****
Di depan rumah mereka sudah ada mobil yang menjemput Lisa. Awalnya Lisa memang tidak minta dijemput, tapi karena ia juga tidak akan membawa mobilnya jadi ia menerima tawaran itu akhirnya. Lagi pula setelah menjemput Lisa, mereka akan menjemput rekannya yang lain juga.
Hanbin berdiri di samping Lisa, mereka melangkah berdampingan keluar menuju pagar. Keduanya sama-sama terdiam. Kejadian beberapa menit lalu membuat keduanya jadi canggung, lebih tepatnya Lisa. Ia juga bingung kenapa Hanbin repot-repot mengantarnya.
Hanbin memberikan syal berwarna hitam kepada Lisa. "Mungkin lo butuh ini."
"Enggak usah, lagian gak lagi musim dingin," tolak Lisa.
"Lo butuh itu." Hanbin langsung memberikannya di tangan Lisa, mau tidak mau Lisa menerimanya.
Lisa memicingkan matanya ke arah Hanbin. "Lo kenapa sih?" tanya Lisa heran.
"Udah sana!"
Kini pria itu malah mengusir Lisa. "Ish!"
"Lisa!" Baru dua langkah Hanbin kembali memanggilnya.
Dengan penuh kesabaran Lisa memutar kepalanya ke arah Hanbin. "Ap--"
CUP! "Hati-hati! Jangan selingkuh!"
DEG! Hanbin langsung memutar tubuhnya berjalan masuk ke dalam rumah setelah mencium pipi Lisa.
Lisa terdiam mematung. Ada apa sebenarnya dengan Hanbin. Jangan selingkuh? Pria itu benar-benar gila!! Sepertinya terlalu banyak minum obat jadi membuatnya aneh seperti itu.
Lisa masuk ke dalam mobil milik atasannya alias Pak Natael. Ia menunduk hormat, lalu tersenyum canggung kepada pria di balik kemudi itu. "Pagi Pak," sapa Lisa sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanlice - Memory
FanficMemory itu terus kembali. Memory yang sangat ingin ia hilangkan dari kepalanya. Ingin menjauh ia justru terus berdekatan dengan Hanbin yang terus menatapnya tak acuh. Ia seharusnya membenci pria itu. Tapi otak dan hatinya tidak bisa bekerja sama. Li...