi. Hanbin kemarin kehabisan banyak darah, tapi ia masih sanggup bertahan dalam waktu yang lama. Bahkan Hanbin tidak sadar, jika darah telah menetes hingga mengenai celananya hingga menjadi kaku.

Hanlice - MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang