🌜39.🌛

2.2K 149 6
                                    

🍎🍎🍎🍎🍎

Menurutku, sendiri adalah sepi yang tak terkendali.

🍎🍎🍎🍎🍎

"Aurora makasih ya udah jagain anak Tante, dua-duanya lagi." Calista memeluk Aurora.

"Sama-sama Tante."

"Kamu juga makasih ya udah nolong Angkasa."

Libra mengangguk sambil tersenyum.

"Kita pulang dulu ya." Calista pamit.

Mereka sedang berjalan keluar dari rumah Aurora.

"Kak Aurora makasih ya udah nolongin aku, aku nggak bakal lupa sama Kak Aurora. Aku bakal bales kebaikan Kakak." Athala merentangkan tangannya, hampir saja ia memeluk Aurora, tetapi Angkasa mendorongnya. Angkasa sudah bisa jalan sendiri, walau masih terpincang-pincang.

"Sama-sama Athala. Salam buat Ananta ya."

"Makasih Ra, makasih Kak Libra, makasih Leo. Kalau nggak ada kalian, gue nggak tahu deh sekarang udah gimana." Angkasa meringis.

Aurora melambaikan tangannya.

Angkasa dan Athala pulang.

Libra dan Leo pulang.

Aurora sendirian lagi, rumahnya sepi lagi.

Ia kesepian lagi.

🍎🍎🍎🍎🍎

"Motor aku mana Ma? Ditinggal di rumah Aurora?"

"Tadi Mama kesana kan sama Pa Yoyo, Pa Yoyo yang bawa motor kamu, makanya sekarang Mama yang nyetir."

"Soalnya aku nggak lihat Pa Yoyo." Angkasa menggaruk kepalanya.

"Angkasa jangan cari musuh kalau masih belum bisa ngelawan mereka semua. Kalau nggak ada Libra, kamu bisa kenapa-napa." Calista menghembuskan napas kasar. Jika terjadi apa-apa pada Angkasa, ia menyesal karena tidak bisa menjadi Ibu yang baik.

"Athala, kamu juga jangan mau dibohongin. Kalau nggak ada Aurora kamu bisa pingsan dijalan, terus diculik, dijual organ dalamnya." Calista panik. Kedua anak laki-lakinya hari ini membuatnya hampir jantungan.

"Aku kan nggak tahu kalau aku lagi dibohongin. Lagian siapa si Ma yang mau dibohongin."

Angkasa terkekeh, ucapan Athala memang ada benarnya juga.

🍎🍎🍎🍎🍎

Bersambung ...

🍎🍎🍎🍎🍎

Angkasa ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang