24 : Pembelaan & Soal Rumah

1K 130 22
                                    


"Ya kau benar."

Mereka semua menengok se sumber suara dari arah pintu masuk yang jaraknya tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Mendengar suara itu mereka semua langsung berdiri dari bangkunya dan sedikit menunduk ketika melihat Hanbin mendekat.

"Kalian memang benar, tapi kalian harus tahu. Istriku bahkan sudah memiliki pengalaman kerja yang lebih luas dari pada kalian! Istriku ini sudah melamar kuliah tiga tempat di luar negeri, dan semua diterima. Hanya saja dia menolak. Kantornya tidak bisa memecatnya karena dia memiliki peran penting. Istriku bahkan sudah memiliki satu unit apartment dan mobil dengan uangnya sendiri, padahal dia membiayai kehidupan orang tuanya juga. Kalian sudah memiliki apa dengan gaji kalian? Bahkan kalian baru bekerja 2 tahun dan sudah berbicara seakan kalian tahu semuanya."

Hanbin menautkan tangannya di pundak Lisa selama berbicara, Lisa diam saja mendengar pembelaan Hanbin yang cukup panjang dan membungkan keempat perempuan itu. Tapi Lisa sekarang jadi bertanya-tanya dalam hatinya, dari mana Hanbin tau hal itu. Kuliahnya? Dari mana Hanbin tau? Bahkan Lisa tidak menceritakannya pada Angel tentang ia yang mencoba mendaftar kuliah lagi.

Ia hanya iseng untuk mendaftar dibeberapa kampus luar negeri dulu, sama sekali tidak terpikirkan akan diterima. Ternyata ia diterima. Tapi Lisa tidak bisa mengambilnya, ia merasa tidak bisa membuang waktu untuk dirinya lagi. Lisa harus membiayai kehidupan orang tuanya dan Bintang. Jika ia tinggal di luar negeri, itu akan membutuhkan banyak biaya. Lisa juga belum tentu dapat pekerjaan dengan gaji yang cukup di sana. Itu enam tahun lalu, dari mana Hanbin tahu.

"Maaf Pak."

"Minta maaflah kepadanya."

"Maaf Bu," kata mereka masih dengan menunduk.

"Jangan pernah membicarakan kejelekan istriku, jika aku mendengarnya aku tidak akan mentolerir. Apalagi jika Bundaku yang mendengarnya, dia bisa saja membuat kalian kehilangan pekerjaan."

Mendengar hal itu Lisa menarik lengan kemeja Hanbin, ia mencoba untuk mengodekan agar cepat selesaikan dan pergi. Penuturan Hanbin cukup kejam, terlalu lebay sampai akan kehilangan pekerjaan. Walau itu bisa saja terjadi.

"Baik pak. Kami tidak akan mengulangi."

"Kalian keluarlah dari tempat ini, aku tidak mau menghapal wajah kalian." Jika menghapal wajah mereka Hanbin bisa saja melakukan suatu hal dengan menggunakan kekuasaannya. Keempatnya langsung pergi dari hadapan mereka.

Setelahnya Hanbin membawa Lisa ke meja pojok yang kosong tapi Lisa menarik Hanbin untuk duduk di mana tadi ia dan Bunda Hanbin duduk. Pesanan Lisa sudah diantar ke mejanya ternyata.

Mereka duduk berhadapan. Lisa langsung memberikan tatapan bertanya kepada Hanbin. "Dari mana lo tau?" tanya Lisa.

"Apa?"

"Gak usah pura-pura."

"Gue tau segalanya." Hanbin meminum minuman di depannya yang padahal Lisa pesan untuk Bunda Hanbin.

"Lo nguntitin gue?" tanya Lisa memicingkan mata curiga. Ia jadi ingat, ketika Hanbin mengirimkan video acara ulang tahun Bintang. Angel mengatakan, jika Hanbin tau nomornya sendiri, Angel bilang Hanbin juga tau Lisa tinggal bersama Angel. Apa benar Angel tidak memberitahu Hanbin?

"Itu terlalu hina." Hanbin tidak sudi dikatakan sebagai penguntit.

"Sama aja! Gue gak terima!"

"Kenapa?" tanya Hanbin.

"Ya itu privasi gue lah."

"Gue kan pura-pura gak tau."

Lisa berdecak kesal. Ia merasa sekarang harus berhati-hati dengan Hanbin. Hal yang Lisa rahasikan sendiri saja Hanbin dapat mengetahuinya, bukankah itu hal yang Gila? "Di mana bunda lo?" tanya Lisa.

Hanlice - MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang