🌜34.🌛

2.4K 145 2
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼

Merindukan seseorang di dimensi yang berbeda, itu sangat menyedihkan.

🌼🌼🌼🌼🌼

Sudah lama Aurora tidak memasuki kamar ini.

Kamar nuansa biru laut dengan langit-langit yang diberi warna seperti langit malam. Menakutkan dan gelap, tetapi cukup membuat nyaman dan tenang.

Kamarnya benar-benar bersih, karena selalu dibersihkan setiap hari.

Semua buku, barang-barang milik Bintang masih tertata rapih sejak tiga tahun yang lalu.

Aurora membuka gorden besar itu. Cahaya matahari pagi memasuki kamar ini.

Aurora terlentang di ranjang yang sudah ditinggal pemiliknya sejak bertahun-tahun lalu.

Ia sebenarnya tidak memiliki tujuan apa-apa datang kesini, hanya ingin melihat-lihat, ia hanya rindu kamar ini dan pemilik kamarnya.

Aurora membuka lemari pakaian Bintang, dress yang berdominan berwarna biru, putih dan hitam digantung rapi. Lalu dibawahnya ada beberapa tas sekolah Bintang.

Saat membuka lemari disebelahnya, pakaian kasual, baju tidur, dilipat rapih juga disana.

Semuanya masih bagus dan bersih.

Lemari buku yang menjulang tinggi, Aurora buka juga. Bahkan semua buku Bintang masih rapih, tidak sobek dan tidak lepek, padahal lemari ini bisa saja membuatnya berjamur kan? Terlebih sudah tiga tahun bukunya hanya diam disana.

Mata Aurora menyipit, ada satu buku yang menyita perhatian Aurora. Buku itu ditengah buku-buku tulis.

Aurora mengambil buku itu, sampulnya bergambar langit yang dipenuhi Bintang.

Aurora membuka buku itu.

Halaman pertama hanya ada tulisan DIARY BINTANG.

Halaman kedua ada foto berukuran 4×6, foto Bintang dan dirinya, siang itu di halaman rumah, difoto oleh Ayah.

Dibawah foto itu ada tulisan tangan Bintang.

Ini adikku, namanya Aurora, Keana Aurora.
Aku adalah Bintang tanpa cahaya, tapi Aurora memberiku sebuah cahaya.
Tanpa Aurora aku hanya Bintang redup, sangat redup.

Lalu Aurora membuka halaman selanjutnya. Aurora melebarkan mata begitu melihat foto dua orang yang tersenyum lebar dengan latar belakang taman rumah sakit, rumah sakit Cakrawala.

"Ini ... Kak Angkasa kan?" Gumam Aurora.

Ini Angkasa, Angkasa Brathama Samudra.
Dia tempatku berpijak.
Dia mau menampungku, Bintang dengan sedikit cahaya dari Aurora.

"Sedekat apa mereka berdua?" Gumam Aurora lagi.

Aurora membuka halaman selanjutnya, ia baru membaca tulisan 'Dear Diary' kemudian ia tutup buku itu, lalu menggeleng pelan.

Bukankah ini tidak sopan? Melihat-lihat tanpa meminta izin pada pemiliknya, apalagi buku ini merupakan diary Bintang, yang tandanya ... semua rahasia Bintang ada disini juga kan?

Aurora menaruh kembali buku itu ditempatnya, kemudian menutup lemari.

Aurora duduk di meja belajar milik Bintang. Alat tulisnya masih disusun rapih juga, pulpen, pensil, penggaris, penghapus, semua masih ditempat.

Kenapa Ibu tidak membuang ini semua?

Ada bingkai foto Bintang sendirian yang sedang duduk di batu besar, itu saat mereka berwisata ke tempat ~ Aurora lupa namanya.

Bintang itu benar-benar memiliki senyum tulus dan hati yang suci. Aurora tahu di sekolah Bintang disukai guru dan teman-temannya, Bintang memiliki banyak teman, hidupnya sempurna kan?

Walaupun Aurora cerdas, sejak kepergian Bintang teman Aurora hanyalah Retta, bahkan teman sekelasnya cenderung menghindari Aurora. Memangnya Aurora kenapa?

Aurora berdiri didepan meja rias berwarna hitam ini. Jika dilihat-lihat, wajah Aurora memang tidak ramah dan terlihat ... sombong? Aurora mentertawakan dirinya sendiri.

Ia tahu Bintang tidak sebaik yang dilihat orang-orang, tapi Bintang bisa menyembunyikan itu. Bintang bisa semuanya.

Aurora tidak bisa bergaul, Aurora juga tidak pandai menyembunyikan perasaannya. Jika ia marah, maka wajahnya akan terlihat marah. Jika ia sedih, wajahnya juga akan menyedihkan. Jika ia senang, ia lebih bersemangat dari biasanya. Aurora juga masih labil dan tidak bisa mengendalikan emosinya.

Berbeda dengan Bintang yang setiap didepan orang selalu bisa mengatur ekspresinya, ia bisa mengendalikan emosi. Hanya bersama Aurora, Bintang menunjukkan sosok aslinya.

Sosok yang sebenarnya sama rapuhnya seperti Aurora. Semua orang menganggap Bintang baik-baik saja, padahal tidak, Bintang sering menangis bersama Aurora, lalu menggumamkan kata "Kenapa?"

Aurora tidak tahu apanya yang kenapa? Dan siapa yang kenapa? Setiap Bintang menangis, Aurora hanya diam sambil menepuk-nepuk pundak Bintang sampai Bintang puas menangis.

Jadi ... haruskan Aurora menjadi seperti Bintang yang itu juga? Menutupi semuanya dengan wajah yang dihiasi senyum dan mulut yang selalu berkata 'Tidak apa-apa, aku baik-baik saja.'

🌼🌼🌼🌼🌼

Bersambung ...

🌼🌼🌼🌼🌼

Angkasa ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang